Bullying 1 (Santi)

18.7K 169 6
                                    

Request accepted

By the way, author sudah emak-emak yang lulus sekolah sudah lama banget. Mungkin gaya anak sekolah jadul sama jaman now beda, kurang tahu juga ya. Tapi beberapa adegan bullying di oneshot ini berdasarkan pengalamanku dibully pas SMP ㅠㅠ
Eng... hamilnya enggak ya. Saya masih suci pada masa sekolah hihihi...

.

"Ugh...."

Santi menarik tali korset sekuat tenaga untuk membuat perutnya yang telah membuncit untuk kembali rata, atau minimal tak terlihat dari balik seragam putih abu-abunya.

"Huff..."

Santi mengenakan seragamnya lalu bercermin sekali lagi, cukup puas dengan hasilnya. Ia menepuk-nepuk perut yang tadinya buncit kini tak terlalu kelihatan, meski kalau disentuh masih terasa seperti gundukan polisi tidur.

Sambil menggantung tas ransel di punggungnya, ia berangkat ke sekolah jalan kaki. Saat melewati gerbang, sekelompok gadis yang sekelas dengannya menghampirinya. Mereka membuang tas mereka kepada Santi untuk dibawakan ke kelas sementara mereka jalan ke kantin. Santi mencangklong dua tas di kanan dan kiri bahunya, dan memeluk dua tas di depannya.

Ia masuk ke kelas yang sudah ramai, meletakkan tas teman-temannya tadi ke kursi mereka masing-masing. Ia juga mengeluarkan 4 buku pe-er, memasukkannya ke tas mereka masing-masing.

"Mana punya gue?" Seorang siswi lain menghampirinya.

Santi mengeluarkan buku lain dan menyerahkannya kepada gadis itu.

Tak lama kemudian, bel sekolah berdering. Semua siswa-siswi masuk ke kelas. Seorang guru pria, Pak Doni memasuki kelas dan memulai pelajaran matematika. Santi mengikuti pelajaran itu dengan seksama, meski sesekali ia dilempari kertas-kertas kecil dari belakang. Para pembully itu cekikikan.

"Hoi, hoi, jangan ribut!" Pak Doni menggebrak papan tulis pakai penghapus. "Kalau nggak mau belajar jangan gangguin temennya, keluar sana!"

"Maaf pak..."

Pak Doni melirik Santi sekilas sebelum melanjutkan penjelasannya.

Usai pelajaran math, beberapa siswi melemparkan buku-buku catatan math mereka kepada Santi agar gadis itu mencatatkan apa yang dijelaskan Pak Doni tadi. Santi menulis dengan cepat sebelum pelajaran selanjutnya dimulai. Ia baru menyelesaikan dua catatan, Pak Rudi guru biologi sudah masuk.

"Dih, lelet banget sih!" Omel Lisa, teman yang duduk tepat di belakangnya sambil melemparkan tip-ex ke belakang kepala Santi, yang jatuh ke bawah meja Santi.

"Heh, ambilin!" Perintah Lisa sambil menendang kaki bangku Santi.

Santi menunduk untuk mengambil tip-ex itu. Ia cukup kesulitan karena korsetnya makin menekan perutnya.

"Ugh..." ia melenguh pelan dengan tangan menggapai-gapai tip-ex, namun ujung jarinya malah membuat tip-ex itu terdorong ke bawah kursi.

Santi kembali bangkit, berpikir untuk keluar dari kursi dan mengambilnya dengan berjongkok. Namun Ferry sang ketua kelas yang duduk belakang Lisa mengambilkan tip-ex itu dan membantingnya di meja Lisa.

"Ambil sendiri dong, elo yang lempar kan."

Lisa berdecak kesal dan melotot ke arah Ferry, "apa urusan lo sih? Elo mau kita siksa bareng dia? Ah, elo suka sama Santi ya? Apa kalian udah pacaran?"

"Ehm, Lisa, Ferry..." tegur Pak Rudi.

Ferry kembali ke tempatnya dan Lisa pun membuang muka. Pak Rudi geleng-geleng kepala melihat mereka berdua, kemudian matanya melirik kepada Santi. Santi membalas tatapan Pak Rudi sekejap, lalu menundukkan kepalanya.

Baby Bumps (Modern-Pregnant series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang