Selamat membaca
•
•
•
•
•Hari pun berganti hari, Minggu berganti Minggu, dan bulan berganti bulan.
Pagi ini, Zio berniat mengajak Elen untuk berangkat sekolah bersama, tetapi Zio sangat gengsian orangnya. Zio takut Elen tidak mau berangkat bareng dengannya, mau taruh dimana harga diri Zio nanti jika ditolak, seumur hidupnya dia yang selalu menolak cewek cewek yang ingin dekat dengannya.
Karena gengsi nya, akhirnya Zio tidak jadi mengajak Elen untuk berangkat bersamanya.
Zio tidak tahu cara mendekati perempuan, ini baru pertama kali baginya, huh.
°°°
Kelas 12 IPA 3 sangat gaduh saat ini, karena tidak ada guru yang masuk, tidak tahu guru itu terlambat datang atau memang tidak masuk untuk mengajar.
"Woy! Jangan pada berisik nanti ketauan guru." Teriak Rian sang ketua kelas
Mereka tetap saja gaduh, seolah-olah tidak mendengarkan apa yang Rian katakan.
Rian yang mendengar suara langkah kaki, buru-buru melihat keluar kelas dari jendela.
"ADA GURU WOI, DIEM!!" teriak Rian
Mereka seakan percaya dengan ucapan Rian, langsung duduk ditempatnya masing-masing, dan benar saja setelah itu ada guru yang masuk.
"Selamat siang anak-anak, maaf bapak terlambat masuk kelas." ucap pak Hito
"Siang pak..."
"Ga papa pak."
"Oke sekarang kita lanjut ke bab 3, tentang......"
"Karena ini tugasnya lumayan susah, jadi bapak akan bikin kelompok." ucap Pak Hito
"Pak, kelompoknya milih sendiri atau bapak yang pilih?" Tanya salah satu siswa
"Bapak yang akan tentukan kelompoknya." ucap Pak Hito
"Kelompok satu, Sisil, Dito, Amel, Dian, Farhan, dan Bayu."
"Kelompok dua, Cika, Jesica, Elen, Zio, Dimas, dan Justin."
"Kelompok tiga......."
"Ada yang tidak kebagian kelompok?" Tanya pak Hito
"Tidak ada pak"
"Kalau begitu, tugasnya dikumpulkan minggu depan, bapak permisi dulu."
"Iyaaa pak."
"Yah gw ga sekelompok sama lo lo pada." ucap Dian, dia kesal kenapa hanya dirinya yang beda kelompok dengan sahabat nya.
"Kasian deh lo." Ledek Jesica
Dian hanya melirik sinis kepada Jesica.
°°°
Pulang sekolah, kelompok Elen akan mengerjakan tugas dirumah Elen.
Sesampainya dirumah Elen, mereka bukannya mengerjakan tugas, malah bermain.
"Woi kerjain tugasnya." ucap Jesica yang sedari tadi bermain game.
"Yeehh lo juga dari tadi kaga ngerjain tugas." ucap Justin
"Masyaallah, kalian kok rajin sekali." ucap Dimas, yang melihat Elen, Zio dan Cika sedang mengerjakan tugas.
"Gw ga bakalan tulis nama kalian, karena kalian ga ikut ngerjain tugasnya." ucap Cika. Cika terbilang anak yang tidak terlalu peduli kepada sekitar.
"Eh eh jangan gitu dong, masa lo gitu sih sama temen." ucap Dimas
"Emang kita temen?" ucap Cika seraya menaikan salah satu alisnya.
"Jahat banget sumpah." ucap Dimas
"Nih gantian ngetik, tangan gw pegel." ucap Elen
"Sini sini gw aja, tapi nama gw tulis ya." ucap Dimas
"Iya."
"Gw ngapain dong?" Tanya Justin dan Jesica.
"Cari yang penting dibuku, terus lu tandain."
"Lo juga cari." ucap Elen
Drrtt Drrtt
"Telpon siapa tuh?" ucap Dimas
"Gw." ucap Zio
"Sekalinya ngomong cuma satu kata doang anjir." ucap Justin
"Maklumin aja udah." ucap Jesica
Zio melihat layar handphonenya, ternyata mama nya yang menelpon.
"Hallo ma" ucap Zio
"Kamu dimana Zio, udah sore kenapa belum pulang?" Tanya Fina dari sebrang telpon
"Zio dirumah Elen." ucap nya seraya melirik ke arah Elen. Mata mereka pun tidak sengaja bertemu
Elen dibuat salting oleh tatapan Zio, dan pipinya langsung memerah.
"El, kok pipi lo merah?" ucap Dimas
"Hah? Ga kok." ucap Elen sambil menutupi pipinya, ia malu.
"Ekhem." Deheman Jesica membuat Elen mengalihkan pandangannya. Dia melihat Jesica dengan senyuman yang sepertinya sedang menggoda dirinya.
Kenapa ia harus salting sih, kan jadi malu.
"Ohh, kamu lagi ngapel." ucap Fina disebrang telpon, disana Fina sedang tersenyum senyum sendiri.
"Ga, Zio lagi kerja kelompok." jelas Zio, dia sangat malas meladeni mama nya yang suka sekali menggodanya.
"Yaudah, titip salam buat Elen ya, mama tutup telponnya." ucap Fina
"Iya."
Tut
Zio melihat ke arah Elen yang sedang fokus kepada handphone nya, Elen yang merasa sedang diperhatikan, mengalihkan pandangannya kesamping kanan, kedua pasang mata mereka bertemu.
"Mama titip salam." ucap Zio dengan wajah datarnya
"Hah? Iya, waalaikumsalam." Salting mungkin karena ditatap seperti itu oleh Zio.
Zio yang melihat Elen sedang salting tidak bisa menahan senyumnya dari tadi, wajah Elen sangat lah menggemaskan pikirnya.
Elen yang melihat senyum Zio, terpana dengan kemanisan senyum Zio, baru kali ini dia melihat senyum Zio.
Jantung Elen rasanya berdebar debar jika terus memandangi wajah Zio.
Mungkinkah dia jatuh cinta lagi secepat ini? rasanya hampir sebulan dia baru putus dengan mantannya.
•
•
•
•
•Jangan lupa tinggalin jejaknya
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD MINE
Random[follow dulu sebelum baca] °°° Vielen Safira atau Elen, orang yang hanya tinggal berdua dengan ibunya karena ayahnya telah tiada saat dia masih menduduki bangku SMP kelas 9. Kenzio Aldino atau Zio, mempunyai keluarga yang harmonis tetapi ia memiliki...