05. Girl's Section

432 76 4
                                    

"Gila banget kak Carel, bisa-bisanya flirty ke gue di depan Yoan!"

Juli sejak masuk ke dalam mobil terus saja memgoceh karena Yoan yang cemburu dengan Carel.

"Berisik banget Juliiii" Ujar Alaska berada di depan.

"Ih sepupu lo itu! Akhhh!" Juli berteriak keras di dalam mobil.

"Ck! Jul kuping gue sakit, sialan. Malu tuh sama temen baru lo!" Ujar Clara mulai kesal karena konsentrasi nya untuk mengendarai mobil buyar.

"Wen, emang lo keberisikan?" Tanya Juli ke samping.

"Hehe berisik si Jul tapi kamu lucu." Jawab Wendy.

"Emang lo doang yang berhati kaya malaikat di sini." Ucap Juli.

Wendy merupakan pindahan dari Canada yang juga teman satu jurusan dengan Juli, karena Wendy masih belum memiliki teman di kampus Juli mengajaknya untuk makan bersama di kantin dan kebutulan Wendy nyambung dengan ketiganya.

Mereka berempat memutuskan untuk ke apartment Wendy yang katanya tidak jauh dari kampus, sekalian untuk berbicara tentang kelompok ospek mereka yang telah dipilih sebelum Maba di boleh kan pulang.

Seharusnya ada Yoan dan beberapa temannya dari jurusan lain, tapi karena dia sedang cemburu maka ia akan menyusul ketika moodnya membaik.

"Itu karena Wendy baru sama lo hari ini, besok juga udah mulai enek denger ke bawelan lo." Ujar Alaska kemudian.

"Bener Wen, lo harus tahan selama sama Juli! Apa lagi lo bakal satu jurusan, gue aja udah ngebayangin gimana nasib lo nanti." Ujar Clara menambahkan.

"Terus Wen, kalo di ajak gosip iyain aja ya? Biar lo nya ga ke bawa sama dia. Gue gamau lo yang kaya malaikat berubah jadi setan gara-gara barengan terus nanti sama Juli." Ujar Alaska lagi yang membuat dia dan Clara tertawa puas dan melakukan tos bersama.

"Ih temen sialan! Jangan di dengerin Wen. Disini tuh yang setan ada di kursi depan." Ujar Juli dengan nada kesal tapi ketika berbicara ke Wendy selalu dengan ke imutannya.

Memang Alaska dan Clara memiliki ucapan yang menusuk tetapi menang fakta si.

ALASKA

"Eh tadi kelompok kita siapa aja? Gue lupa."

"KEBIASAAN." Jawab Juli.

"Ya.. Namanya juga lupa." Jawab gue lagi.

"Yoan dari arsitek interior, Johny dari jurusan aku, Jackson, Toric sama Bambang dari teknik mesin." Jawab Wendy akhirnya.

"Aaaa oke Wen, emang lo the best!"

"Ka! Kayanya Toric suka deh sama lo."Ujar Juli tiba-tiba."

"Ngaco banget! Kenal aja ga."

"Kan bisa cinta pandangan pertama, ka. Kaya nih mak lampir." Ujarnya Juli lagi melirik ke Clara.

"Sialan." Balas Clara.

Kita bertiga pun tertawa— Gue, Juli dan Wendy. Clara tadi emang cerita kalo ada salah satu panitia ospek yang ngeliatin dia terus dan tiba-tiba si cowo yang ngeliatin itu senyum manis ke arah Clara membuat kerja jantungnya ga baik.

"Padahal dari dulu kalo di senyumin cowo atau pun di deketin lo tolak mentah-mentah deh! Kenapa sekarang lo nya yang jantungan?." Tanya gue.

"Lo ga liat si tadi dia senyumnya manis banget. Padahal ga senyum juga manis terus manly gitu, bener-bener tipe gue!" Jawab Clara.

"IHH Wen! Baru kali ini mak lampir bucin. Serem." Ujar Juli dengan lebay.

Wendy cuma ketawa aja liat kelakuannya. Mungkin Wendy masih malu untuk berkomentar lebih. Tapi sejauh ini gue nyaman sama Wendy, dia ga kaya orang-orang nya biasanya deketin kita bertiga karena ada mau nya aja.

RELANTIONSHI(T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang