"Apa bercinta dengan musuh sangat nikmat? "
Jennie memutar matanya malas, dia baru saja memarkirkan Porsche Turbo 911-nya lalu disambut oleh pertanyaan yang menurutnya tak penting. Dengan mata yang begitu dingin namun tajam Jung Jaehyun menatap Jennie, membuat Jennie menahan diri untuk tidak mengumpat diwajahnya.
"Apa itu urusanmu? " Jennie menjawab dengan acuh sambil melangkah pergi dari sana, namun rupanya Jaehyun belum selesai terlihat tangannya dengan sigap menahan lengan kanan Jennie.
"Itu urusanku, dan jawab kenapa kau melakukan hal bodoh seperti itu?! " Rahang Jaehyun mengeras dia mencoba untuk meledak dihadapan Jennie mengetahui bahwa kemarin malam Jennie menghabiskan waktu dengan Taehyung, membuat Jaehyun kesetanan.
"Itu bukan urusanmu Jaehyun, dan aku mabuk semalam. " Jawab Jennie tenang, percayalah jika Jennie sedang di keadaan normal mungkin dia sudah meneriaki Jaehyun, namun karena hari ini ia sedikit lelah jadi ia tak bisa berbuat lebih.
"Jane, kau masih ingatkan untuk apa kau mendekatinya? "
"Membunuhnya." Lanjut Jaehyun dengan penuh penekanan membuat Jennie menggeram kesal.
"Ya." Jennie sungguh muak sebenarnya badannya sungguh lelah dan terasa remuk yang disebabkan olehnya sendiri. Jennie mengingat semuanya tentang semalam bersama Taehyung, dan Jennie bersumpah itu hanya sebuah accident jadi Jennie tak ingin mengingatnya lagi.
Hening. Jaehyun menatap Jennie lekat matanya yang tadi terlihat dingin dan tajam perlahan pudar, Jaehyun menatap Jennie sendu membuat Jennie mengernyit heran dengan perubahan itu.
"Jane, apa kau mulai mencintainya? " Pertanyaan yang keluar dari mulut Jaehyun lagi membuatnya tersentak beberapa saat, sebelum akhirnya ia menetralkan kembali wajahnya dan menatap jaehyun dengan pandangan datar.
"Apa kau ingin mengatur perasaanku juga? "
"TINGGAL JAWAB SAJA APA SUSAHNYA, BRENGSEK!! " Jennie mengerjapkan matanya, Jennie tentu terkejut dengan teriakan dari jaehyun.
"DAN AKU TAK MAU MENJAWABNYA, BAJINGAN!!" Jennie membalas teriakan jaehyun dan tentu saja itu mengundang perhatian dari para penjaga mansion maupun para teman-temannya yang baru saja keluar dari mansion ini.
Nafas keduanya memburu menatap satu sama lain dengan emosi yang membuncah. Jennie menyentak tangan Jaehyun dari tangannya, membalikkan badannya dan perlahan menjauh dari Jaehyun. Tapi sebelum melangkah lebih jauh Jennie berhenti berujar dengan masih membelakangi Jaehyun tanpa menoleh.
"Sekali lagi ku ingatkan, Jaehyun. Jangan melewati batasmu, atau kau yang lebih dulu ku bunuh. " Setelah mengatakan itu Jennie melangkah masuk tanpa menghiraukan tatapan dari Nayeon dan juga teman-temannya, meninggal Jaehyun dengan tangannya yang mengepal kuat.
****
Setelah membersihkan diri, Jennie merebahkan badannya diatas ranjang yang menyejukkan dan juga empuk. Tadinya Jennie ingin memejamkan matanya mengistirahatkan diri namun pintu kamarnya terlebih dulu terbuka menampilkan wanita bergigi kelinci lengkap dengan sebuah nampan ditangannya.
"Kau pasti belum makan kan? " Nayeon berujar saat mata kucing itu menatapnya begitu tajam. Kakinya melangkah mendekati ranjang yang ditempati oleh Jennie.
Jennie menghela nafas sebelum akhirnya beranjak menduduki diri lalu bersandar di headbord ranjangnya menerima makanan nayeon dengan senang hati. Sejujurnya jennie sedikit lapar.
"Ini pasti buatan bibi Jung kan? " Jennie berkomentar saat lidahnya meresapi makanan yang begitu enak.
"Lalu siapa lagi? " Neyeon memutar matanya malas. Jennie terkekeh, tentu saja mana mungkin Nayeon yang memasak kalau pun itu terjadi mungkin dapurnya kini sudah tak berbentuk.
"Jane, aku ingin bertanya padamu. " Nayeon dengan ragu mengutarakan tujuannya kesini. Jennie yang sedang memakan pun hanya mengangguk saja mempersilahkan Nayeon.
"Apa kau menyayangi Jaehyun? " Pertanyaan yang meluncur dari mulut Nayeon membuat Jennie menghentikan aktifitas nya. Jennie diam tak bersuara, matanya menatap Nayeon lalu setelahnya dia tersenyum kecil.
"Tentu, aku menyayanginya. Sangat. "
"Tapi kenapa ka----"
"Sebagai saudara. Aku menyayanginya karena aku sudah menganggapnya sebagai penyelamat hidupku. " Mengambil nafas sejenak, "Jika kau menanyakan kasih sayang antara wanita dan pria jawabannya, tidak. " Dengan penuh ketegasan Jennie menjawabnya membuat Nayeon mengangguk mengerti.
"Aku sudah menduganya. "
"Berarti apakah benar kau mulai mencintai Taehyung? " Jennie kembali terdiam menatap nayeon dengan pandangan masam nya.
"Tidak." Jawaban singkat dari jennie membuat Nayeon terkekeh,
"Belum. Kau hanya belum mencintainya. " Jennie hanya diam tak menghiraukan ucapan Nayeon lalu dengan tenang jennie kembali menyantap makanannya.
Sedangkan disisi lain tepatnya disebuah apartemen terdapat tiga pemuda yang tengah berbincang santai, ah tidak. Kecuali Park Jimin sedari tadi dia tak bisa diam dan terus mengoceh tanpa henti apalagi saat mendengar sahabatnya---Taehyung bercinta lagi dengan Jennie.
"Taehyung apa kau tak akan berbuat sesuatu? "
"Lalu aku harus apa? " Bukannya menjawab Taehyung malah kembali bertanya pada jimin dengan santai membuat Jimin menggeram kesal sedangkan Jungkook yang sedari tadi menyimak hanya bisa menahan tawanya melihat wajah Jimin frustasi. Tapi jika dipikirkan lagi Jennie sudah keterlaluan membuat Jungkook pun mengumpat dalam diam, jadi kali ini dia memberanikan diri menatap Taehyung dengan serius.
"Kau harus berbuat sesuatu Taehyung, setidaknya beri dia pelajaran. " Ujar Jungkook yang didapatkan anggukkan setuju dari Jimin.
Taehyung diam beberapa detik sebelum akhirnya sebuah seringaian muncul diwajahnya.
"Ya. Mungkin dia harus tau bagaimana aku sebenarnya. "
tobecontinue
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐥𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐬𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭-
Fantasyᴛʜᴇɪʀ ʀᴇʟᴀᴛɪᴏɴsʜɪᴘ sᴛᴀʀᴛᴇᴅ ᴡɪᴛʜ ʟᴏᴠᴇ ᴀɴᴅ ᴘᴀssɪᴏɴ ᴛʜᴇɴ ᴇɴᴅᴇᴅ ᴡɪᴛʜ ʟɪᴇs ᴀɴᴅ ᴘᴀssɪᴏɴ. ɴᴏ, ᴛʜᴇʏ'ʀᴇ ɴᴏᴛ ᴏᴠᴇʀ ʏᴇᴛ. [republish]