Chapter 1

3.4K 220 0
                                    

Hai hai....
Ai mbek dengan new story

Sebelum baca ada baiknya baca deskripsi cerita dulu ya(^^)

[FANTASY AREA]

·-·-·HAPPY SANTAP·-·-·

Suara hentakan musik keras menggema ke setiap penjuru ruangan, semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, entah itu melenggak-lenggok mengikuti alunan musik atau hanya duduk bersantai seraya menikmati minuman keras.

Ares, selaku disk jockey tetap di club malam ini memainkan alat musik DJ-nya dengan lihai. Pesonanya begitu terpancar, tak heran ada begitu banyak wanita yang mencoba menggodanya, meskipun pada akhirnya mereka hanya dianggap angin lalu oleh Ares. Tentu saja, selain fakta bahwa pria 28 tahun itu merupakan seorang gay, ia tak ingin meladeni wanita-wanita di sana karena Meteor, kekasihnya selama 3 tahun ini terus menatapnya sedari tadi.

Meteor sendiri sebenarnya tak mempermasalahkan Ares yang selalu ditempeli wanita berpakaian mini. Ia percaya Ares tak akan mengkhianatinya. Ia justru berpangku tangan menatap ke Ares untuk menikmati kharisma sang Kekasih yang amat terpancar.

"Meteor, berhentilah menatap kekasihmu seperti itu, ia tak akan hilang jika kau tak menatapnya barang sedetikpun. Lebih baik kau buatkan minuman untuk pelanggan." Rio—partner bartender Meteor—menegurnya yang terus menerus menatap Ares.

"Ah, iya." Meteor terjaga dari lamunannya. Ia mulai meracik minuman sesuai pesanan pelanggan.

"Vodka sa- loh, Arches?"

Meteor menghentikan aktivitasnya, sudah begitu lama ia tidak dipanggil dengan nama belakangnya. Semenjak ia lulus kuliah, hanya Ares seorang yang memanggilnya dengan nama itu.

Ia menelisik pelanggan wanita di depannya, di detik berikutnya, mata Meteor langsung membulat sempurna.

"Aurora?" Meteor bergumam tak percaya. Tentu saja, saat ini, di depannya berdiri sang Pujaan hati semasa bangku kuliahnya dulu. Meskipun Meteor tak memiliki rasa ke perempuan itu lagi, tetap saja ia merasa terkejut dengan pertemuan tiba-tiba ini.

"Meteor, cepatlah. Pelangganmu sudah menunggu," tegur Rio.

"Ah, iya. Tunggu sebentar." Meteor sedikit melempar senyuman ke Aurora, sebagai tanda agar Aurora dapat menunggunya sebentar.

Setelah usai melayani pelanggan yang lain, Meteor mulai mengambil tempat duduk yang tepat berhadapan dengan Aurora. "Mau minum?" tanyanya.

"Ya, vodka aja," angguk Aurora.

Meteor mengacungkan kedua jempolnya lalu mulai membuat pesanan Aurora.

"Jadi ... kamu sekarang kerja di sini?" tanya Aurora setelah Meteor selesai membuat pesanannya.

"Yah, begitulah. Baru satu tahun ini sih," jawab Meteor. "Kamu sendiri gimana? Kerja di mana?" tanyanya balik.

"Aku kerja di perusahaan suami, jadi assisten pribadi."

"Suami?" tanya Meteor sedikit kaget.

Aurora menaikkan sebelah alisnya. "Iya, suami. Kenapa ekspresinya gitu? Jangan bilang kalau...." Aurora menatap Meteor dengan ekspresi menggoda, ayolah, masih terekam jelas di benak Aurora bagaimana Meteor dulunya menyatakan perasaan dengan wajah lugu padanya.

METEROVIO  [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang