Sori kemaren nggak sempet up, ngga ada kuota
chapter ini aku ketik kemaren. Sekarang lagi di sekolah, chap hari ini di up agak siang ya....♡HAPPY SANTAP♡
"Meteor, Meteor."
"Ahmm...."
"Meteooor...."
"Humm." Meteor membenamkan kepalanya di bantal kala suara itu tak henti-henti memanggil namanya.
"Meteor."
"Ck, pergilah. Jangan menggangguku, aku baru tidur," rutuk Meteor yang tak terima waktu tidurnya diganggu.
"Meteor."
"Ck, apa?!" Meteor bangun dengan tampang kesal. Ia baru tidur jam 1 dini hari tadi, dan sekarang ia malah dibangunkan di saat matahari bahkan belum menunjukkan eksistensinya.
"Ugh, siapa yang membangunkan ku?" Meteor linglung sendiri saat tak mendapati siapa-siapa di kamarnya.
"Jingmi, apa ini ulahmu?" tanya Meteor dengan berseru. Pasalnya jelas betul ada suara perempuan yang memanggil namanya tadi.
"Jingmiii," panggilnya sekali lagi.
"Meteor."
"Oh?" Meteor menatap takut-takut pada sudut ruangan. Mengapa suaranya berasal dari sana?
"Jingmi, jangan coba bermain-main denganku!" seru Meteor dengan nada takut yang sedikit tersirat.
"Meteor, kemarilah." Lagi-lagi suara itu menyapa indra pendengarannya.
Meteor memeluk guling dengan erat, kepalanya ia benamkan ke sana. Mengintip ragu pada sudut ruangan, lebih tepatnya pada cermin yang berada di sudut ruangan.
"Apa? Ada apa? Apa ada hantu selain 3 makhluk itu di sini?" tanya Meteor pada dirinya sendiri. Tentu saja makhluk yang ia maksud adalah Magma, Samudera dan Jingmi.
"Meteor, cepatlah."
Sudah kepalang penasaran, Meteor pun memberanikan diri untuk mendekat ke cermin tersebut, tentu saja dengan guling yang setia berada di pelukannya.
Meteor menatap cermin di depannya. Tak ada siapa-siapa, hanya pantulan tubuh Viola yang tampak begitu berantakan.
"Meteor."
"Huah!"
Meteor berseru kaget, badannya sampai terjengkang ke belakang saking kagetnya. Kepalanya kembali ia benamkan di bantal guling.
Lama dalam posisi tersebut, Meteor akhirnya kembali memberanikan diri untuk mengintip dari balik celah pandangannya.
"K-kau, siapa kau?" tanya Meteor ketakutan. Padahal Meteor tengah meringkuk ketakutan di lantai, tapi mengapa cermin itu masih memantulkan dirinya yang masih berdiri tegak.
"Aku? Tentu saja Viola," jawab pantulan cermin tersebut.
"Viola?" beo Meteor kebingungan.
"Iya, aku jiwa Viola yang asli."
"Kau Viola?!" Meteor melebarkan matanya tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
METEROVIO [TAMAT]✓
Fantasy[FANTASY STORY] 15+ Meteor Arcches, pria 25 tahun yang berprofesi sebagai bartender di salah satu club malam ternama. Pengalaman masa kuliahnya yang pernah ditolak mentah-mentah oleh perempuan yang ia sukai membuat Meteor menutup hati untuk semua pe...