23-rian khawatir

5 2 0
                                    

23-rian khawatir

Rian yang sampai duluan di rumah sakit, dengan raut wajah yang khawatir menyusuri lorong rumah sakit dan berhenti di ruangan yang ia cari lalu membuka ruangan tersebut dengan aura yang dingin

Alifia yang melihat itu seketika terdiam tapi di dalam benak nya ia bertanya-tanya
"Siapa yang kasih tau rian?"

"Yan?"ujar alaska saat melihat rian yang datang

"Luh tunggu di luar gua mau ngomong sama dia"jawab rian dengan nada yang dingin

Alaska yang melihat itu hanya mengangguk patuh dan keluar dari ruangan alifia dan duduk di depan ruangan alifia.

Rian menghampiri alifia,rian juga bisa liat luka yang ada di pergelangan kaki alifia dan juga pipinya yang sedikit tergores.

Alifia juga bisa liat wajah marah dari rian,dan tatapan mata rian kepada dirinya sekarang.

Tatapan lelah dan kecewa jadi satu,itu yang alifia liat dari tatapan rian

"Maaf yan,gua ingkar janji"ujar alifia di dalam hati

"Syukurlah dia gapapa,tapi gua masih kesel kenapa coba dia nekat buat belajar motor, udah gua larang masih aja batu"omel rian di dalam di hati nya

Rian masih diam di tempat sambil memandangi alifia yang ada di depan nya

"Yan?"alifia membuka suara

Rian bisa denger suara alifia yang lemah disertai ketakutan yang anak itu sembunyikan

"Sorry,gua salah harusnya gak-"belum sempet alifia melanjutkan ucapannya rian sudah lebih dulu memeluk nya dengan erat.

Alifia terdiam sejenak,ia bisa merasakan detak jantung rian yang tidak setabil dan ada suara isakan yang alifia denger.

Suara isakan itu dari rian.

"Yan"alifia mencoba menggoyang tubuh rian

"Diem atau gua marahin?"jawab rian lalu kembali mengeratkan pelukannya

"Yan,gua minta maaf,ini salah gua jadi jangan marahin aska ya?"ujar alifia dengan nada memohon

"Nanti gua pikirin,yang jelas kalian berdua salah"

"Yaudah gak usah peluk-peluk"

Alifia pun menjauh kan tubuh rian dari tubuhnya lalu menatap wajah rian dan tertuju pada matanya yang sedikit mengeluarkan air mata

"Luh nangis?"tanya alifia sambil mengelap air mata rian yang tersisa

"Gimana gak nangis?gua khawatir lif kalo sampe terjadi apa-apa sama luh.gua gak bisa maafin diri gua sendiri lif"jelas rian

"Luh tuh berharga dalam hidup gua, plise lah dengerin apa yang gua omongin.kalo gak boleh ya gak boleh jangan kaya gini lif"lanjut rian dengan nada yang melemah

Alifia lagi-lagi merasa bersalah,dampak yang ia lakukan sekarang membuat rian dan semua orang khawatir apalagi abangnya.

"Yan,maaf"

Alifia sudah gak kuat untuk gak mengeluarkan air matanya, pendirian nya runtuh air mata yang ia tahan akhirnya jatuh.

Rian yang melihat itu lantas membawa alifia kedalam pelukannya lalu mengusap usap punggung alifia dengan lembut

"Shttt,udah gak usah nangis"ujar rian

"Maaf,gua salah jangan marah nanti gua gak sembuh-sembuh"jawab alifia dengan isakan yang masih terdengar jelas di telinga rian

"Iya enggak udah gak marah,jangan nangis ya.gua lemah kalo liat luh nangis"

Alifia pun mengusap air mata nya dan melepaskan pelukannya pada rian

friendzone [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang