Chapter 8

3.2K 348 6
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Terimakasih telah memberikan kasih sayang yang melimpah, bahkan dengan begitu ikhlas merawat serta memberikan pelukan hangat."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Pernikahan Nana digelar di gedung ternama, karena suaminya yang beberapa menit tadi sudah sah adalah rekan kerja Arkanza. Aresha pun sama terkejutnya, tidak mengira kalau dunia bisa sesempit ini.

"Sayang, jangan capek-capek ah, sini duduk disebelah Mas," ujar Arkanza menarik lengan Aresha lembut.

Aresha mencekal tangan Arkanza, lantas berkata, "Bentar Mas, Resha mau bantu Bu Indra dulu," balasnya membuat Arkanza menghela nafas panjang, dan melepaskan tangannya.

"Janji jangan sampai kecapean," katanya membuat Aresha mengangguk, sebelum Aresha meninggalkan Arkanza, Aresha menyempatkan diri mengecup pipi sang suami, hingga senyum manis pun terbit di wajah Arkanza.

"Gemas banget Mas sama kamu," lirih Arkanza seraya netranya masih menatap punggung Aresha yang menghilang dibalik kerumunan orang.

°×•

Aresha tersenyum cerah menatap Bu Indra yang terlihat bahagia melihat putrinya menikah, ia pun membantu memasukkan beberapa hadiah sang pengantin ke ruangan. Sebenarnya, Bu Indra sudah meminta untuk Aresha tidak usah membantu dirinya, karena masih ada pekerja lainnya, akan tetapi, Aresha yang kebetulan menjadi tetangga Bu Indra merasa sungkan apabila tidak membantunya, akhirnya ikut membantu saja.

"Bu, ini ditaruh dimana?" tanya Aresha saat membawa paper bag yang lumayan berat, ia tidak tahu isinya sehingga bisa sedikit berat.

Bu Indra menoleh menatap Aresha, lantas langsung menghampiri wanita itu, "Eh Astaghfirullah, gak usah Neng geulis, biar dibawa sama karyawan disini, kamu nanti kecapean, Ibu juga nanti yang dimarahi Den ganteng."

Aresha tersenyum tipis, "Engga papa Bu, terakhir ini deh. Habis ini, Resha duduk sama Mas Arka."

Bu Indra mengusap lembut pucuk kepala Aresha, kemudian berkata, "Yasudah itu ditaruh diatas aja, habis itu kamu langsung istirahat, gak usah bantu-bantu disini, gakpapa kok Neng geulis, gak usah merasa sungkan."

"Iya Bu Indra," ujar Aresha menurut, ia pun melangkah menaiki tangga atas untuk meletakkan barangnya.

Setelah selesai, Aresha berhenti terlebih dahulu di undakan tangga, kepalanya tiba-tiba pusing.

Wa'alaikumsalam My Possessive Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang