15. a day

343 63 6
                                    

Setelah acara makrab, dua minggu terakhir ini Aksa dan Aska bisa dibilang semakin dekat. Hampir setiap hari Aksa menjemput Aska terlebih dahulu, bahkan dua minggu ini fakultas teknik ramai dengan gosip hubungan kedua manusia itu.

Hari ini pun demikian, Alaska mendapat kelas pagi dengan di antar oleh Akasha yang kelasnya di mulai saat siang. Hal tersebut membuat orang-orang terdekat Aksa heran, manusia mager satu itu rela bangun pagi hanya untuk menjemput perempuan yang terlihat acuh pada nya.

"Anjing! Alaska pake pelet apaan ya." Ujar Carel saat Aksa baru saja mendaratkan bokongnya di bangku kantin.

"Pelet ikatan cinta!" Jawab Barra.

"Gajelas lo berdua, Kalle sama Dion mana dah?" Tanya Aksa, males meladeni dua manusia aneh.

"Etdah! Dion mah anak rajin udah masuk kelas. Kalle jangan di tanya, bocah nya masih ngorok di studio gue! Lo kan masuk siang." Ujar Carel.

"Lagian lo tumben amat berangkat pagi bener." Ujar Barra.

"Dosennya Alaska minta jam pagi sialan! Mana gue baru tidur dua jam." Jawab Aksa lemah.

"Lah siapa suruh jemput." Ujar Barra heran.

"Sayang lah kesempatan ini." Jawab Aksa.

"Palalu! Hampir setiap hari anjing, mana lo absen mulu kalau di ajak ke Club, tumben." Ujar Carel.

"Bosen aja gue, mending di apart lah." Ujar Aksa santai.

"Lah di apart ga bosen?" Tanya Barra.

"Kagak lah, orang setiap malem videocall sama Alaska." Jawab Carel ngeledek. "Pernah anjing! Lagi bakar-bakaran tiba-tiba nih bocah nge vc lebih dari sepuluh kali langsung di angkat sama Tristan. Hahaha anjing ngakak banget sialan." Lanjut Carel terbahak-bahak, di ikuti dengan Barra.

"Hahahaha anjing, muka lo masih aman ga, Ka?"

"Sialan! Di introgasi abis-abisan, mana besoknya Tristan ngajak ketemu.. Udah berasa simulasi lamaran." Jawab Aksa sedikit malu.

"Tristan emang rada-rada kalo masalah Alaska, tapi lo serius kan sama Aska? Kalau nangis gue tonjok." Tanya Carel serius.

"Serius anjing! Ga liat nih gue rela bangun pagi." Ujar Aksa tidak terima.

"Muka lu main-main si." Ujar Barra iseng.

"Si anjing! Kering nih bibir gue ga ciuman dua minggu." Ujar Aksa bercanda.

"HAHAHA gaberani dia nyosor Alaska." Ujar Barra meledek.

"Susah anjing, kalau gue jemput aja masih suka ketus anaknya." Ujar Aksa cemberut.

:::

"Kak Aksa! Batu banget si! Kan udah gue bilang kalau jemput atau nganterin tuh jangan nunggu depan fakultas." Cerocos Alaska ketika baru saja memasuki Audi S8 milik Akasha.

"Galiat apa nih cuaca mendung?" Ujar Akasha ga kalah sensi.

"Kan belum turun hujannya!" Ucap Alaska lagi semakin sensi.

Akasha lupa ada manusia yang lebih galak, lebih sensian dari dirinya sendiri. Kalau udah begini Akasha akan mengalah, bisa-bisa chatnya akan di diam kan sampe mood Alaska membaik.

"Iya-iya ga lagi deh, mau makan dulu ga?" Tanya Aksa lembut.

"MAU BANGETT!! Mau masak sendiri ga?" Tanya Alaska semangat.

"Masak apa?"

"Itu loh yang lagi rame, makanan korea gitu deh."

"Mau masak dimana? Apart gue mau?"

"Boleh-boleh!" Jawab Alaska semangat, pasalnya di apartmen Aksa ia bisa bergerak bebas tidak seperti dirumah sering ada ganggungan entah dari papa atau adiknya bahkan kadang sepupunya datang untuk menggoda keduanya.

"Yaudah belanja dulu ya? Stock di kulkas gue abis." Ujar Akasha.

"Yeshh pas banget! Kulkas lo tuh harus di isi coklat yang banyak."

"Sakit gigi kali gue nanti."

"Dih orang buat gue."

"Lah itu rumah siapa?"

"Ish! Lo setiap hari ngajak gue kesana tapi ga ada tuh makanan kesukaan gue." Jawab Alaska malas.

"Yeee... Yang ga gue sediain cuma coklat! Gigi lo bisa ompong tuh." Balas Akasha. "Di liat-liat nih, lo suka banget ke apart gue."

"Iyalah! Seru aja tinggal sendiri gitu, gue pengen punya tapi belum boleh sama papa."

"Yaudah tinggal sama gue aja." Ujar Aksa santai.

"Dih? Modus! kan udah di bilang tinggal sendiri, inget TINGGAL SENDIRI."

"Iya deh iya.. Gue sabar terus nih nunggu."

:::

"HAHAHA, muka lo! Lagian so tau banget!" Teriak Alaska ketika Akasha mencicip hasil masakannya sendiri.

Alaska dan Akasha membuat challange masakan mana dari kedua nya yang lebih enak, pemenang nya akan mendapatkan apa yang mereka mau.

"Sekarang masakan gue! Pasti enak." Ujar Alaska pede.

"Halah palinh rasanya asem, lo peres lemonnya banyak banget gila."

"Justru itu! Sensasi asem yang nikmat." Ujar Alaska tidak mau kalah.

"Lo duluan ah baru gue." Ucap Aksa, tidak mau menjadi tumbal percobaan.

"Oke siapa takut." Ucap Alaska percaya diri, namun ekspresinya berubah seketika membat gelak tawa Aksa terdengar.

"HAHAHAH FIX INI MAKANAN GUE LEBIH BAIK."

"UUUEEKKK." Alaska buru-buru ke arah westafel. "Ih sumpah enek banget! Jangan di makan." Ucap Alaska lagi

"Lo gapapa? Sakit ga perutnya?" Tanya Aksa panik.

"Gapapa, cuma ga layak banget nih di perut gue."

"Gue coba dulu deh."

"Gakkk!!! Kalau lo sakit perut ngerepotin. Males banget gue harus nungguin lo disini sampe tidur." Ucap Alaska malas, pasalnya aksa pernah meminta ditemani lewat video call sampai pagi hanya karena merasa pusing, apa lagi kalau sakit perut bisa-bisa dia nginep di apart ini.

"Yaudah berarti gue memang." Ucap Aksa semangat.

"Yaudah apaan, ini karena gue supportive ya." Ujar Alaska malas.

"Hmm... Apa ya?" Goda Aksa.

"Dih gajelas! Awas aja minta macem-macem."

"HAHAHAHA, entar deh gue fikirin dulu. Sekarang gofood aja lah udah laper."

"Idih najis banget." Kesal Alaska.

Dua minggu Alaska dan Akasha yang berjalan dengan santai di selinggi keributan tidak jelas dari keduanya, namun kedua nya merasa nyaman dengan hal itu.

Alaska yang menikmati hari-hari santai bersama Akasha.

Dan Akasha menikmati hari-hari indah bersama Alaska.

RELANTIONSHI(T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang