15

904 157 5
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa vote♡

Mellontikós - Tokyo Revengers
Chapter 15
●●●
by akaredchan

○○○

(Name) membersihkan apartment milik Naoto (yang juga milik (Name) sebenernya), tidak hanya satu atau dua foto tetapi tiap sudut terpasang bingkai foto dirinya dengan Naoto. (Name) menatap salah satu bingkai yang cukup besar menampakkan foto formal dirinya dengan Naoto, "mimpi aneh, tapi sepertinya di mimpi ini aku sangat bahagia bersama Naoto" gumam (Name) sambil menatap senyum Naoto yang terlihat sangat bahagia merangkul pinggangnya, (Name) memicingkan matanya, "tapi... kenapa harus Naoto?" Gumam (Name), (Name) langsung teringat dengan adiknya, "ah!! Eiji!" Ucap (Name), (Name) langsung mengeluarkan ponselnya. Setelah mencoba berkali-kali, ia sudah sedikit mengerti cara kerja ponsel layar sentuh ini. (Name) mencari kontak adiknya Eiji, "ah! Ada! Coba ku telepon..." gumam (Name) sambil menekan tombol memanggil, tidak lama telepon di angkat, "halo, nee-sama, ada apa?" Terdengar suara berat Eiji di telepon membuat (Name) tersentak, "ha-halo... Eiji?" Ucap (Name), terdengar helaan nafas berat, "ya, ada apa nee-sama?" Tanya Eiji, (Name) menaikkan sebelah alisnya, "apa-apaan panggilan sama itu? Biasanya kau memanggilku nee-san" protes (Name), Eiji di balik telepon menatap bingung teleponnya sendiri apa benar yang berbicara dengannya adalah kakaknya sendiri?, "ada apa? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Eiji tanpa mempedulikan gerutuan kakaknya itu, (Name) tersenyum, "kau ada dimana? Ayo kita bertemu!" Ucap (Name) semangat, Eiji terdiam sesaat, "ha? Tidak biasanya nee-sam-- maksudku nee-san ingin bertemu denganku" ucap Eiji, (Name) tersenyum semangat memikirkan bagaimana wajah adiknya yang menjadi dewasa di mimpinya ini, "hmm aku hanya ingin menemuimu, memangnya tidak boleh?" Tanya (Name), Eiji tersentak, "tentu saja boleh! Aku akan segera ke apartment nee-sama-- maksudku nee-san! Sampai nanti!" Ucap Eiji yang langsung memutus teleponnya. Disisi Eiji, Eiji menatap ponselnya dengan tatapan bingung setelah memutus teleponnya dengan kakak perempuannya itu, "dia membenturkan kepalanya ya? Gaya bicaranya berubah sekali" gumam Eiji, Eiji memakai setelan jasnya lalu memakai jam tangannya bersiap untuk pergi ke tempat kakak perempuannya itu.

Eiji berjalan di lorong rumah semi-tradisional milik keluarga Kobayashi itu, Eiji menatap Ayahnya yang sedang duduk di kursi taman belakang rumah sambil memberi makan ikan-ikan Koi Kohaku di kolam ikan pribadi milik keluarga Kobayashi itu, "Otou-sama, aku akan pergi mengunjungi nee-sama" ucap Eiji berdiri tegap di samping Ayahnya, sang Ayah menatap Eiji dengan wajah terkejut, "(Name)? Dia mau di kunjungi?" Tanya sang Ayah masih terkejut dengan ucapan Eiji, Eiji ber-sweatdrop, "ahaha, Otou-sama juga terkejut, ya, dia bilang mau menemuiku dan tidak ada alasan" ucap Eiji, sang Ayah berdiri menatap Eiji dengan pandangan yang sulit di artikan, "apa ada yang ingin Otou-sama sampaikan pada nee-sama?" Tanya Eiji, sang Ayah mengangguk, "aku ingin menemui (Name) juga" ucap sang Ayah dengan wajah yang jelas tertulis 'sangat-iri' menatap Eiji, Eiji ber-sweatdrop menatap Ayahnya, "kalau Otou-sama ikut, aku khawatir nee-sama akan berubah lagi sikapnya.." ucap Eiji dengan pelan agar Ayahnya mengerti, sang Ayah langsung teringat betapa dinginnya putrinya yang satu itu jika sudah berubah sikap, "tapi tadi saat di telepon, aku merasa seperti berbicara dengan nee-sama 12 tahun yang lalu" lanjut Eiji sambil tersenyum tipis.

○○○

(Name) memindah-mindahkan channel televisi dengan bosan, "mimpinya kelewat nyata, waktu juga berjalan lambat, biasanya di mimpi kan tidak lambat" gumam (Name), (Name) mulai membiasakan dengan teknologi yang tidak pernah ia lihat sebelumnya mulai dari ponsel, televisi tipis, dan lain-lain. (Name) memeluk lututnya sendiri, "sial, apa ini sebenarnya bukan mimpi?" Gumam (Name), (Name) terdiam memikirkan apa yang terjadi hari ini, "tunggu, kalau ini 2017 berarti aku berumur... 27??" Ucap (Name), (Name) langsung berlari ke dalam kamar lalu membuka dress selutut yang ia pakai dan berbalik untuk melihat punggungny yang terbuka, "ha?? Harusnya... harusnya ada tattoo kan? Umurku 27 berarti harusnya aku sudah di angkat jadi pemimpin kan?" Gumam (Name) sambil menatap pantulan punggungnya yang bersih, (Name) memakai lagi dressnya lalu membenarkan pakaiannya yang terlihat berantakan, "Okashii na..." gumam (Name), (Name) mengusap dagunya sendiri lalu tiba-tiba menjedutkan kepalanya ke tembok.

Mellontikós - Tokyo RevengersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang