***
Jangan lupa tinggalin jejak,
__________________________Happy reading...
"WOWW LANJOTT, PASTI KITA MENANG LAGI NIH!!"
"JANGAN KASIH KENDOR,"
"GAS TEROSS!!"
"CEPETAN AELAH,"
"SABARLAH, BOS KITA PASTI YANG MENANG,"
Suara riuh orang teriak menggelegar di area sirkuit atau biasa disebut area balapan. Sepasang motor berjalan beriringan untuk mencapai garis finish, suara deru motor bersautan membuat semua orang menanti siapa yang akan menang. Dan benar orang tersebut telah menang di tantangan untuk yang berapa kali.
"Nahkan benar, bos kita selalu menang," ucap seorang mendekati orang yang masih berada di atas motornya, siapa dia? Dimas, ketua geng motor yang bersejarah di daerah tersebut,
"Iyalah, bos kita gitu," sahut orang tersebut.
Mereka bertos ria karna menang untuk ke berapa kalinya. Datanglah orang yang menantang mereka.
"Puas lo?!" ujar Tian mendekati mereka. Dengan tidak rela motor kesayangan harus di berikan pada orang yang, ah begitulah.
"Puas lah, mana kunci, kunci. Hahhah," jawab Dimas sembari ketawa. Udah sekian lama Dimas tidak pernah kalah sekali pun.
"Dih." Tian mendegus melempar kunci motornya ke arah mereka ber empat. Dan di tangkap salah satu. Setelah melempar kunci Tian berbalik ke teman-temanya.
"Nih, motor yang bawa siapa?" ujar teman Dimas. Seraya memainkan kunci dari tantangan tadi.
"Lo aja gue mau balik," ucap Dimas tanpa memperdulikan raut wajah mereka, Dimas mengendarai motor dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Perasaan gue kok nggak enak ya?" tanya salah satu sahabat mereka.
"Sama!!" jawab mereka serempak. Mereka saling tatap menatap.
***
Di tempat lain, seorang gadis baru saja sampai dari rumahnya pukul 23.00, ini sudah sangatlah malam, pasti dia dapat amukan lagi, entah itu apa.
Bella menginjakan kaki di mansion itu, dan perlahan membuka pintu dan langsung di suguhkan tamparan yang amat sangatlah perih dari biasanya.
PLAKK
Tamparan yang mulus itu mendarat di pipi agak kecoklatan milik Bella, sampai bercak tamparan tersebut kelihatan.
"BAGUSS!! BARU PULANG SEKARANG HAH?! INI JAM BERAPA BELLA? JAM BERAPA?" Emosi Papa, sudah tak terbendung lagi, dia menatap anak tirinya dengan tatapan tajam dan Bella cuma bisa diam, karna apapun alasannya pasti papanya tidak akan percaya. Karna belum mendapat jawaban apapun, akhirnya angkat bicara lagi.
"JAWAB BELLA!! KAMU GAK BISU KAN?" teriak serasa mencekam dagu gadis itu.
Bella pun merasakan cengkraman itu sangat kuat, Bella cuma bisa menatap papa tiri itu dengan sayunya.
"Bella capek pah, Bella mau istirahat," kata Bella menghempaskan tangan dari dagu. Bella berlalu ingin pergi ke kamarnya yang tertunda, kurang satu langkah naik tangga, kerah belakangnya udah di tarik ke belakang dengan sangat kencang.
"Akhh!!" Bella memekik kesakitan.
"Berani banget kamu Bella?! Nggak jawab pertanyaan papa?" ujar papahnya. Bella balik badan menghadap sang papa yang masih tersulut emosi.
"Nggak penting juga buat papa kan?" kata Bella menyipitkan mata, memincing. Yang di tanya diem, bagaikan petir tersambar, tidak menjawab pertanyaan anaknya, ah tepatnya anak tiri.
"Kok diam? Kalau diam berarti jawabannya bener." tersenyum miris.
Papah menatap tajam Bella, berani-berani nya ini anak bilang begitu.
"SIALAN, KAMU BELLA, PAPA BUNUH AJA BIAR MATI!!" geramnya mengambil pisau lipat di balik baju tersebut. Bella yang melihat itu melotot tak percaya apa yang papa akan lakukan.
'Degg'
Bella berjalan mundur dengan perlahan dengan air mata yang sudah menetes baru aja.
