Selamat membaca
•
•
•
•
•"Bunda, Elen berangkat sekolah dulu ya." ucap Elen
"Iya hati-hati dijalan." ucap Lia
"Oh iya bun, nanti abis pulang sekolah Elen mampir ke cafe bunda ya, Elen bosen kalo dirumah terus." ucap Elen
"Iya nanti dateng aja." ucap Lia
"Kalo gitu Elen berangkat dulu, bye bunda." ucap Elen
Saat ini Elen sedang berdiri didepan gerbang rumahnya. Dia sedang memesan ojek online tetapi sedari tadi terus ditolak. Sekarang sudah pukul 06.42, bagaimana jika dirinya telat masuk sekolah, dia tidak mau berdiri dilapangan yang sangat terik mataharinya.
Zio yang belum berangkat sekolah, tidak sengaja melihat Elen berdiri didepan gerbangnya, Zio berpikir apakah dia ingin telat datang masuk ke sekolah tapi tidak mungkin. Tiba-tiba saja Zio kepikiran untuk menawarkan tumpangan ke Elen, ini juga keberuntungan baginya jika Elen mau berangkat sekolah bareng dengannya. Zio pun melajukan motor sport nya ke arah Elen dan berhenti persis didepan Elen.
"Ngapain?" Tanya Zio Kepada Elen
"Hah?" Elen tidak mengerti apa yang dimaksud dengan Zio.
"Lagi ngapain?" ulang Zio
"Ohh, ini lagi nunggu ojek tapi dicancel terus." ucap Elen, Zio hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Em, mau bareng ga?" Tanya Zio, sebenarnya dia sangat gugup tetapi dia berusaha untuk menutupinya dengan wajah datarnya.
"Ga usah deh, gw nunggu ojek aja." Tolak Elen
Zio kesal dengan penolakan Elen, rasanya dia tidak suka jika Elen menolaknya, tetapi Zio berusaha untuk bersabar.
"Lo mau telat?" ucap Zio
"Emang ini jam berapa?" Tanya Elen
"Liat aja dihp lo!" ucap Zio. Elen pun melihat kelayar hp nya. Ternyata sekarang sudah pukul 06.50, membutuhkan waktu 10 menit dari rumahnya untuk kesekolah.
"WHAT! Udah jam segini, astagfirullah!" Elen panik sendiri saat mengetahui kalau dirinya sudah hampir telat.
"Naik." ucap Zio. Sedari tadi Zio menahan tawanya agar tidak meledak, pikirnya wajah Elen sangat lucu saat terlihat panik.
"Emm, gimana ya?" Elen ragu untuk menaiki motor Zio, kalau teman-teman nya melihat dia berangkat bersama Zio pasti mereka akan sangat cerewet. Ya teman-teman memang sangat kepo.
Terpaksa Elen menerima tawaran dari Zio untuk berangkat sekolah bersama, dari pada dia telat dan dihukum, Elen sangat malas berdiri didepan tiang bendera dengan disinari panasnya matahari.
Zio tersenyum saat melihat Elen menaiki jok belakang motornya.
"Udah?" ucap Zio, ingin memastikan jika Elen sudah siap.
"Udah." Jawab Elen
"Yaudah turun." Zio hanya mencoba untuk bercanda dengan Elen. Waw ternyata Zio yang cuek bisa berubah saat bersama Elen.
"Hah, apaan sih kok turun, ya jalan lah." ucap Elen dengan kesal.
"Lo mau jalan?" Tanya Zio
"Siapa juga yang mau jalan, maksud gw tuh motornya jalanin gitu, arrggh!" Elen sangat kesal dengan Zio, bisa bisanya Zio malah bercanda saat sedang genting seperti ini, sudah pasti ia akan telat.
Tidak salahkan pertanyaan Zio? Kan memang Elen yang bilang jalan.
Zio hanya terkekeh mendengar jawaban dari Elen yang kesal. Mungkin ini hobi baru baginya untuk membuat Elen kesal.
"Gw turun aja deh, kesel gw sama Lo!" ucap Elen
Saat Elen ingin turun dari motor, Zio malah menjalankan motor sport nya, otomatis Elen kaget dan tidak sengaja memeluk pinggang Zio.
Rasanya hati Zio sangat senang bisa dipeluk oleh Elen. Saat Elen ingin melepaskan pelukannya, Zio malah menahannya dan berkata...
"Biarin gini aja." Teriak Zio, karena mereka sedang berada diperjalanan, jika bicara pelan tidak akan mungkin kedengaran.
Setelah menempuh waktu 17 menit dikarenakan macet, mereka sampai didepan gerbang sekolah. Benar dugaannya jika Elen akan telat, gerbang sudah ditutup rapat dan mungkin hari ini yang telat hanya Elen dan Zio.
"Yahh udah ditutup, gimana dong?" Tanya Elen kepada Zio
"Mnta bukain gih sama satpamnya." ucap Zio
"Yaudah bentar." ucap Elen. Elen pun berjalan menuju kearah pos satpam.
"Pak Tardi, tolong bukain dong gerbangnya." ucap Elen kepada satpam sekolah
"Ga bisa neng, harus nunggu dulu sampai guru datang."
"Yahh pak, saya kan cuma telat beberapa menit doang pak, bukain dong gerbangnya, kasian tuh pak temen saya nungguin." ucap Elen. Saat pak Tardi ingin menjawab ucapan Elen, ada seorang guru yang datang.
"Ada apa ini pak?" Tanya Bu Tia, selaku guru BK
"Ini bu ada yang telat." ucap pak Tardi
"Buka gerbangnya pak, biarin mereka masuk." ucap Bu Tia
Selsai Zio memarkirkan motornya, dia langsung menyusul Elen dilapangan.
"Nama kalian siapa dari kelas berapa?" Tanya Bu Tia yang sedang menulis sesuatu dibuku yang ia pegang.
"Kita dari kelas 12 IPA 3 bu, nama saya Vielen Safira." ucap Elen
"Nama kamu siapa?" Tanya Bu Tia kepada Zio
"Kenzio Aldino."
"Oke, kalian ibu hukum berdiri didepan tiang bendera sambil hormat sampai jam istirahat, jika sudah selesai langsung keruangan ibu untuk laporan." ucap Bu Tia
"Baik bu." ucap Elen, Zio hanya diam saja sedari tadi.
Mereka memulai hukumannya, teriknya sinar matahari membuat Elen tidak betah, Zio tidak tega melihat Elen seperti itu, Zio mengeluarkan topi yang ada didalam tasnya dan memakaikannya dikepala Elen.
Merasa ada sesuatu diatas kepalanya, Elen melihat kearah atas lalu menolehkan kepalanya kearah Zio. Elen tau jika ini topi milik Zio, siapa lagi bukan? Disini hanya ada mereka berdua.
"Makasih." ucap Elen dengan senyuman yang sangat manis dimata Zio. Zio membalas senyuman Elen dengan senyumnya.
Elen terpana melihat senyuman Zio, padahal dia sudah pernah melihat senyum Zio tetapi tetap saja, senyum Zio sangat membuat jantungnya berdetak lebih cepat, bisa bisa ia terkena sakit jantung nih.
•
•
•
•
•Jangan lupa tinggalin jejaknya
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD MINE
Random[follow dulu sebelum baca] °°° Vielen Safira atau Elen, orang yang hanya tinggal berdua dengan ibunya karena ayahnya telah tiada saat dia masih menduduki bangku SMP kelas 9. Kenzio Aldino atau Zio, mempunyai keluarga yang harmonis tetapi ia memiliki...