3. seperti biasa

39 15 0
                                    

"oke, makasih ya val" Renaya tersenyum pada laki-laki didepannya, laki-laki itu mengangguk dan meninggalkan Renaya yg masih tersenyum sambil memegang buku ditangannya.

Renaya pun tersadar lalu melihat sekitar, "ah! Lyra mana ya? Kok belum dateng-dateng sih."

"LYRA OIOI"

Renaya menoleh saat mendengar suara Gara, ia melihat Lyra tengah berjalan ke arahnya. "Ra!"

Lyra melambaikan tangannya pada Renaya dan menghampirinya, "maap ya telat, tadi ada curutnya Gara sih."

Gara yg baru sampai menatap Lyra sebal, "cemburu?" ledek Gara membuat Lyra geli sendiri.

"udah-udah ayo masuk, ada Bu Ning tuh lagi jalan kesini" ucap Renaya menengahi.

『My Destiny』

rambut kecilnya bergoyang karena tertiup angin, jarinya yg sibuk mencoret-coret diatas kertas, serta bibirnya mengalunkan senandung kecil. Lyra tersenyum puas melihat hasil gambarannya itu di kertas, "cakep bener gambaran gw".

Lyra terkikik lalu hendak mengambil tasnya yg ia letakkan di sampingnya, tapi ia tidak menemukan keberadaan tasnya. Lyra beranjak dari duduknya dan mencari dimana keberadaan tasnya, ia yakin sekali bahwa tasnya benar-benar disampingnya tidak mungkin terbawa angin bukan?. "waduh gajah makan kawat ini! Gawat! Buku tugas didalem tas lagi.."

Lyra melihat sekitar taman sekolah yg mulai sepi, apa ada yg mencuri tasnya? Tidak boleh berburuk sangka dulu bukan? Tapi Lyra mulai kewalahan mencari dimana tasnya itu.

"nyari apa nona?"

Lyra berbalik dan menatap Gara yg tengah bersandar dipohon sambil bersedekap dada. Lyra mendengus dan menghiraukan Gara, Gara mengulum bibirnya menahan tawa. Lyra berbalik lagi dan menatap selidik Gara, Gara pun langsung memasang wajah polosnya. "Gar.. Jangan sampe ni sepatu melayang ya" Lyra menatap sengit Gara, "waduh sepatu lu nanti viral lho ra".

Lyra kembali mencari dimana tasnya berada, meninggalkan Gara yg tengah tertawa mengejek Lyra. "ahk bukannya bantu cari malah ngeledek tu bocah" mulut Lyra terus berkomat-kamit dan langkahnya terhenti saat melihat Renaya dengan seorang laki-laki.

"Renaya ngapain tuh? itu ketua osis yg katanya kaya kulkas bukan si?" Lyra bermonolog sendiri dan terus mengikuti Renaya, lalu tiba-tiba...

Brukkk!

"adohhh pantat gw" Lyra meringis sambil mengusap pantatnya lalu melihat orang yg terjatuh di depannya.

"maaf-"

"sialan"

Lyra mengerjapkan matanya, lalu orang itu berdiri dan meninggalkan Lyra. Lyra masih melongo, ia segera berdiri dan melihat seorang gadis yg berjalan menjauh darinya, "keknya gw kenal deh" Lyra mengangkat bahunya acuh lalu kembali mencari tasnya.

langkahnya sudah berkeliling disekitar sekolahnya, yap... Lyra masih belum menemukan tasnya. Lyra mengusap keringat di dahinya sambil mengibas-ngibaskan tangannya, mukanya terlihat sedikit merah. Matanya tiba-tiba menangkap sosok Gara yg mendekat ke arah.

"raaa ayo pulang, ga cape apa? besok gw cari tas lu deh" ucap Gara lalu duduk disamping Lyra.

"Heh enak aja! Itu ada buku tugas gw!"

"apa jangan-jangan lu kan yg ngumpetin tas gw!" Lyra menunjuk Gara, Gara menoleh ke Lyra dengan sewot. "yeuu pitnah"

"mencurigakan"

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang