17. Festival

371 49 4
                                    

Weekend kali ini Alaska akan pergi ke salah satu festival music terbesar di Jakarta. Alaska sanggat excited untuk datang walaupun tidak full team bersama ketiga sahabatnya karena hanya Juli dan Wendy yang ikut menemani dan dua laki-laki yang sangat semangat untuk ikut walaupun tidak di ajak, yaitu Aksa dan Carel kakak sepupu yang selalu merecokinya.

Saking semangatnya Alaska, sejak seminggu lalu dirinya terus mencoba outfit yang dirasa akan cocok untuk datang ke acara festival tersebut. Namun, sayang belum ada outfit yang menarik perhatiannya. Bahkan saat hari H festival dirinya masih pusing memilih outfit dengan Juli yang terus mengomel lewat saluran telfon yang Alaska abaikan sejak tadi.

"ALASKA!!! BENER-BENER YEEE." Teriak Juli dari telfon yang Alaska speaker.

"JUL! DIEM DULU! Kalau ga ngasih saran mendeing DIEM!" Teriak Alaska dari depan lemarinya yang sudah berantakan.

"PAKE YANG KEMARIN LUCU TERUS RAMBUT LO KEPANG DUA."

"Tapi itu basic banget, nanti gue di bilang cewe mamba."

"Elah, kenapa si? Serbah salah banget."

"Lo jadi pake kaos sama rok itu? Kok lo lucu si?"

"GUE EMANG LUCU. CEPETAN INI GUE SAMA KAK CAREL UDAH DI DEPAN APART WENDY."

"IYA UDAH INI GUE PAKE CROP TOP AJA."

"ALASKA LO BENER- BENER YA! NGAPAIN SETIAP HARI GONTA GANTI BAJU KALAU AKHIRNYA PAKE CROP TOP DOANG."

"UDAH LO GAUSAH BAWEL INI KAK AKSA UDAH DI DEPAN RUMAH. BYE."

Sambungan telfon di putus sepihak oleh Alaska. Tidak ada waktu lagi karena Sio sudah teriak mengatakan kalau Aksa sudah sampai untuk menjemput dirinya.

Alaska sudah makeup seadaanya sejak tadi dan tinggal menemukan outfit sesuai. Dengan mantap dia memilih crop top putih dengan celana panjang kebesaran berwarna senada tidak lupa membawa kemeja putih untuk berjaga-jaga menutupi kulitnya dari paparan sinar matahari secara langsung.

"Ini rambut gamau di iket aja gitu? Nanti disana panas lo nya ribet." Ujar Sio ketika Alaska baru saja menginjak lantai satu rumah mereka.

"Nanti aja di mobil, katanya kan Kak Aksa udah di depan? Gue ga enak kalai dia nunggu lama." Jawab Alaska buru-buru.

"Kebiasaan si siap-siap lama."

"Ih nyevelin! Yaudah gue jalan nih, lo dirumah baik-baik soalnya gue pulang malem. Udah bilang Ayah sama Bunda."

"Iya udah tau, nanti pulang kerumah opih. Gue disana soalnya, Ayah Bunda juga kan pulang dari Surabaya lusa."

"Buset cantik banget." Ujar Aksa ketika Alaska baru saja masuk ke dalam mobilnya. "Mana matching gini sama gue putih-putih."

"Ssttt diem deh gausah gombal bombay."

"Hahaha, udah buran pake seatbeltnya." Ujar Aksa lagi sambil mengusap kepala Alaska gemas.

Kelimanya tiba hampir bebarengan. Juli, Wendy dan Carel yang tiba lebih dulu disusul dengan Aksa dan Aska lima menit setelahnya.

"Heh anak kecil lama banget siap-siap doang." Celoteh Carel pada Alaska.

"Stttt bapak-bapak bisa diem ga?" Bales Alaska.

"Aduh nih dua orang bawel banget! Gue ga sabar ini pengen loncat-loncat." Ujar Juli semangat. "Yuk Wen kita masuk duluan aja nih tiga orang tinggal aja lah."

"EHH KUCRUT NANTI ILANG SUSAH NYARINYA." Teriak Carel menyusul.

"Ada-ada aja dah." Ujar Aksa kemudian menggengam tangan Aska, menyusul ketiga temannya. "Pegangan, ini rame kalau ilang repot."

"Ih modus bener." Ujar Alaska pelan.

Malam menjelang, penonton mulai lebih padat karena semakin malam guest star yang tampil adalah guest star yang lebih populer.

"Sumpah abis ini Sheila On 7, buruan ke tengah gue ngefans banget sama Om Duta." Ujar Juli semangat.

"Buset bar-bar banget temen lo, Wen." Ujar Carel pada Wendy yang berjalan di samping nya.

"Wajar si, kan Sheila On 7 udah lama ga manggung. Gue juga excited kok cuma ga terlalu manampakan aja."

"Tuh dengerin!" Protest Juli.

"Iya deh iya, gue juga excited. Orang itu Band favorite gue. Nanti jangan jauh-jauh ya, biasa nya penotonnya suka ricuh." Ujar Carel mempengeringati.

"Sip pak!" Ujar Wendy dan Juli. "Aska, Kak Aksa buruan! Jalan kok lama banget." Teriak Juli.

"Iya bawell" Balas Alaska.

Kelimanya sampai di tengah kerumunan, berkat Juli yang menyuruh Carel jalan di depan agar menjadi pagar untuk keempatnya dapat menerobos kerumunan. Carel, Juli, Wendy, Aska dan Aksa itulah urutan kelimanya saat menerobos kerumunan.

"Udah-udah disini aja, gue pusing nyalip-nyalip mulu." Ujar Alaska.

"Oke ini juga udah gabisa lewat lagi terlalu sumpek." Jawab Carel.

Carel, Juli dan Wendy berada di depan Aksa dan Aska karena tidak memungkin kan untuk kelimanya menyamping. Lagi pula posisi ini lebuh gampang untuk saling menjaga.

"Kak, gerah tangan gue." Ujar Alaska pada Aksa.

"Yaudah gini aja." Jawab Aksa kemudian merangkul tubuh Alaska agar lebih dekat dengannya. "Sumpah ini mah bukan modus, liat penuh banget takut nanti lo kebawa arus malah ilang."

Lagu pertama dari Sheila On 7 pun di putar, penonton bersorak. Sampai di pertengahan lagu penonton mulai menikmati lagu sambil loncat-loncat membuat kelimanya ikut menikmati hal yang sama.

Namun, Aksa terdiem menatap sinis gerombolan laki-laki di samping Alaska. Awalnya Aksa fikir Alaska hanya terbawa arus makannya terus menabrak dirinya, tapi ternyata gerombolan laki-laki samping Alaska sengaja mendekati perempuannya.

"Pindah." Ujar Aksa sedikit meredakan emosinya karena berbicara pada Alaska.

"Kenapa?" Bingung Alaska.

"Tukeran." Ujarnya lagi, kemudian sedikit mendorong laki-laki yang menabrak Alaska dengan sengaja tadi. "Sorry, gue tau ini lagi menikmati lagu tapi tolong kalau loncat ke atas jangan nabrakin diri lo ke cewe gue." Ujar nya datar kemudian membuang muka tanpa menunggu jawaban dari lawan biacara.

"Rel, lo belakang aja tukeran sama Aska. Biar gampang sambil jagain."

Kelimanya kembali menikmati lagu dengan senang dan Alaska pun lebih santai menikmati lagi tidak terlihat risih akan hal apapun. Aksa yang berdiri tempat di belakangnya pun terus memantau pergerakan Aska dan memperhatikan sekeliling takut-takut hal serupa terjadi.

Apabila Aska terlihat terlalu bersemangat saat loncat dan membuat dirinya oleng dengan cepat Aksa menahan tubuh samping perempuan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RELANTIONSHI(T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang