***
Jangan lupa tinggalin jejak,
__________________________Happy reading...
Di ruangan nuasa putih, bau obat-obatan mengusik hidung, dan perlahan kelopak mata membuka dan menyesuaikan cahaya yang datang. Dan benar sekarang dia berada dalam rumah sakit. Apa dia selamat? Tanyanya pada diri sendiri. Bella meneliti semua badannya, karna kecelakaan itu tragis. Bella memegang kepalanya,
'Lah? Nih kepala sama badan gue kenapa kagak ada yang luka, padahal semalem gue kecelakaan dah,' batin Bella dengan wajah bingung.
"Eh anjir, gue kok masih hidup?" tanyanya pada diri sendiri.
"Mana nggak ada luka apapun dah, perasaan kemarin gue habis kecelakaan, dan perut gue di tusuk sama bapak Dugong."
Bella memeriksa Kembali seluruh badan, Bella kebingungan kenapa sekarang malah pakai seragam. Perasaan kemarin dia memakai baju style hitam semua dah. Terus nih harusnya perut gue sakit lah, orang habis ditusuk juga, ini malah baik-baik aja, membingungkan aja, batin Bella. Bella mengangkat tanganya,
"Eh!! Bentarr, tangan gue sekarang putih anjer," ucap Bella melihat tangannya dan bergantian memegang wajahnya. Di dunianya kulit Bella emang nggak putih-putih amat, sawo matenglah.
"Pasti muka gue juga putih nih, haha," sambung Bella meraba-raba wajah dengan pdnya. Dengan senyum Bahagia.
"Ah iya, gue butuh cermin nih." Bella turun dari ranjang dan mencari sesuatu yang bikin penasaran.
"Cermin mana woy cermin," tanya pada diri sendiri. "Cermin oh cermin di mana kau berada." Bella mencari cermin sembari bersenandung. Matanya melihat seisi ruangan dan matanya tertuju ke arah kamar mandi.
'Pasti di kamar mandi ada cermin, kayak di mall-mall gitu, gak elit kalau ruangan aja vip, gak ada cerminnya , kok ga kepikiran sih haha.' batin Bella berjalan ke arah kamar mandi.
CEKLEK
Pintu kamar mandi akhirnya terbuka dan benar aja di situ ada sebuah cermin berukuran sedang, Bella mendekati cermin di situ dan dugaannya memang tidak salah. Tepat sasaran.
"MUKA GUE KOK BEGINI DAH? MALAH TAMBAH CANTIK AJA HAHA!!" Bella memandang wajahnya beberapa kali, merasa kagum karna kecantikannya. "Eh perasaan gue nggak oplas deh, kok bisa cantik gini? Ah dahlah nanti pasti ketemu jawabannya, yang penting gue cantik," guman Bella kembali melihat cermin dengan wajah berbinar.
Bella keluar dari kamar mandi karna mendengar suara pintu terbuka, dan pastinya ada orang. Pikirnya.
"Aduh anak mommy, kirain kamu hilang. Soalnya di ranjang nggak ada," ucap seseorang yang mendekati Bellaa dan memeluknya, ini siapa dah? Pikir Bella.
Bella terkekeh menanggapi ucapannya serasa membalas pelukan tersebut. "Eh? Engga kok mom," jawab canggung.
"Kamu udah sembuh? Kok udah keluyuran aja sih," tanya.
"Udah dong! Nih aku sehat-sehat aja," jawab memamerkan otot yang ada di lengan atas padahal mah nggak ada,
"Haha, udah-udah kamu tiduran dulu, mommy panggilin dokternya dulu," serunya berlalu hilang pandangan. Selang beberapa menit, pintu ruangan di buka oleh tiga orang remaja berpakaian seragam sama yang Bella pakai. Bella belom tau di depannya sekarang siapa, ah tapi dari name tag yang terpasang tiga orang tersebut Bernama Adline, Alison, Alice,
"HUAAA AVA MY BESTIE, KENAPA BISA PINGSAN SIH?" teriak orang tersebut mendekati Bella, yang Bella tau namanya Alison.
"Nggak usah teriak-teriak, anjing! Ini rumah sakit bukan tempat umum," sewot orang berada di sebelah cewe tersebut.
"Hehe, mom maap kelepasan," jawabnya cengegesan.
"Ava kok bisa pingsan sih?!"
"Ya bisalah, Namanya kena bola sepak," ketus Alison.
"Sepak bola, anjer." Alice menggelengkan kepala serasa menepuk jidat sendiri. Melirik si empu yang dari tadi diem.
"Tuhkan gara-gara lo teriak, si Ava gedeg punya temen kayak lo," yang di peringatin cuma cengengesan aja.
Bukannya menjawab, Bella malah menatap ke depan dengan pandangan kosong, masih melamun. Seketika kepala di landa pusing entah karna apa. Bella memegangi kepalanya. Berasa ada yang menghantam dengan keras.
"Awws..." ringis Bella pelan, memejamkan mata.
"Eh?! Kenapa lo?" kata Alison dengan wajah panik.
"Liat baik-baik makanya Al," sahut Adline yang sedari tadi diam menatap sahabatnya yang terbaring.
"Iya ad," jawab Alison.
Bella masih memegangi kepalanya tanpa menghiraukan percakapan tiga orang tersebut yang semakin sakit melihat ocehan mereka, kepala yang terasa di benturkan asal. Sedetik kemudian Bella jatuh pingsan, dan semuanya pun terasa gelap.
"EH! KOK PINGSAN? GIMANA NIH, GIMANA?" panik Alison menggoyangkan lengan Adline yang berada di sebelahnya.
"Gue juga panik, ayo panggil dokter," seru Alice seraya beranjak dari kursi, menuju keluar pintu dengan tergesa-gesa, sebelum pintu ke buka, pintu ke buka duluan dari arah luar.
"Eh! Ada tante, hay," kata Alison menyapa orang di depan.
"Oh Hay juga, kalian mau kemana?" tanya mamanya Ava, yang bisa di panggil dengan teresa,
"I-itu tan, si A-ava tan..." cicit Alice gagap menunjuk Ava yang pingsan sedari tadi, dan di sebelahnya ada Adline yang duduk di dekat brankar, mama Teresa melotot, bukannya tadi masih berbicara dengannya sebelum keluar. Eh sekarang malah pingsan aja.
"ASTAGAA ANAK GUE!!! DOKTER CEPETAN, DOK! ANAK GUE SEKARAT!" teriak Teresa menepuk bahu sang dokter, yang di tepuk hanya pasrah aja. 'Sabar..' batin sang dokter.
"Sabar ya bu...saya periksa dulu," jawabnya mecoba masuk dan memeriksa keadaan Ava, setelah beberapa menit, selesai.
"Gimana dok?!" kata mereka kompak. Menunggu jawaban sang dokter,
Dokter pun tersenyum, "Pasien tidak apa-apa cuma reflek aja," ucap dokter. Mereka menghela nafas lega, "Saya duluan, masih ada pasien yang harus saya tangani," lanjut lalu permisi, dan keluar. Ke tiga orang tersebut mendaratkan bokongnya ke sofa.
Tbc
.
.
.29-12-21
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Ava (Sedang Pergi)
Fantasy[SEBELUM BACA, FOLLOW DULU YA] _____________________________________ Kejadian yang menimpa dua orang tersebut. Tak di sangka malah jiwanya berpindah ke salah satu tokoh novel yang pernah Bella baca, apakah Bella dan seseorang bisa melewati nya? Wala...