Chapter 2

6.8K 572 7
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Tidak perlu membicarakan perihal kesedihan, sebab kebahagiaan yang akan didapatkan, sudahi saja, dan tidak perlu lagi membahasnya."

©©©

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©©©

Kehidupan Aresha, sangat bahagia, sungguh. Bersama dengan suaminya—Arkanza, dan juga kedua anaknya. Kalaupun, ia tidak bisa bertahan lagi, setidaknya Arkanza tidak akan kesepian, kalau tiba-tiba kematian akan datang.

Memang, selama beberapa tahun bersama Arkanza, ia selalu melakukan rutin medical check up setidaknya setiap 6 bulan sekali.

Tetapi, mengingat sakit yang ia derita sejak kecil, dan tidak ada obatnya, sehingga hanya bisa melakukan terapi rutin dengan Dokter.

Pelukan hangat yang melingkupi tubuh Aresha, membuat ia tersentak.

"Sayang? Kamu nangis?"

Pertanyaan dari Arkanza, membuat Aresha sontak menghapus air mata yang tidak ia sadari keluar begitu saja dari netranya.

Aresha tertawa kecil, "Ah tidak Mas! Resha ha—"

Arkanza membalikkan tubuh sang istri untuk menatapnya. Tangannya menangkup wajah mungil sang istri, dan menyorot lekat netranya.

"Jangan sembunyikan apapun pada Mas sayang, Mas tidak suka," ujar Arkanza dengan wajah datarnya.

Helaan nafas Aresha keluarkan, ia menunduk tidak berani menatap netra sang suami.

Arkanza merasa khawatir melihat sikap sang istri, lantas ia pun memeluk Aresha, membenamkan wajah sang istri didada bidangnya.

"Mas Arka," panggil Aresha pelan.

Arkanza berdehem, sembari menghirup aroma Aigner Pour Femme—aroma jeruk fresh yang selalu Arkanza suka saat berdekatan dengan Aresha.

"Kalau suatu saat, Resha yang pergi dul—"

Arkanza sontak melepas pelukan mereka, ia sungguh tidak suka mendengar Aresha mengatakan sesuatu yang membuatnya ingin menonjok dinding dibelakang sang istri.

"Tidak akan ada yang pergi sayang, kita akan hidup menua bersama," tutur Arkanza membuat Aresha tersenyum getir.

"Resha punya sakit hemofilia Mas—"

Wa'alaikumsalam My Possessive Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang