The Obsessed-[02]. 18+

98.8K 2.8K 194
                                    

Disclaimer!!!
Cerita ini lebih dewasa dari cerita saya sebelumnya, mohon kebijaksanaan dari para pembaca sekalian, terimakasih :)

*
*
*

Happy reading❤

"Dinda" bisik Xion sembari memeblai rambut Dinda.

Dinda menatap wajah Xion dengan tatapan ketakutan.

"Sekarang Dinda umurnya udah enam belas kan?"

"Iya Xion, umur Dinda udah enam belas"

"Dinda udah haid kan?"

Dinda mengangguk.

"Berarti Dinda udah bisa ngadung anak Xion dong?"

Dinda membulatkan matanya, ia tidak sepolos itu, yang tidak tahu apa-apa, dia mengerti apa yang di inginkan Xion.

"Xion"

"Iya Dinda?" ucap Xion.

"Xion Dinda mohon kali ini aja, Xion jangan hukum Dinda ya"

Xion tersenyum smirk.

"Tapi sekarang Dinda udah berani sama Xion, Dinda udah jadi anak pembangkang, dan Dinda tahu kan kalau Xion gak suka?"

"Iya, Dinda minta maaf, untuk kali ini aja ya"

Xion menggelengkan kepalanya, lalu mengecup bibir manis milik Dinda.

"Hukuman tetap hukuman Dinda"

"Dinda sekarang naik ke kasur!" titah Xion.

Dinda memeluk Xion.

"Xion Dinda mohon, jangan hukum Dinda. Dinda janji Dinda gak akan mikirin aneh-aneh lagi, Dinda mohon Xion"

Xion tersenyum, ini yang di harapkan Xion yaitu Dinda memohon kepada Xion.
Xion mengusap rambut Dinda.

"Hukumannya gak akan sakit sayang, justru nanti kamu bakalan suka. Sekarang Dinda naik ke kasur ya"

Dinda benar-benar ketakutan sekarang, hukuman Xion selalu membuatnya sakit, mana bisa ia suka dengan hukuman dari Xion.

"Dinda" ucap Xion dengan penuh tekanan.

Dinda berusaha meyakinkan Xion untuk tidak menghukumnya.

"Dinda udah berani ngelawan Xion lagi?"

Dinda menggeleng.
Dinda langsung tertidur di atas kasur sedangkan Xion kini mengambil tali yang berada di laci nakas samping tempat tidur mereka. Xion mengikat kedua tangan Dinda di kepala kasur.

"Xion" lirih Dinda.

Xion mendekat. "Ada apa sayang?"

"Xion jangan hukum Dinda ya" ucap Dinda dengan sedikit lebih pelan.

"Kenapa?"

"Dinda takut"

"Dinda jangan takut, Xion gak akan nyakitin Dinda kok"

Xion menyentuh wajah Dinda dengan lembut. Lalu mendekatkan wajahnya, Xion menjilati permukaan wajah Dinda, Dinda hanya bisa menutup wajahnya dan merapalkan doa semoga tidak terjadi sesuatu. Dinda bukan gadis polos yang tidak tahu apa-apa, ia mengerti apa yang di inginkan Xion. Namun bolehkan ia masih berharap Xion tidak melakukan hal yang di luar batas.

Xion kini mengecup bibir Dinda, lalu membuka mulut Dinda dengan memasukan lidahnya, Dinda sebenarnya enggan untuk membalas ciuman Xion. Namun mengingat Xion yang akan marah Dinda berusaha mengimbangi Xion. Ciuman mereka terhenti, Xion lalu menjilati leher Dinda. Dinda yang baru pertama kali merasakan itu, kini hanya bisa menutup matanya, berusaha menahan sesuatu yang ingin ia keluarkan.

"Aahhh Xion" desah Dinda.

Xion tersenyum, lalu mengulangi hal yang sama di tempat yang sama, bahkan Xion memberikan tanda kepemilikan di sana.

Ciuman Xion kini turun semakin kebawah, Xion merobek baju Dinda juga bra yang di kenakan Dinda. Xion mengecup lalu memberikan tanda kepemilikan disana. Xion meremas gunung kembar Dinda.

"Xionn"

Xion kini menjilati sekitar puting Dinda.

"Xionn akhhh"

Xion semakin bersemangat untuk melakukannya lagi.
Xion tersenyum puas saat Dinda dalam kendalinya.

"Xiiiiooonnhh" lirih Dinda.

"Dinda mau yang lebih dari ini atau stop?"

Dinda menggelengkan kepalanya.

"Xion tolong kasihani Dinda kali ini aja, Dinda mohon Xion"

"Apa yang bakal Xion dapetin kalau Xion nurutin apa kata Dinda?"

"Apapun. Tapi tolong jangan lakuin ini sebelum kita menikah"

"Apapun? Hmm menarik"

"Tapi kalau Xion pengen punya anak dari Dinda gimana?"

"Kamu boleh minta itu, tapi nanti saat kita sudah menikah, tolong Xion"

"Xion gak mau"

"Xion"

"Apa sayang?"

"Please"

"Nope"

Xion tersenyum lalu membuka celana panjang milik Dinda, ia mengusap area sensitif Dinda.

"Dinda udah basah, Xion suka"

Wajah Dinda kini memerah, bukan senang tapi Dinda malu sekarang.

"Wajah Dinda memerah, Dinda suka?"

Dinda menggelengkan kepalanya.
Xion menyibak celana dalam milik Dinda, lalu membelai setiap permukaan yang ia lihat, ia memasukan satu jari ke dalam vagina Dinda, mengocoknya dengan tempo yang pelan.

Dinda berusaha untuk tidak mengeluarkan desahannya, karena jika ia mendesah Xion akan semakin bersemangat untuk melakukannya.

Xion mempercepat gerakannya, membuat Dinda kehilangan kendali akan tubuhnya.

"Xiooonnhh stopphhh akhhh" pertahanan Dinda kini runtuh, dan hal itu membuat Xion senang.

Xion semakin bersemangat untuk bermain dengan Dinda, ia menikmati setiap moment ekspresi yang di tunjukkan Dinda.
Xion merasakan sesuatu akan keluar, ia tidak melepaskannya justru ia semakin gencar memainkan jarinya.

"Aaaaaakkkkkkhhhhh" desah panjang dari Dinda.

Xion tersenyum puas melihat itu.
Xion melepas ikatan tangan Dinda lalu mrngecup bibir Dinda yang kini sedang kelelahan.

"Hukumannya belum selesai sayang"

















Maaf banget kalau gak ngefeel sama sekali, karena hal ini di tulis bukan dengan orang profesional yang ahli di dalamnya wkwk.

Jangan lupa di vote, komen, dan share❤

Kalau kalian ada di posisi Dinda apa yang akan kalian lakukan?

Uneg-uneg buat Xion boleh komen disini, see ya❤

2021,
Daydip.

The Obsessed [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang