Rishaki awalnya sangat tidak menyukai kakak tingkatnya yang menyebalkan, namun dia malah temukan kakak tingkat yang menyebalkan itu jadi menarik dan sanggup buatnya merasa tergelitik serta terpikat dengan cara yang sinting.
⚠bxb, yaoi, fluff, mature...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kak Dean!"
Hanya ada satu orang yang berani memanggil dia begitu. Rasanya masih sedikit geli, karena itu adalah bagaimana dia memanggil dirinya sendiri saat baru belajar bicara. Kata para orang tua, itu terdengar lucu. Lalu sekarang, panggilan itu juga terdengar lucu saat keluar dari mulut Rishaki. Devian tidak bisa menahan senyumnya, terlebih melihat lelaki itu berlari kecil menghampirinya.
Padahal masih terekam jelas bagaimana Rishaki tampak begitu polos sekaligus menggoda ketika dia bilang suka berciuman dengan Devian. Tapi sekarang, dia malah berlagak malu-malu dan mengelak.
Devian tidak mengerti isi kepalanya, tapi tak ada yang bisa dia lakukan selain mengusak rambutnya karena gemas bukan main.
Kali ini, Devian mengajaknya pergi ke kebun binatang. Dia hanya berkata asal, sebab tidak tahu harus jalan kemana. Rupanya, Rishaki malah senang bukan main. Rishaki juga bilang kalau dia ingin sekali pergi ke kebun binatang, sejak terakhir kali dia berkunjung saat usia lima tahun.
Rishaki tidak punya banyak pengalaman pergi ke banyak tempat karena selalu dilarang orangtuanya, jadi dia sangat bersemangat untuk pergi kemana pun bersama Devian.
Devian tidak bisa tidak tertawa melihat tingkahnya, "apa lo mau jadi fotografer National Geographic sekalian, Riki? Seseneng itu mau ketemu monyet."
"Biasanya cuma lihat di tv, kak."
"Serius, emang lo Rapunzel atau apa?"
"Dulu aku sering sakit-sakitan, jadi sama mama gak boleh keluar."
"Justru karena lo gak main keluar, imun lo gak kebentuk."
Devian menggeleng tidak mengerti pola pikir orang berduit. Merampas kesenangan masa kecil sampai bisa ciptakan lelaki yang keterlaluan polos dan naif seperti Rishaki.
"Semua anak kecil yang pernah main hujan-hujanan, pasti imunnya udah kuat banget. Terbukti."
Mata Rishaki berbinar mendengarnya, "pengen coba juga."
"Kalo sekarang jangan. Lo dicium aja demam sampe empat puluh derajat, kan?"
"Itu... Soalnya kaget, kak!"
"Lo juga bakalan kaget kalau hujan-hujanan."
Devian mendengus geli. Dia memang sering temukan orang lucu, tapi yang menggemaskan dan naif hingga berani masuk ke dalam akal sehatnya hanya Rishaki.
"Gimana kalo gue cium pas hujan, coba?"
Pikir Devian, Rishaki diam karena merasa malu dan kesal. Tapi di sisinya, Rishaki malah menyentuh bibirnya sambil termenung. Tampak sangat konyol, sampai Devian sudah capek untuk menertawakannya. Terlebih, ketika Rishaki menatapnya balik dan menjawab dengan kurang ajar.