7. rencana pertama(2)

23 13 0
                                    

Renaya dan Noval sedang duduk disalah satu bangku di mall setelah mereka membeli beberapa keperluan untuk acara sekolah, Renaya melirik Noval yang tengah mengetik sesuatu di ponsel. Noval yang merasa di awasi kemudian menoleh dan Renaya langsung kelabakan ketika ditatap Noval.

"Ahh aku cuma nawarin kakak mau beli minum apa biar aku beliin" tawar Renaya canggung.

"Lo mau minum apa?" tanya Noval, Renaya sempat bingung lalu kemudian ia menjawab

"Minum teh oval, kakak apa?"

"gua beli dulu" Noval beranjak dari duduknya kemudian ia melangkah menjauh, Renaya berkedip-kedip berapa kali lalu berdehem pelan.

Sembari menunggu Renaya membuka chatnya dan membalas beberapa pesan, ia malah keasikan sampai tiba-tiba seseorang menghampirinya.

"Aya?"

Deg..
Suara ini..

Renaya langsung mendongak dan membulatkan matanya, ia sangat tidak percaya apa ia lihat.

"Hai, lagi ngapain?" Renaya masih terdiam membuat Vano jadi menggaruk tengkuknya pelan. Ya, orang itu Vano.

"Ka-kakak?" Vano tersenyum lalu mengusap pelan pucuk kepala Renaya.

"Kenapa kaget gitu" ucap Vano menunduk menatap Renaya.

Saat Renaya hendak mengucapkan sesuatu, ia teringat Noval. Renaya melihat sekitar dan tidak menemukan Noval, Renaya merasa lega perlahan.

"Kak, kakak ngapain disini?"

"Ah- itu mau beli sesuatu" Vano agak terlihat gugup, sebenarnya ia kesini untuk membeli hadiah buat Renaya,lagi.

"o-oh em aku boleh ke kamar mandi sebentar?" Tanya Renaya dan diangguki oleh Vano.

Renaya menelpon Lyra dan telponnya tidak kunjung di angkat, saat sampai di toilet akhirnya Lyra mengangkat telfonnya.

"halo Lyra plis lu ke mall xxx ya hiks, gue di copet tolong!! Ga pake lama"

"HAH?!-"
Bip.

Renaya menghembuskan nafasnya pelan lalu menyibak rambutnya kebelakang, kenapa tiba-tiba pikirnya.
Renaya pun melangkah keluar untuk menunggu Lyra.

//

"Hah? Terus kenapa sih astaga Ay lu ahk bikin jantung gw copot"

"Udahlah lu ga bisa ngertiin gue, cepet ke atas ayo"

Lyra hanya diam ketika ditarik Renaya, pikirannya campur aduk sekarang.

"Pokoknya lu harus ngelakuin apa yang tadi gue bilang" jelas Renaya

"Hah tapi-" ucapan Lyra terpotong karena tangan Renaya membungkamnya, Lyra pun pasrah saja dan mengikuti langkah Renaya.

Renaya dan Lyra terkejut melihat Vano dan Noval sedang berbicara sesuatu, kemudian dua orang yang sedang diperhatikan malah menoleh pada Renaya dan Lyra.

"Ah maaf kak, tadi jemput Lyra ke toilet" senyum Renaya.

"Lho.. Vano?! Wow dasar ahaha" Lyra sama-sama harus berakting pada Renaya dan juga Vano. Gila rasanya...

"Ah iya Ra, sorry haha.. udah besar aja lo" ucap Vano

"Ay! Kok ga bilang Lu ada janji sama tuan bos jadi gini kan gw ga nyuruh lu temenin gw kesini, me-mending berduan sama ketos ahaha... Haha.. " Lyra matanya sudah pedas melirik Renaya, sial dia juga butuh pertolongan.

"Ah! Engga Ra, gue juga kaget Kak Vano disini" jawab Renaya tersenyum agak kaku. Lalu Renaya menatap Lyra lagi.

