13. Pembagian Kamar

369 71 5
                                    

ALASKA

"Semua boleh istirahat terlebih dahulu, bebas juga mau ngapain aja. Tiga puluh menit dari sekarang udah masuk acara, harus ikut semua perintah panitia, termasuk mengumpulkan handphone kalian." Ujar Kak Carel menggunakan pengeras suara. So berwibawa banget dia, biasanya juga di kagetin dikit keluar alay nya.

Ini salah satu alasan gue males banget ikut makrab apa lagi dengan kating, pasti ada aja acara senioritas walaupaun sedikit-sedikit. Apa lagi kating cewe nya, aduh ngelitin maba cewe udah kaya mau di makan.

"Pokoknya nih, kita harus satu kamar dan gaboleh pisah." Ujar Juli berbisik.

"Emang ga di acak?" Tanya gue karena setau gue kalo acara gini di acak, biar pada saling deket. Tapi dari pengalaman gue justru kamar di acak tuh pasti ada salah satu anak yang akan di omongin dari belakang sama teman sekamar nya itu.

"Iya si pasti di acak, tapi gue doa aja dulu ga pisah sama kalian." Ujar Juli lagi.

"Se engganya kita di bagi dua lah, kan beda jurusan." Ujar Clara.

"AMIINN." Jawab gue, Juli dan Wendy.

Sebenarnya Juli si santai karena dia juga mudah berbaur cuma katanya lagi males aja ngajak ngobrol duluan.

Sedangkan Wendy, masih kakuk untuk berbaur. Maklum baru dateng ke Jakarta setelah sekian lama apa lagi ini dia dari Luar Negeri.

"Semoga gue sama Wendy deh kalau dapet ga yang sejurusan." Ujar Clara yang gue pun setuju, semoga gue juga gitu.

"Lah? gamau sama gue?" Tanya Juli so soan sedih.

"Maaf ga dulu." Jawab gue dan Clara bareng, membuat Juli mengerut kesal.

"Foto-foto dulu yuk? Mau ga? Sekalian gue harus laporan sama keluarga." Ajak gue semangat, untung view villa nya lumayan jadi gue gabakal menyesal banget ikut Makrab.

"SETUJU." Jawab mereka bertiga.

"Cla, lucu an yang mana?" Tanya gue bingung memilih foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cla, lucu an yang mana?" Tanya gue bingung memilih foto.

"Yang peace." Jawabnya.

"Oke, i will send to my opih, eyang kakung dan eyang puteri hehehe."

"Kak Tristan juga! Gua capek banget dari kemarin malem di chat, cuma buat jagain lo."

"Gausah di bales lah."

"Kak Tristan kalo ga di bales hal yang menyangkut lo tuh bakal panjang urusannya."

"Hahaha, iya deh ini gue kirim ke grup keluarga."

"Alaska." Panggil Kak Carel tiba-tiba. "Telfon eyang, Om Marvel, Mama Tata, Tristan, Sio dulu, kabarin kalau handphone di sita. Penting itu kalau ga malah gue yang di teror." Ujar Kak Carel cepat, biasa ketua harus buru-buru pergi.

"Ohiya, Mas Danen juga." Teriak Kak Carel dari jauh.

Huh... Banyak juga yang harus gue kabarin, padahal gue bukan orang penting.

RELANTIONSHI(T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang