CHAPTER 13

254 29 0
                                    

***
Jangan lupa tinggalin jejak,
__________________________

Happy reading...

Ava berjalan seorang diri menelusuri trotoar, jalanan di sore ini terasa sepi, seakan orang-orang pada lenyap, Ava menghembuskan nafas pelan, ia bingung kenapa nasibnya gini, walaupun ia tidak merasakan sakit lagi akibat ayah kandungnya, oh bukan tapi ayah tiri.

Ia merasa bersalah sama keluarga barunya karna sudah mengambil raga milik anaknya, tapi ia bersyukur bisa mendapatkan kasih sayang dari orang tuannya, walaupun abang-abangnya pada membenci dia sebagai Ava.

Tapi ia bertekad akan mengubah pandangan orang-orang yang melihatnya sekalipun ia akan merubah pandangan Adline-sahabatnya. Ava melihat jam yang tertera di lengan kiri nya, jam sudah menunjukkan pukul 17:30, tidak ada tanda-tanda orang berlalu lalang.

Ava berjalan terus sampai terdengar suara klakson yang mengagetkannya, apalagi ia sedang berjalan melamun.

Tin

Tin

Tin

Orang itu berhenti di belakang tubuh Ava, orang itu membuka helmnya yang menampilkan wajah ganteng bak seorang dewa.

"Sendiri?"

Ava membalikkan badan, kaget, melotot ke arah orang tersebut.

"Ngagetin aja sih lo," jawab Ava sewot.

"B aja si," ucap orang itu.

"Ya kan itu lo, gue yang punya jantung kaget lah."

Orang itu memutar matanya malas, ia memakai helm itu kembali dan menyalakan motor nya, sebelum itu ada tangan yang mencekal dia.

"E-eh mau kemana lo?"

"Pulang."

"Anterin gue pulang dong, ganteng." Ava cengengesan menampilkan gigi putihnya.

Orang itu hanya menaikan alis di balik helm tersebut, dan masa bodoh sama orang yang ada di depannya, ia kembali menghidupkan motornya tapi ternyata cewe itu masih aja berbicara dengannya.

"Eh? Kok gue di tinggal si?"

"Emang gue nawarin lo, gitu?" tanya orang itu.

"Y-yakan, lo laki gue perempuan,"

"Hubungannya?"

"Ah bodo lah, sana pergi aja," kata Ava menatap orang itu dengan raut kesal, membalikkan badan bersiap untuk pergi, sebelum ada tangan yang mencekalnya dan menariknya mendekat.

"Naik."

Ava tersenyum dengan wajah sumringah, "Nah gitu dong sebagai cowok peka dikit kek."

"Cepetan gue nggak ada waktu!"

"Iya-iya sabar, motor lo tuh kecilin dikit kek, susah naiknya," omel Ava.

"Bacot!"

"Yaudah kalo gitu, nggak usah aja!" Ava menatap kesal ke arah orang itu.

Orang itu membuang nafas pasrah, "Cepetan Va."

Akhirnya Ava setuju dengan ajukan orang tadi, perjalanan membutuhkan waktu beberapa menit, dan mereka sampai dengan selamat di depan gerbang rumahnya. Ava turun dengan sekali loncat.

Antagonis Ava (Sedang Pergi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang