⚠ bonus

3.9K 165 32
                                    

"Kapan kita nikahnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan kita nikahnya?"

Devian bertanya sembari menggaruk lengannya, masih separuh sadar dari kantuknya usai baru terbangun. Merasa aneh karena melihat ada Rishaki sedang memasak di dapur.

Bukankah dia terlihat sangat manis seperti lelaki yang sudah cocok sebagai suami?

Namun, Devian tidak ingat kapan tepatnya mereka sudah menikah. Padahal, rasanya baru kemarin dia mengajaknya pacaran dengan cara paling tolol dan menjijikkan.

Kesadarannya baru muncul ketika ibunya datang memukul jidatnya dengan begitu keras sembari berdecak sebal.

"Bangun tidur tuh cuci muka, sikat gigi, biar kamu sadar dan gak ngelindur. Nikah apanya? Kamu kuliah aja belum selesai."

"Habisnya Riki ada di dapur lagi masak sarapan buat aku."

"Sarapan gimana?" sang ibu tampak jengkel, "ini sudah jam dua belas, anak badung. Udah waktunya makan siang. Kamu molor gak tahu diri, padahal Riki udah di sini dari jam sembilan. Katanya kamu ngajak jalan, tapi dihubungi gak bisa."

"Semalem begadang revisi proposal, sorry." Devian terkekeh malu.

Rishaki mengangguk sabar, "iya, kak. Tadi khawatir aja kalau kak Dean kenapa-kenapa, soalnya ditelpon gak nyambung. Syukurlah kalau cuma ketiduran."

"Udah sana kamu mandi, terus makan."

"Iya, bu menteri keuanganku." Devian meraih wajah ibunya dan mencium pipinya dengan begitu semangat meski sang ibu menjerit jengkel dan memukul pantat Devian selagi mengusap pipinya yang basah dengan jijik.

Ibu mendesis, "masih bau jigong jangan cium-cium! Sana gosok gigi dulu, dasar gak tahu malu!"

Devian terkekeh melihat ibunya jengkel bukan main. Sepertinya, justru Devian juga bisa dikatakan orang aneh karena melihat orang kesal membuatnya tergelitik dan puas. Apalagi jika melihat orang-orang itu mendengus keras dan membuat tatapan garang, rasanya Devian berdebar kencang.

Terlebih, dia juga perhatikan kalau Rishaki memandang interaksinya bersama ibunya dengan mimik polos yang sangat lucu dan manis. Devian terkekeh dan berkata dengan santai seraya memberikan kedipan genit.

"Kalau cium buat kamu harus spesial, jadi tunggu gue gosok gigi dulu, ya, Riki? Sabar, masih ada banyak waktu."

"Kak Dean!"

Lucu sekali marahnya. Devian tertawa dan pergi ke kamar mandi.

"Adios!"

★☆★

Karena sudah terlalu sore, Rishaki jadi malas untuk keluar berkunjung ke Sea World, jadi mereka hanya main game online saja di kamar sambil ngemil dan ngobrol banyak hal.

Rupanya, meskipun sudah berpacaran, tidak ada banyak hal yang berubah kecuali Devian yang bisa jauh lebih manja pada Rishaki.

Ucapan gombalnya tetap ada, matanya terus mengerling genit tiap beradu tatap, dan tangannya masih suka saling bergandengan.

PHOTOGRAPH ; hoonki✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang