12. kerja part time

16 7 0
                                    

Vano memakirkan motornya di pekarangan rumah Renaya, dan kini ia sudah berdiri di depan pintu bersiap untuk mengetuknya.

Tok
Tok
Tok

"Assalamu'alaikum"

Ceklek

"Wa'alaikumussalam eh Nak Vano, ayo masuk" titah Nadia selaku ibunya Renaya.

"Om udah berangkat bu?" tanya Vano

"Iya, katanya ada tamu jadi ada yang harus dipersiapkan. Vano ayo sarapan bareng" ucap Nadia

"Wihh nasi goreng kesayangan seorang ibu nih" goda Vano dengan mata yang berbinar.

"Kakak bisa aja.."

Vano menoleh ke sumber suara dan tersenyum menyapa Renaya.

"Pagii anak kesayangan" ucap Vano dan dihadiahi cubitan oleh Renaya.

"Ihh kakak! Yang kesayangan itu aku tau" sewot Aina dengan muka cemberut.

"Si adek bukan kesayangan tapi kecintaan" ucapan Vano mengundang gelak tawa lalu mereka sarapan bersama, sebenarnya Vano sudah sarapan roti gandum dengan susu buatan mamanya tapi demi ayang ia rela kembung dipagi hari.

"Ibu, Renaya berangkat yah" pamit Renaya lalu mencium tangan Nadia begitu juga dengan Vano. Tak lupa Vano memberi uang jajan ke Aina karena Aina memberi morning wink untuk Vano.

"Kami pamit ya bu, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam hati-hatii"

Di jalan Vano bersenandung dan dibalas oleh Renaya lalu mereka berakhir duet, Vano melihat Renaya dari kaca spion yang tengah bernyanyi kecil.

Vano tersenyum lalu ikut menyanyikannya. Motor mereka melaju dengan dialiri nada yang mereka keluarkan.

Di sisi lain
Lyra tengah menatap wanita yang kini berdiri di depannya, "mama-"

Wanita itu langsung melangkah melewati Lyra tanpa mendengar dulu apa yang hendak Lyra ucapkan.

Lyra menoleh kebelakang melihat punggung wanita itu yang kian berjalan menaiki tangga.

Kakinya melangkah menuju keluar karena Lyra akan berangkat sekolah.

Pandangannya menunduk atas apa yang terjadi satu menit sebelumnya, mamanya pulang dan Lyra sangat terkejut. Ia hendak berangkat pagi karena ia tidak ingin ikut sarapan keluarganya, tetapi saat membuka pintu, ia dikejutkan sosok yang selama ini membuatnya merasa bersalah.

"Pagi-pagi udah manyun aja"

Lyra mendongak dan..

"Samuel? Lu.." dengan cepat Lyra menoleh ke arah rumahnya untuk memastikan tidak ada yang melihat Samuel.

"Ngapainnn?" tanya Lyra panik

"Manasin motor tetangga"

Tangan Lyra gemas sampai ingin menjambak orang, lalu Lyra berjalan menjauh dari depan gerbang dan menuju ke arah halte bus, ia berangkat dengan transportasi umum karena molly kehabisan minum, masih ingat molly kan.

Samuel mengikuti Lyra, setelah dirasa agak jauh lalu Lyra berhenti dan menatap Samuel.

"Ngapain ke rumah gw?"

"Oh rumah lo?"

"Ada perlu apa sam?"

"Manasin motor"

"Sam, lu-"

"Jangan panggil sam, orang bisa berpikir kalo nama gua sambal dan gua cuma lewat" jelas Samuel

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang