6

1.6K 242 6
                                    

Gatel pengen up, wkwk sepi? Terobos ae lahhh, btw kenapa ya aku gak bisa promosi diwall orang bahkan DM orang tulisannya sih terkirim. Tapi nyatanya gak terkiriim? Aku bingung tapi aku pasrah aja:(

Anw, aku mau bilang ini fiksi semua bisa terjadi melalui imaginasiku, maaf kalau ada narasi atau alur sangat menyinggung mungkin.

Sekali lagi ini fiksi.

_____________

"Hari ini Jeno temani Renjun?"

Jeno menggeleng hal itu membuat Renjun menatapnya bingung dan kecewa."Maaf, hari ini tiba tiba meeting
Jadi aku harus ada disana."

Renjun mengangguk, namun hatinya tidak, hatinya mengungkapkan kata kata bahwa dia kecewa,

"Hari ini aku mungkin pulang sedikit malam jadi jangan menunggu ya."

Jeno berkata dengan mendirikan tubuhnya. Mengecup singkat dahi Renjun membumbuhkan kasih sayang dari kecupan itu yang tidak Renjun rasakan."Sekali lagi aku minta maaf, jangan kemana mana langsung pulang ya, sampai jumpa nanti."

Kosong, pikiran Renjun kosong, begitu juga hatinya. Dia berfikir Jeno juga merasakan itu, diantara pikiran kosong itu Renjun langsung teringat perkataan orang orang bahwa hubungan akan ada rasa bosan, hambar dan akhirnya salah satu dari mereka akan mencari pelabuhan lain untuk melampiaskan rasa bosan itu."Jeno.. dan Sora..??"

Renjun menggelengkan kepalanya cepat,"Renjun yang jahat."Gumamnya telah menuduh yang tidak tidak.

"Tuan? Sudah siap?"

Suara lembut menyapa telinga Renjun. Dia mengangguk dan berdiri menuju asisten pribadinya yang sudah menemani Renjun selama 3 tahun ini.

Meninggalkan rumah besar yang selalu sepi, rumah besar begitu juga dengan kenangan kedua insan yang memilih bersama dengan sebuah ikatan pernikahan. Banyak hal yang sangat rumit namun Renjun tidak tau apa masalah itu.

                                 •••

"Kau sangat pintar, jadi jangan tahan kemarahan ya?luapkan kepada sesuatu tapi jangan sampai melukai orang dan dirimu sendiri paham?"

Renjun mengangguk.
"Tapi, saat dadaku merasa sesak tapi tidak merasakan emosi marah, aku harus bagaimana... rasanya sangat menyesakan didadaku."

Kim saeron sang dokter yang menangani pasien seperti Renjun itu mendekati sang pasien dan mengusap pundaknya."Menangis, jangan ditahan. Luapkan perasaan itu menggunakan air matamu."

Renjun mengercutkan bibirnya mengerti diringi anggukan.

"Apa yang Jeno lakukan hingga kau merasakan perasaan itu?"Tanya Saeron.

Pasalnya dia sudah lama sekali tidak melihat Jeno menemani Renjun terapi.
Dia menjadi khawatir pada pemuda mungil didepannya.

"Tidak ada, hanya dia sedikit sibuk akhir akhir ini."

Saeron mengangguk dia mendirikan lagi tubuhnya, dia menatap asisten pribadi Renjun. "Tolong bawa dia berjalan jalan untuk membuang pikiran buruk dan overthingkingnya, meskipun itu sebentar. Tapi aku ingin bebannya sedikit ringan."

Asisten pribadi Renjun mengangguk, dia  memakaikan kembali mantel dingin Renjun."Tuan, kita berbelanja sebentar ya?sekalian jalan jalan."

Alis Renjun menukik bingung.
"Kemana?"

"Ke-mall,"

Our Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang