Lagi, pikiran Devian dipenuhi oleh Rishaki. Lelaki itu sungguh membuat kepalanya penat dan pusing semalaman. Devian sangat suka tidur, bahkan ketika ia merasa sangat sedih atau stres pada hal apa pun. Namun, tangisan perih Rishaki, juga ciuman singkat yang mereka lakukan malam itu membekas begitu lekat dalam ingatannya hingga Devian kesulitan untuk terpejam tanpa merasa terbebani.
Dia melihat kembali galeri kameranya yang sempat dihiasi oleh foto-foto Rishaki malam itu. Sesekali senyumnya merekah, kemudian bisa menjadi sendu dalam waktu yang singkat.
Wajah Rishaki sangat cantik, seksi, dan menggemaskan, bahkan Devian tak pernah sangka ada manusia dengan campuran keindahan seperti dia. Meski Rishaki tidak sepenuhnya berpose binal, dan begitu malu-malu untuk jadi seorang model, daya pikatnya tak berkurang sedikit pun.
Namun, Devian juga lebih dari paham kalau insiden itu akan memperburuk hubungan keduanya yang sudah sempat mencair.
Apa kali ini dia salah langkah lagi? Apakah kali ini dia buat Rishaki lebih sakit hati? Dia bahkan tidak melihat Rishaki di ukm atau sekedar lewat di kampus.
Sungguh, eksistensi Rishaki saja sudah membuatnya bingung untuk paham. Lantas kali ini, dia dibuat repot memikirkannya terus.
Kini Devian hanya bisa menghela napas sembari mengingat betapa memukaunya penampilan Rishaki di atas ranjangnya malam itu, tanpa sempat melihat senyumnya yang tak kalah cantik.
Jauh dalam lubuk hatinya, Devian sedikit menyesal. Mungkin tindakannya terlalu berlebihan untuk lelaki rapuh seperti Rishaki? Dia juga masih ingat bagaimana tubuh itu gemetaran seperti bisa pipis di atas kasurnya karena merasa luar biasa takut dan terintimidasi.
Tapi dia tampak sangat menggemaskan di mata Devian.
"Eh, ada kak Rajendra."
"Oi, Hana."
Devian melambaikan tangan menyambut Hana masuk ke dalam studio menenteng kardus kosong. Devian hembuskan rokoknya cukup kencang sampai Hana refleks terbatuk, tapi dia hanya tertawa kecil.
"Disuruh aneh-aneh sama Reyhan, tuh, jangan pernah mau, Han. Dia sengaja nyuruh lo ngerjain semua."
Hana tertawa, "gapapa, kak. Lumayan olahraga."
"Terus kenapa sendirian? Anak-anak cowok gak ada?"
"Harusnya sama Rishaki, tapi dia lagi sakit."
Saat itu, Devian langsung terdiam kaku dan bangkit untuk duduk tegak. Matanya beralih untuk menatap Hana lebih jelas dan tegas.
"Sakit?"
"Iya, dari kemarin." Hana menjawab sembari masukkan berkas-berkas dan barang yang sudah tidak diperlukan ke dalam kardus.
Reyhan menyuruh anggota yang dapat jadwal piket untuk membawa sampah-sampah keluar dan menjualnya ke tukang loak untuk jadi pemasukan ke kas studio.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHOTOGRAPH ; hoonki✔
Short StoryRishaki awalnya sangat tidak menyukai kakak tingkatnya yang menyebalkan, namun dia malah temukan kakak tingkat yang menyebalkan itu jadi menarik dan sanggup buatnya merasa tergelitik serta terpikat dengan cara yang sinting. ⚠bxb, yaoi, fluff, mature...