(3) CM

33 21 4
                                    

Selamat membaca







"Ayo ke kantin." ucap Dian

"Gw ga ikut, males." ucap Elen

"Yaudah kita berdua kekantin dulu." ucap Dian

"Iya."

Saat ini Elen sedang menahan sakit diperutnya, karena ini adalah hari pertama dia datang bulan. Kaum hawa pasti tau sesakit apa rasanya.

Zio yang melihat Elen merintih kecil berusaha tetap cuek tetapi dia tidak tega melihatnya menahan sakit seperti itu. Zio memutuskan untuk bertanya.

"Lo ga papa?" Tanya Zio

"Ga papa." lirih Elen

"Lo kesakitan gitu."

"Ke uks aja." ucap Zio

"Gw ga papa, beneran." ucap Elen, dia terus memegangi area perutnya yang terasa sakit.

Sekarang Zio tau salah satu sifat Elen, yaitu keras kepala. Zio memilih untuk menggendong Elen ala bridal style dari pada harus berdebat dengan Elen.

"Eh eh turunin, ngapain sih gendong gw, gw bisa jalan sendiri!" Elen kaget karena tiba-tiba dia digendong.

"Bawel!" ucap Zio.

Saat keluar dari kelas, banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka serta bisik bisik dari mulut mereka. Mungkin pada iri ye

"Turunin gw dong, malu diliatin orang." ucap Elen, dia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, bagaimana tidak malu coba dilihatin seluruh murid yang ada di koridor sekolah.

"Zio turunin gw!" ucap Elen. Zio hanya diam saja dan berjalan santai ke arah uks, Zio sudah tahu letak ruang uks karena saat dia tadi sedang mencari ruang guru, tidak sengaja melihat ruang uks.

Farel melihat kejadian itu dari arah berlawanan, dia tadinya ingin ke kelas Elen tetapi dia urungkan karena melihat Elen digendong oleh seorang laki-laki asing baginya.

"Elen!" pekik Farel

Elen yang merasa dipanggil membuka telapak tangannya dan melihat ke sumber suara, ternyata itu pacarnya, ah dia lupa untuk memutuskan hubungan mereka.

"Berhenti sebentar." ucap Elen, menyuruh Zio untuk berhenti karena ada yang ingin dia omongin dengan farel. Zio hanya menurut saja.

"Kamu kenapa El?" Tanya Farel dengan nada khawatir nya, dibuat buat maybe

"Gw ga papa, oh ya mulai sekarang kita udah ga ada hubungan apa-apa lagi, kita putus!" ucap Elen dengan santai.

Banyak murid-murid yang melihat ke arah mereka, mungkin penasaran dengan apa yang sedang terjadi, setau mereka Farel dan Elen memang berpacaran tetapi jarang sekali melihat mereka bersama.

"Kamu kenapa sih? Aku ga mau putus!" bantah Farel

"Gw ga peduli, urusin aja tuh cewek lo!" ucap Elen seraya melirik ke arah cewek yang berada tak jauh darinya.

Merasa sudah tidak ada urusan lagi, Zio kembali menggendong Elen, dia terlalu malas untuk melihat kejadian seperti ini.

Sesampainya mereka di uks, Zio menurunkan Elen disalah satu tempat tidur atau brankar.

"Makasih." ucap Elen. Zio hanya membalas dengan deheman.

Rasanya canggung sekali, karena hanya ada mereka berdua disitu, petugas uks pun tidak ada.

"Sakit banget?" Tanya Zio. Dia tau Elen sedang datang bulan, karena dia juga pernah melihat kakaknya seperti itu.

"Ga papa kok." ucap Elen, dia berusaha untuk tersenyum walaupun sedang menahan rasa sakit.

Sedari tadi Zio menatap sekeliling, mencari kompresan untuk Elen tetapi tidak ada. Zio berinisiatif untuk menyentuh perut Elen dan mengusapnya atau sedikit dipijat agar sakitnya sedikit mereda.

"Eh..." Elen kaget karena perlakuan Zio.

"Diem." ucap Zio

Tangan Zio yang hangat sedikit meredakan rasa nyeri nya. Elen merasa jantungnya berdebar-debar. Elen mengalihkan pandangannya agar tidak melihat ke arah Zio. Mungkin sekarang pipinya bersemu merah.

Elen merasa malu karena sedari tadi Zio selalu memandang ke arahnya.

Zio yang melihat pipi Elen memerah, tersenyum tipis, wajah Elen sangat menggemaskan pikirnya.

Tidak lama kedua sahabat Elen datang dan melihat kejadian itu, dimana Zio sedang memegang perut Elen.

"Astagfirullah, mata gw!" ucap Dian

"OMG! Elen, perut lo udah ga perawan." pekik Jesica

Buru buru Zio melepaskan tangannya dari perut Elen. Kenapa ia merasa malu telah terciduk oleh teman teman Elen, sampai telinganya memerah, mungkinkah ia salting.

Elen pun juga merasa malu telah dipergoki sahabatnya, bisa bisa dia jadi bahan ledekan.

Zio yang sedang malu, langsung pergi tanpa bicara sepatah kata pun. Cuek cuek malu ye hh

"Udah dapet yang baru nih El?" ucap Jesica sambil menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih, orang baru kenal juga!" elak Elen

"Cie ekhem ekhem." ucap Dian sambil tersenyum menggoda Elen

"Udah ah gw mau ke kelas." ucap Elen

"Hahaha malu tuh."

"Yaudah ayo kita bantuin, perut lo masih sakit ga?" ucap Dian

"Udah mendingan kok, gw bisa jalan sendiri." ucap Elen, ya memang nyeri perutnya sudah mendingan, mungkin efek dari hangatnya tangan Zio.

"Cepet amat, pasti karena di usap sama Zio ya, haha." ledek Jesica

"Bodo ah." kesal Elen

Secepat itukah dia melupakan cinta pertamanya? Mungkin karena sudah benci telah dikhianati.







Jangan lupa tinggalin jejaknya
:)

COLD MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang