Part 7

2.6K 179 3
                                    

"Dek aku ada permintaan kedua nih."

Aku terdiam sesaat. "Apa?"

Wajahnya masih seperti menimbang-nimbang. "Em... jadian sama Rafa, please."

Kaget mendengar apa yang dia lontarkan. "Kakak kira cinta buat main-main? Seenak jidat kalau ngomong! Aku masih enam belas tahun ya, gak mau ngerecokin hidup.sendiri sama yang begituan! Ngomong dipikir dulu dong, disaring Kak." 

Dia tersenyum kecut dan mengangkat bahu sekilas. "Menurutku sih ya, bakalan nyesel kalau gak jadian sama Rafa."

Aku tersenyum sinis. "Gak waras kamu Kak! Sinting!"

Dia mengangkat bahu lagi. Meninggalkan diriku seorang diri. Tidak lama dering telefonku berbunyi.

"Halo, apa ada yang bisa saya bantu? Dari siapa ya?"

Diam beberapa saat. "...."

"Oh kak Rafa, kok bisa dapet nomorku?"

"...."

"Bisa kak, jam 7 ya?"

"...."

"Oke, bye." Sambungan telepon terputu. Masih jam empat sore, ya. Aku memutuskan untuk mandi.

"Siapa sih yang telefon tadi? Mama lihat kok kayaknya seneng banget." Mama menghampiriku yang kini tengah duduk sambil menonton Tom and Jerry.

"Dari temen, emang kelihatan seneng? Shafa rasa biasa aja."

"Iya senyum-senyum gitu. Siapa sih? Rafa itu?" Mama mulai kepo nih!

"Kakak kelas Ma, dia mau ngajak Shafa keluar bentar nanti boleh kan?" Mama mengangguk.

"Oh, jangan malam-malam pulangnya nanti."

"Siap ma'am." Aku memberi hormat dan cengiran. Kutinggal ke kamar.

Terdengar derap kaki menaiki tangga, kemudian mengetuk pintu kamarku.

Mama membuka pintu. "Shaf, buruan keluar ada yang nyariin kamu."

"Siapa ma? Rena?"

"Bukan, cowok Ra. Buruan, dia nunggu di ruang tamu tuh!"

"Oh... tolong bilangin ya Ma, mau ganti baju dulu."

Lima belas menit kemudian aku keluar dari kamar. Pakaian santai aja, hanya celana jeans abu-abu muda dipadu dengan kaos panjang berwarna merah fanta bertuliskan 'Nerd' yang kupadu dengan sepatu flat berwarna abu-abu.

"Ma, aku pamit ya."

Yang aku kaget, Rafa juga ikut salam ke Mama. Sopan euy!

"Rafa pinjem Ara sebentar ya Tante, jam 9 mungkin sudah pulang." Mama mengangguk dan tersenyum.

Beberapa saat kemudian kami sampai di tempat tujuan. Ternyata Rafa mengajakku ke sebuah rumah yang entahlah, milik siapa.

"Kak, ini rumah siapa?" Aku bingung.
"Rumah ortu Sha." Dia mengamit jemariku, mendekapnya dalam genggaman jemarinya. Hangat dan jantungku seperti drum berdentum keras dan cepat. Apa ini yang namanya cinta?

Terdapat wanita yang kutaksir umurnya kira-kira dua tahun lebih tua dari mamaku.

"Tante," sapaku sembari menyalami.

"Kamu pasti Ara kan? Rafa sering loh cerita tentang kamu ke Tante."

Rafa? Ngomongin soal aku?

"Iya kah? Wah, cerita apa aja Tante?" Aku penasaran.

"Duduk dulu silahkan, kamu mau minum apa?"

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang