Selamat membaca
•
•
•
•
•Hari ini Zio telat bangun pagi, dan akhirnya dia hampir telat untuk berangkat sekolah.
"Mama, Zio berangkat dulu, udah mau telat nih." Teriak Zio dari luar rumah.
"Sarapan dulu Zio!" Teriak Fina dari dalam
"Ih tuh anak kalo dibandingin bandel banget deh." gerutu Fina
Untung saja gerbang belum ditutup, jadi Zio tidak perlu dihukum karena telat.
Zio pun memarkirkan motornya di tempat kendaraan sepeda motor.
Banyak yang memperhatikan Zio, bagaimana tidak? Zio sangat tampan jika tidak dipandang sangat disayangkan.
"Woi Zio!" Seru Dimas yang baru saja datang ke parkiran. Zio hanya meliriknya sekilas.
"Buset dah, bales napa woi!" kesal Dimas
"Apa?" Balas Zio
"Ga papa sih, cuma manggil doang." ucap Dimas dengan santai. Mungkin sekarang mereka berdua adalah teman.
Mereka berjalan beriringan menuju ke kelas. Ditengah perjalanan ada seorang perempuan yang berdiri didepan mereka. Sepertinya perempuan itu adalah adik kelas 11.
"Hai kak Zio." Sapa perempuan itu
"Em, aku Lina dari kelas 11 IPA 4." Benar saja ternyata dia adalah adik kelas.
Zio hanya diam saja, dan menatap tajam kearah Lina. Lina yang ditatap seperti itu menjadi gugup.
"Aku s-suka sama kakak." ucap Lina dengan cepat seraya menyodorkan sebuah coklat kearah Zio.
"Gw ga suka lo!" Hanya itu yang Zio katakan lalu pergi tanpa bicara apapun. Dimas yang ditinggal langsung menyusul Zio.
Semua orang bersorak-sorai mengatai Lina. Lina merasa dia telah dipermalukan oleh kakak kelasnya itu. Lina hanya bisa menunduk menahan air matanya yang ingin jatuh, dan segera pergi dari kerumunan orang orang disekelilingnya.
°°°
Jam istirahat telah tiba, dan sekarang Elen dkk sedang berada di kantin untuk menuntaskan rasa lapar mereka.
"Pesen gih kaya biasa." ucap Elen. Sekarang gilirannya Dian untuk memesan.
"Oke bentar, gw pesen dulu." ucap Dian
Sambil menunggu pesanan mereka datang, Elen dan Jesica mengobrol dari yang penting sampai yang ke tidak penting. Tak lama pesanan mereka datang.
"Nih makanannya, gw pesen es teh soalnya es jeruk nya abis." ucap Dian
"Iya gapapa, thanks." ucap Elen
"Makasih cahabatku." ucap Jesica dengan suara yang diimut imutkan, menurut Dian itu sangat menjijikan. Jesica tidak pantas seperti itu, bikin orang ingin muntah saja rasanya, pikir Dian.
"Ewh, jijik." ucap Dian. Jesica hanya menanggapi nya dengan kekehan, Jesica tau jika Dian tidak menyukai ia seperti ini.
Jesica juga merasa jika seperti itu dia merasa sangat alay.
"Yaampun El sambelnya banyak amat, lo kuat El?" ucap Jesica yang tidak sengaja melihat mangkuk yang berisi bakso milik El.
"Tenang aja, gw udah biasa." ucap Elen
"Iya juga sih." ucap Jesica. Kenapa ia bisa lupa jika Elen sangat suka pedas, padahal ia masih muda kenapa sudah pikun.
Saat sedang asik makan, mantan Elen datang dan langsung duduk didepan Elen disamping Jesica, siapa lagi kalo bukan Farel. Elen hanya memiliki satu mantan.
Elen tidak memperdulikan keberadaan Farel, dia hanya asik makan. Menurutnya bakso lebih enak dipandang dari pada Farel sang mantan.
Elen sebenarnya biasa aja jika ada Farel, cuma dia teringat jika Farel telah mengkhianatinya. Elen tidak dendam, hanya saja dia malas melihat wajah Farel.
Sedari tadi Farel tidak berhenti bicara, membuat Jesica jengah dengan sikapnya.
"Lo bisa diem ga sih? Kuping gw panas denger lu ngomong!" Kesal Jesica kepada Farel. Farel tidak memperdulikan ucapan Jesica
"El, aku ga mau putus, aku masih sayang sama kamu." ucap Farel
Cih bulshit
"Gw ga peduli, urusin aja cewek lo!" ucap Elen dengan tegas seraya menunjuk seorang perempuan yang berada di meja depannya.
"Aku sayangnya sama kamu, bukan sama dia, El." ucap Farel. Perempuan itu mendengar ucapan Farel, dan langsung menuju kearah tempat duduk Elen.
Elen yang melihat cewek itu datang langsun berdiri. Cewek itu sudah berada didepan Elen dan..
Plak
Itu adalah suara tamparan, entah siapa yang kena tamparan itu.
•
•
•
•
•Jangan lupa tinggalin jejaknya
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD MINE
Random[follow dulu sebelum baca] °°° Vielen Safira atau Elen, orang yang hanya tinggal berdua dengan ibunya karena ayahnya telah tiada saat dia masih menduduki bangku SMP kelas 9. Kenzio Aldino atau Zio, mempunyai keluarga yang harmonis tetapi ia memiliki...