"Pah, pah, p-papa mau n-ngapain," kata Bella gugup ketakutan. Bella jatuh terduduk, Papanya semakin mendekat menepis jarak antara keduanya.
"Saya sebenarnya, nggak sudi hidupin kamu, tapi karna orang tua kamu, saya harus berbaik hati," ucapannya tajam semakin dekat. Dan berjongkok ke arah Bella.
"Berarti papa nggak ikhlas? Nggak ikhlas hidupin Bella?"
"Enggak!! Harusnya kamu itu mati saja, nyusahin hidup saya aja." mencondongkan pisau ke arah perut bagian kiri.
Jleb
"Akhh!! Papa jahat! Hiks." ringis Bella memegangi perut yang tertusuk itu. Bella menatap tajam ke arah papanya yang diam mematung. Menjatuhkan pisau tadi yang sudah berlumuran darah segar,
"PASTI ORANG TUA BELLA KECEWA SAMA PAPA!! PASTI ITU! BELLA YAKIN!!" teriak amarah Bella sudah mengangis karna kenyataannya emang begitu pahit, Bella berdiri dan berjalan keluar mansion dan mengendarai mobil kecepatan di atas rata-rata.
Di dalam mobil Bella terus terisak dalam berkemudi, dadanya begitu sesak, akhirnya Bella menambah kecepatan tersebut sembari memegang perutnya.
***
Dimas mengendarai dengan pikiran kosong, entah apa yang di pikirannya, di pertigaan cahaya menyilau dari arah depan, sebuah truk melaju dengan kecepatan yang tidak dapat di pungkiri, mengalihkan pandangan Dimas yang menatap dengan terkejut.
Dimas tak bisa menghindar karna keadaan motornya sedang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.
Dimas menoleh ke sebelah kanan, dan benar aja, ada sebuah mobil dengan kecepatan di atas rata-rata melaju ke tempat Dimas mengendarai.
'Sialan, kalo gue kayak gini bakal mati ini,' umpat Dimas pasrah. Dimas pun membating stir ke arah kanan, yang terdapat mobil melaju sangat kencang. Tapi sebelum mengarahkan arah stirnya,
Truk yang ada di depan sudah menghantam motor yang di tumpangi Dimas terlebih sebelum mengelak.
Bella terkejut ada sebuah truk dari arah kanan dalam pertigaan, dan sebelah kiri ada sebuah motor laju sangakt kencang, Bella tidak bisa buat apa-apa.
Dia tersenyum smrik, mending langsung mati aja daripada pusing setiap pulang dapatnya omelan dan kekejaman, Bella menambah kecepatan tersebut. Dan...
'BRAKK,'
'BRUKK,'
Tidak dapat di pungkiri akan terjadi tabrakan 3 arah sekaligus,
Tabrakan antara mobil, truk dan motor saling bersautan mengundang warga sekitar melihat kejadian tersebut.Dimas terlempar sejauh 5 meter dari motornya, sedangkan mobil tersebut menabrak truk dan gadis itu terpental cukup jauh dari mobilnya, dia terlempar keluar dari kaca bagian belakang.
Darah mengalir dari kepala sang korban. Rasa remuk, perih, pusing menjadi satu.
Bella tersenyum miris menghadapi kenyataan begini. 'Mah, pah, bang, maafin Bella nggak bisa nepatin janji kalian untuk menjaga keluarga utuh mereka' batin Bella sebelum menutup mata. Kepalanya pusing dan berat secara bersamaan.
Sedangkan di lain sisi.
Motor Dimas sudah tak terbentuk lagi, spion, ban, dan lainnya sudah hancur lembur, tabrakan yang di sebabkan Dimas sangatlah lebih parah'Anjing! Motor gue, ah sialan, Mommy, Daddy anakmu sakit parah nih,' batin Dimas, setelahnya menutup mata. Karna sudah terlalu pening di kepalanya
Sang korban tersebut akhirnya meninggal di tempat kejadian.
Tbc
.
.
.22-12-21
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Ava (Sedang Pergi)
Фэнтези[SEBELUM BACA, FOLLOW DULU YA] _____________________________________ Kejadian yang menimpa dua orang tersebut. Tak di sangka malah jiwanya berpindah ke salah satu tokoh novel yang pernah Bella baca, apakah Bella dan seseorang bisa melewati nya? Wala...