END

928 62 9
                                    

♡HAPPY SANTAP♡

Meteor menatap Ares yang sedari tadi hanya terdiam. Sudah terhitung 2 jam sejak pertemuan tak sengaja mereka dengan Karel, Ares tampak tak memiliki selera sama sekali untuk sekedar bercengkrama dengan Meteor.

"Ares," panggil Meteor dengan suara lirih.

"Hm?" Ares melirik Meteor dengan pandangan bertanya.

"Apa yang bikin kamu kecewa sama mantan tunangan kamu?" tanya Meteor to the point.  Ares yang ditanya malah tertegun.

"Ares." Meteor menatap Ares dengan tatapan menuntut jawaban.

Ares tampak menghela nafas. "Kamu kan tau, aku kecewa karena dia ternyata sama aja kayak cewek-cewek lain. Cuman ngincar harta aku, padahal aku pikir dia benar-benar tulus sama aku," ujar Ares dengan pandangan menerawang.

"Gimana kalau semua ini cuman salah paham? Gimana kalau mantan tunangan kamu sebenarnya bener-bener tulus? Apa kamu mau nerima dia lagi?" tanya Meteor dengan beruntun.

Ares tercenung mendengar pertanyaan Meteor. Bukannya menjawab, pikirannya malah berkelana, mempertanyakan perasaan hatinya sendiri.

Melihat Ares yang tampak bimbang, Meteor tersenyum penuh arti. Ternyata benar dugaannya, Ares dan Karel selama ini masih saling mencintai, tapi sayangnya mereka berdua sama-sama takut, Karel yang takut tak diterima lagi oleh Ares, dan Ares yang takut karena merasa Karel tak akan mau mencintainya lagi.

Pikiran Meteor kembali mengingat percakapan Karel di gerai Jepang tadi.

"Kamu nggak ada niatan nyamperin Ares?"

"Nyamperin buat apa? Mustahil banget dia mau ngomong sama aku lagi." Suara Karel tampak begitu pasrah.

"Seenggaknya kamu jelasin semuanya ke dia."

"Nanti Ares marah ke orang tua aku."

"Terus kamu mau jadi kambing hitam mulu? Ares udah cap kamu pengkhianat, padahal kamu pergi waktu itu karena takut harta Ares diporotin keluarga kamu kan? Tapi jadinya apa? Keluarga kamu tetep bisa ngambil harta Ares, dan yang ketuduh malah kamu. Drama banget tuh sampe-sampe nangis minta maaf atas perbuatan kamu, padahal pelakunya mereka sendiri."

Meteor menghela nafas, entah mengapa, setelah mendengar kejadian yang sebenarnya, Meteor merasa lebih lega. Obsesinya untuk menjauhkan Ares dari Karel lenyap begitu saja, mungkin karena ia sudah mengetahui jika Karel tak seperti yang ia kira.

"Ares," panggil Meteor untuk ke sekian kalinya pada Ares.

Ares lagi-lagi hanya berdehem seraya melirik.

"Aku mau balikin kamu ke tempat semestinya."

°°°°°

"Ngapain sih ke sini?" Ares merasa ingin mengamuk saat sadar jika Meteor membawa Ares ke kediaman keluarganya. Yaa,  kediaman yang menjadi saksi bagaimana Ares bisa terusir karena ulahnya sendiri.

"Nggak papa, kamu pasti kangen mereka kan?" Meteor masih bersikap tenang, dia hanya perlu menunggu beberapa saat lagi, tadi penjaga rumah telah berlari ke dalam ruangan untuk memberi kabar jika si sulung keluarga ini telah kembali.

METEROVIO  [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang