LLF 6
Author's POV
Langkah pria itu berat untuk menemui wanita ini, tapi mau bagaimana lagi dia harus, sebelum rahasia masa lalunya terbongkar.
"Akhirnya kau datang juga" kata wanita itu tepat saat pria itu duduk dihadapannya.
"Cepat katakan apa yang kau mau" seru sang pria
"kenapa terburu - buru, pesan kopi dulu deh" kata wanita itu.
"tidak perlu, aku buru - buru" jawab pria itu cepat.
"Baiklah" seru wanita itu mengambil cangkir dari meja dan menyeruput sedikit kopi hitam itu, sebelum akhirnya berbicara.
"Kevin, kau jelas - jelas sudah tahu apa yang ku inginkan" ujar wanita itu kembali bersandar dan memamerkan belahan bajunya dengan dada yang terekspose.
Kevin membuang wajahnya ke arah jendela dan mengamati lalu lintas diluar sana yang terlihat cukup padat.
"Nanda, aku tidak bisa menerima perjodohan konyol ini. bahkan ibuku tidak menyetujuinya" kata Kevin
"Yah, jika ibu mu tidak menyetujuinya, maka perusahaan kakekmu itu akan hancur seketika seperti debu" seru Nanda yang menyeruput kopi dihadapannya lagi sambil menatap Kevin tajam.
Kevin hanya terdiam, ancaman ini sudah diprediksikan sebelumnya. Perjodohan demi perusahaan huh?.
"Kau sahabatnya Vay, bagaimana bisa kau melakukan ini semua" tanya Kevin setelah hal itu benar - benar terlintas dalam pikirannya.
"Sahabat?? Huh!!" ejek Nanda
"Dia hanya seseorang yang ku kasihani, ayahnya meninggal karena menolong seorang anak SMP yang kini ada dihadapanku dan ibunya meninggal karena shock akibat alasan Vay menolak beasiswa."
"siapa yang tidak iba dengan anak miskin yang memiliki kepandaian diatas rata - rata, tidak punya teman dan tidak punya jaminan masa depan.. yah, tentu aku hanya kasihan, kalau dia menganggapku sahabatnya, aku hormati itu, tapi tidak demikian untukku" ungkap Nanda yang mengejutkan Kevin.
"Jadi bagaimana? Kau mau tetap menolakku dan membiarkan perusahaan kakekmu dan kepercayaan Vay hancur atau kau mencari aman?" nego Nanda.
"dari mana kau tahu?" tanya Kevin lagi
"Apa?" tanya Nanda balik
"darimana kau tahu kalau aku yang menyebabkan Pak Baro meninggal?" tanya Kevin menatap lurus Nanda. Tajam dan mengintimidasi.
Nanda hampir saja tersedak namun segera mengembalikan postur tubuhnya.
"Kau akan terkejut jika aku bilang, aku tahu sejak hari pemakaman Om Baro" ujar Nanda.
"Apa?" Kevin terkejut
"Yah, sepanjang hari itu, hanya ada satu orang yang terus bersembunyi dibalik pohon dengan tatapan bersalah, itu kau. Tidak kusangka hari itu aku juga bisa mendengar secara langsung janjimu didepan makam Om Baro. Aku beruntung bisa mendengarnya, tidak kusangka akan menjadi kartu as mu di masa depan" lagi lagi nada bicara Nanda yang mengejek.
"Lalu, kenapa tidak kau katakan pada Vay sejak dulu?" tanya Kevin
"Aku tidak tahu, aku hanya menjaga perasaan anak miskin itu, lagipula aku ingin sekali membuatnya semakin menyedihkan dengan mencintai pria yang sudah membunuh ayahnya" jawab Nanda.
"Kau kejam" kata Kevin terus menatap tajam Nanda.
"terserah katamu, untuk kali ini, aku harus benar benar memastikan kau menjadi milikku, bagaimanapun caranya" seru Nanda yang tidak digubris Kevin sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Living Like a Fool [D]
RomanceMencintaimu membuatku hidup dalam kebodohan. Content for 21++ ===$$=== Copyright ©2015 by ImHaneul