♡HAPPY SANTAP♡
"Jadi... Kakak bukan Kak Viola?" Rayan menatap Meteor dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Humm, begitulah. Dan dia adalah penyebabnya." Meteor menunjuk Samudera dengan wajah sebal.
Samudera menampilkan wajah memelasnya. "Apa kalian akan merundung ku terus? Kalian tak kasihan padaku?"
"Tidak!" serentak Meteor, Magma dan Jingmi.
"O-okey, jadi kakak bukanlah Kak Viola, melainkan jiwa Kak Meteor yang dipindahkan ke tubuh Kak Viola dan kakak yang serba putih ini adalah dalangnya?" Rayan menatap Samudera dengan tatapan aneh.
"Ya, kenapa? Kau mau merundungku juga? Tidak boleh, kau masih kecil. Lagipun aku hanya menjalankan tugas, jangan meniru sikap mereka bertiga," gerutu Samudera.
"Dan kalian bertiga tak bisa terlihat oleh orang lain?" tanya Rayan lagi sepenuhnya mengabaikan gerutuan Samudera.
"Hei! Jangan mengabaikanku."
"Ya, tentu saja! Kami sangat hebat bukan? Pastinya iya!" jawab Jingmi sambil terkikik riang.
"Wooh! Kereen...." Di luar ekspektasi Meteor, Rayan justru melompat-lompat di kasur Viola, binar kekaguman terpampang jelas di matanya.
"Ayo ke kamarku, Kak! Aku tunjukkan sesuatu!" Rayan menarik Meteor dengan excited menuju kamarnya.
Setibanya di kamar Rayan, Meteor langsung berdecak kagum. Kamar Rayan sangat berbeda dengan suasana kamar remaja-remaja seusianya, Kamarnya didominasi rak buku, bahkan 60% kamar Rayan yang besar itu diisi oleh rak buku.
"Sudah beberapa tahun ini aku begitu terobsesi dengan buku-buku yang membahas tentang hal-hal yang diluar nalar dan mengandung konspirasi." Rayan berjalan ke salah satu rak di sudut kamarnya. "Lihat, rak ini dipenuhi buku mengenai transmigrasi dan reinkarnasi."
"Jadi.... Apa yang membuatmu bisa berpindah ke tubuh kakakku?" tanya Rayan dengan wajah penuh harap.
"Tanyakan pada pria di sampingmu itu," jawab Meteor malas.
Rayan sekarang berpindah menoleh pada Samudera, Samudera yang ditatap pun hanya menampilkan wajah ketusnya.
"Tentu saja karena pria yang berada di dalam tubuh kakakmu itu melakukan kesalahan fatal. Ia menyukai seorang pria, bukankah itu menjijikkan?" tanya Samudera dengan raut menahan mualnya.
"Tidak, sama sekali tidak," bantah Jingmi. "sudah kubilang, cinta berasal dari hati, mereka tak pernah dan tak akan memandang gender."
"Diamlah Jingmi, kau tak diajak, sialan!"
Magma seketika memasang wajah garangnya. "Kau bilang apa? Bisa kau ulangi?"
"Ups, maaf Kak." Samudera menutup mulutnya, sepertinya ia baru saja memantik kemarahan Magma.
"Ck, diamlah, jangan membuat onar di kamarku," peringat Rayan. Ia lalu kembali mengalihkan fokus ke Meteor. "apa benar yang diucapkan pria putih ini tadi? Kakak menyukai laki-laki disaat kakak sendiri juga lelaki?"
"Ya, begitulah," jawab Meteor jujur. Ia tak peduli jika Rayan akan melayangkan ejekan untuknya nanti, toh, memang begini kenyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METEROVIO [TAMAT]✓
Fantastik[FANTASY STORY] 15+ Meteor Arcches, pria 25 tahun yang berprofesi sebagai bartender di salah satu club malam ternama. Pengalaman masa kuliahnya yang pernah ditolak mentah-mentah oleh perempuan yang ia sukai membuat Meteor menutup hati untuk semua pe...