Part 6

2.4K 174 5
                                    

"Dam, mau ngomong."

Aku tahu mereka butuh privasi aku meninggalkan mereka. Kembali lagi menyusuri taman.

"Keren banget tempatnya. Wah ada bunga anyelir."

Kakiku mulai pegal, tidak cuma mawar, tapi juga anyelir, matahari, dan masih banyak lagi. Aku memutuskan untuk duduk di kursi depan bunga anyelir.

"Yuk pulang udah malam, besok sekolah." Dia menarik tanganku halus.

***

"Shaf bangun, gak usah ngebo ini bukan Minggu. Udah jam 5 buruan mandi." Suaranya lembut, aku yang mendengar itu hanya mengerang kecil.

"KAK, KAYAK BIASANYA HELM NYA TARUH DI SOFA." Kata-kata yang gak pernah absen dari mulutku tiap pagi.

Dua puluh menit kemudian aku dan Adam sampai di sekolah. Sudah cukup ramai rupanya.

"Permisi, ada Rafanya?" bisikku kepada seorang perempuan. Perempuan itu memandangku dari atas kebawah ke atas lagi, itu membuatku risih. Kayak laser tuh mata. Eh, boro-boro dipanggilin dia malah pergi! Kampret sekampret-kampretnya.

"Kak Rafa, ini mau ngembaliin jaket."

"Ara? Oh, makasih ya. Aku mau ngomong di taman sebentar sama kamu." Nadanya dingin. Gak biasanya. 

"Nanti pulang sama aku." Nadanya masih sama. "Kok diem?"

"Ya habis Kakak nadanya dingin gitu. Ya kan aku gak suka." Nadaku sedikit meninggi.

"Dih ngambek. Gak asik!" katanya sambil berlalu.

***

"Hai Ren," sapaku.

"Hm..." hanya kalimat itu yang terlontar dari bibirnya. Aku mengernyit bingung dengan sikapnya. Tapi ku acuhkan saja semoga baik-baik saja. Pelajaran demi pelajaran berjalan. Sampai akhirnya bel pulang berbunyi.

Aku bergegas menuju gerbang. Ku dapati Rafa sudah di sana. Tanpa aba-aba aku sudah naik ke motornya. Beberapa jam setelah sampai rumah Adam pun menghampiri kamarku.

"Dek kakak punya permintaan kedua."

"Apa?"

----
Hasil Revisi tidak merubah banyak, bagian ini lebih pendek bahkan sangat pendek. Aku tahu, semoga tetap suka ya :D Enjoy!!

Sabtu, 4 April 2015
Hasil Revisi Sabtu, 9 April 2016 (10:35)

Khafidtazshafanz

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang