Renjun hanya terdiam mendengar rentetan kata yang ia dengar, seolah batinnya sudah remuk kembali semakin dileburkan oleh kebohongan lucu yang mempermainkan perasaanya. Tangannya teremat kuat saat nenek Lee dengan bangganya mengatakan hal yang membuat Renjun ingin berteriak frustasi, sangat Renjun sangat ingin. Namun melihat Jeno hanya terdiam, dia ikut merenung.. merenungi hampir 3 tahun mereka menjalin kasih dengan laki laki yang ia cintai itu.
"Sora akan tinggal disini, agar bayinya selalu terjaga oleh Jeno."
"Nek, apa apaan ini? Ini sama sekali bukan- ah! aku.."Celetuk Jeno dengan ragu, seperti banyak rahasia yang ditutupi ia rapat rapat.
Rasanya Renjun ingin berteriak meluapkan emosi, dan mengatakan dengan kuat bahwa ia sudah tau semuanya. Namun, hari ini.. sang nenek yang belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya dirumah ini. Kini dengan wajah pongahnya datang dengan tanpa memikirkan perasaan Renjun melakukan kebohongan lain.
Renjun terkekeh,
"Kalian lucu,"Dia berdiri sontak membuat ketiga insan disana menatapnya."Aku... Memang tidak bisa hamil, semurah itukah kalian huh? Sora hamil anak Jeno, yang masih jelas-jelas berstatus menjadi suamiku... Dengan santainya kalian datang, dan mengatakan Jeno harus bertanggung jawab. Tanpa persetujuaanku? Begitu tak ada harganyakah aku Dimata kalian?"Nenek Lee ikut berdiri, dia tertawa sinis kearah Renjun yang kini menatapnya.
"Ayolah, kau masih merasa berguna disini?kau bahkan hanya untuk mengisi rumah ini dengan suara bayi tidak bisa. Dengan penuh percaya diri kau ingin apa tadi kau bilang harga ? Ya kau memang rendah, selalu rendah dimataku idiot!!"
Renjun mengulum bibirnya, benar.
Dia hanya berdiam seperti patung dikehidupannya.. dan Jeno. Apa karena ini Jeno berpaling?dia melirik Jeno yang hanya terdiam, bukankah Jenonya
Selalu membantah semua ucapan jahat yang ditujukan padanya?kenapa kini hanya terdiam? Sora hanya terduduk dengan tangan bertaut, tatapannya tak berani menatap siapapun dia hanya tertunduk dalam.Renjun meremas dadanya yang terguncang kuat,
"Ya.. terserah kalian, entah tanggung jawab atau apapun itu. Isilah rumah ini dengan apapun itu! Anggap aku tidak ada! Anggap aku bukan manusia yang punya perasaan!"Teriakan Renjun seakan menjadi akhir dari berbincangan yang menjijikan itu.
Kakinya berlari langsung kearah kamar
dengan sakit yang bertalu talu menjalar disetiap rongga dadanya. Air mata tak serta merta menemani. Ingin rasanya menahan air mata menjijikan ini, dia merasa menjijikan saat matanya terus mengeluarkan kesedihannya.Saat terlalu fokus, Renjun tidak sadar Jeno yang mengejarnya sampai kamar.
Renjun menepis tangan Jeno hal itu
membuat Jeno mengumpat. Dia tidak bisa jika Renjun meninggalkannya begitu saja. Dia terus berusaha menghentikan Renjun."A-aku minta maaf Renjun,"
Dengan kuat Renjun menepis tangan Jeno yang terus menahannya, dia menatap Jeno yang terdiam dengan nafas terengah, Jeno menatap mata lelah itu. Mata yang selalu membuatnya terjatuh kedalam cinta, manik penuh bintang yang kini meredup karena ulahnya. Renjun, Huang Renjun yang kini menjadi Lee Renjun. Satu satunya laki laki manis yang membuat Jeno mampu merasakan indahnya cinta.. kini terluka dengan berderai air mata menatap dirinya,
"Jeno, untuk apa kau menahan ku huh?"
Lirihnya menahan isakan."Aku mencintaimu.."
"Kau pikir aku masih mempercayaimu? Kalaupun aku mengucapkan itu seribu kali pun, itu hanya sebuah kata yang tidak masuk kedalam hati bahkan pikiranku Sekarang. Itu hanya kata menjijikan yang aku dengar."
Renjun terduduk lemas dengan meremas tangannya sendiri. Jeno memeluk pinggang Renjun dan menenggelamkan wajahnya diperut pria yang membuatnya jatuh hati itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [✓]
Short StoryIni squel dari cerita punya @desary07 yang berjudul'Time hass pased' ________________________ Yang Renjun tau, dia sudah menikah dengan Jeno tiga tahun silam, tapi apa jadinya jika rahasia yang Jeno tutup rapat-rapat selama 2 tahun terkuak oleh berb...