"Oiya bos! Jangan lupa oleh-oleh, gw pergi ya ahaha peka amat si gw. Oi ketos sini ahaha ngapain kaya patung " Lyra menarik ujung baju Noval

"Kalian seneng-seneng aja, pasti pada mau kangen-kangenan ahaha.. oke bye" Lyra pergi bersama Noval dibelakangnya.

Renaya menatap Vano yang agak bingung lalu menghampiri Vano, "ah em biasa Lyra emang agak aneh apalagi kalo lagi kasmaran..hehe"

"Ohh lagi kasmaran, terus Aya mau gitu dijadiin baygon?" Ledek Vano yang membuat Renaya tertawa kecil lalu memukul pelan lengan Vano.

//

"haahh.. ada-ada aja sih Aya" gerutu Lyra, Lyra yang tersadar jika ia tidak sendiri lalu menoleh kesamping.

"Hai gw Lyra" sapa Lyra tersenyum pada Noval lalu menjulurkan tangannya. Noval melirik Lyra agak lama membuat Lyra jadi agak kaku dan akhirnya menarik tangannya lagi.

Kaga gantian ngasih tau nama apa gimana kek, ini sih ternyata lebih parah dari gosipan. Bukan kaku tapi emang keras, bukan dingin tapi emang kutub kali. Jadi ngebatin kan gw

Lyra memasang wajah masam sambil terus membatin sepanjang jalan menuju keluar. Lalu Lyra memesan ojek di ponselnya, supaya tidak terlalu menunggu jadi Lyra ingin lihat-lihat sebentar.

Mata Lyra menangkap kata beli 2 gratis 1, Lyra pun berjalan menuju salah satu kios perlengkapan sekolah. Lyra mengambil gantungan kunci yang berbentuk bunga ah entahlah namanya Lyra tidak tau.

"Permisi kak ini beli dua gratis satu kan?" Tanya Lyra memastikan.

"Benar kak, silahkan dipilih" jawab staff itu.

Setelah membayar Lyra pun berjalan keluar dan menunggu di depan, Lyra mencari ojek itu dan ketemu. Lyra melirik sekitar untuk mencari si ketos itu tapi setelah mengingat kejadian tadi ia jadi mendengus lalu kembali memakai helmnya.

Seseorang melihat Lyra yang tengah duduk di jok dari kejauhan, matanya yang menatap serius dari balik helmnya terus menatap Lyra lurus.

Setelah ojek yang ditumpangi Lyra melaju, orang itu ikut pergi menggunakan motornya.

//

Gara membuka pintu rumahnya lalu meletakkan sekantong plastik dimeja lalu melepas helmnya, ia menghembuskan nafasnya karena lelah.

"Akhirnya dapet soto juga" gumam Gara sambil melepas jaketnya.

Ia menuju dapur untuk mengambil mangkok dan sendok, Gara yang tiba-tiba melamun pun tersadar karena bunyi notif dari ponselnya di saku.

Lyranj
| apaan lu tanya2 dimana
| kepo

caelah tanya doang kga boleh|
Ssg|
Send

Gara tersenyum setelah membalas pesan Lyra, ia pun kembali melanjutkan kegiatannya dan makan dengan nikmat.

Sedangkan Lyra kini telah terbaring dikasur dan bingung dengan Renaya tadi, ia bertanya -tanya kenapa Renaya gugup seperti tadi dan menyuruhnya untuk berakting seperti itu.

"Apa Renaya udah jadian sama ketos? Eh au ahhh pusing gw" Lyra mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap.

ting!

Kepala Lyra menoleh lalu melihat pesan dari Renaya, Lyra pun segera beranjak duduk.

Ayaa
|alesan gue tadi nyuruh lu pura" karena kak Vano tiba" dateng..

Tapi lu sm ketos cm beli perlengkapan buat sekolah|

ga ada yg perlu di takutin kan?|

Ayaa
|raa..please..
|lu ngga ngerti, gue mohon ini rencana kita dan besok gue jelasin ke lu
|night

Hmmm too|
Seen

To be continued

_______________________________

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang