🎶 Kiss The Boy - Keiynan Lonsdale 🎶
See, half the time I'm wondering
if this is real
Why not say some things on my mind
I feel love
But when the moments right, I freeze
That's how I know my heart is his◇◇◇
Tap tap tap
Suara langkah kaki kecil terdengar menggema di koridor Gedung Fakultas Pendidikan. Bian, si pelaku pembuat suara, terlihat berjalan pelan menuju pintu di ujung koridor sambil sesekali senandung senang. Pemuda itu munculkan setengah kepala di jendela kaca dan langsung sisir teliti setiap orang di dalam sana sampai senyumnya mengembang saat orang yang dicari berhasil tertangkap mata.
Setelah pastikan keberadaan orang tersebut, Bian pilih kembali ke lobi dan duduk tepat di sebelah meja adminitrasi, tunggu di sana sampai jam tunjukkan pukul lima sore.
Habiskan kurang lebih setengah jam bermain dengan ponselnya, suara langkah kaki yang ramai mulai terdengar penuhi koridor, buat Bian segera simpan benda pipih itu di saku celana dan panjangkan leher untuk cari seseorang di antara kerumunan.
"Kak Nata!"
Si Pemilik Nama sontak hentikan langkah dan menoleh ke sumber suara, sementara Bian tarik kedua sudut bibir bentuk senyum lebar sebelum berjalan cepat menghampirinya.
"Loh, kamu ngapain di sini?" tanya Nata, bingung.
"Uhm.. Jemput Kakak!" Jawaban riang Bian seketika buat lawan bicaranya terkesiap.
"Buat apa? Saya bisa pulang sendiri kok. Bukannya kelas anak-anak semester satu selesai duluan? Udah berapa lama kamu nunggu di sini coba?"
Bian sudah tidak tahu lagi saat ini Sang Senior tengah banjirinya dengan pertanyaan atau omelan—yang jelas, ia sangat senang dengar kalimat akhir Nata yang terkesan khawatirkannya.
"Gak lama kok, Kak. Gak usah dipikirin, oke. Sekarang mending kita pulang! Pasti Kak Nata capek, mau buru-buru rebahan. Kalo naik mobilku, kakak bisa lebih cepet sampe asramanya."
Sial, lagi-lagi seperti ini. Entah kenapa anak bocah satu itu selalu saja bisa temukan cara agar Nata tak miliki kesempatan untuk menolak. Sudah satu setengah bulan ini Bian selalu hampirinya—baik di fakultas maupun asrama— dan beri pemuda berstatus lebih tua tersebut perhatian berlebih seolah ia anak kecil.
Nata tidak pernah absen susun berbagai macam kata untuk tolak semua itu, setiap hari ia siapkan mental untuk berkata dengan tegas bahwa ia tidak menyukainya. Namun selalu saja, semua kalimat dan persiapan tersebut menguap tak bersisa di udara setiap kali mereka akhirnya bertemu secara langsung.
Nata, pada dasarnya adalah orang paling lemah akan rajukan dan ekspresi memohon. Yang lebih muda nampak sudah ketahui hal tersebut dan gunakan kelemahannya sebagai senjata andalan agar kemauannya tak akan pernah bisa ditolak.
Hah...
Satu hela napas berat lepas dari dua bilah bibir mahasiswa tahun kedua tersebut sebelum iris hitam pekatnya telisik sepasang hazel di sana, berusaha temukan tujuan asli dari semua perlakuan aneh Bian. Tapi ia kembali tak temukan apapun selain kehangatan dan rasa nyaman yang menjalar cepat ke hati, munculkan rasa enggan berpaling selama beberapa waktu sebelum ia berpaling.
"Oke... Ayo. Cepetan jalannya, saya capek," ucap Nata pelan, buat pemuda di hadapannya langsung kembangkan senyum lebar dalam hitungan detik.
"Ayo, Kak!"
> Comethru <
Keheningan sekali lagi hampiri kedua mahasiswa di dalam mobil itu. Bian fokus menyetir dengan kecepatan sedang sambil sesekali melirik Sang Kakak Tingkat dari sudut matanya, sementara Nata lebih pilih perhatikan jalan di luar sana dari balik jendela.
Ingin rasanya yang lebih muda memulai obrolan, tapi anehnya Tuan Otak sedang tak ingin diajak berkompromi. Kepalanya benar-benar tak bisa pikirkan topik apapun karena fakta bahwa orang yang ia sukai kini duduk diam di sebelahnya dengan dasi yang dilonggarkan dan dua kancing kemeja bagian atas terbuka. Bian terus berusaha ikat kesadarannya untuk diam di tempat—tidak kabur ke manapun selama perjalanan. Namun hal itu nyatanya sangat sulit dilakukan ketika keadaan terlalu sunyi seperti ini.
Mobil audy putih tersebut akhirnya masuki area parkir asrama, buat mereka beranjak turun dari dalam kendaraan secara bersamaan. Bian tetap tak latakan apapun dan hanya berjalanikuti Sang Senior dalam diam, buat Nata sedikit merasa tak nyaman dengan tingkah tak biasa anak yang terkenal sangat periang tersebut. Ia ingin bertanya, tapi pertimbangkan diri mungkin bisa dianggap terlalu "ikut campur", Nata berakhir urungkan niatnya.
Lama terjebak dalam hening, langkah keduanya terhenti hampir bersamaan saat pintu kamar berangka 27 telah muncul di hadapan mereka.
"Kak Nata..." Bian memanggil lembut sambil angkat kepala, menanti tanggapan yang lebih tua agar ia bisa lanjutkan perkataan.
"Hm."
"Kaki kakak... Kenapa?"
Dengar pertanyaan itu, Nata seketika kerutkan kening sambil berbalik. "Gak apa-apa kok, baik-baik aja."
Pemuda di hadapannya terlihat ikut tautkan kedua alis sebelum kembali bertanya, "Kakak... bisa jalan?"
Mahasiswa tahun kedua tersebut semakin dibuat bingung dengan pertanyaan Bian yang rasa-rasanya sangat aneh. Ia jelas-jelas seharian berjalan dengan sempurna, tak ada rasa sakit atau apapun di kakinya dan ia masih ingat dengan jelas bahwa kemarin tidak alami kesialan apapun.
Ada apaan sih ini? "Bisa kok, saya baik-baik aja."
Air muka Sang Adik Tingkat seketika berubah, kali ini jelas-jelas pancarkan kebahagiaan, berbanding terbalik dengan beberapa detik lalu hingga buat Nata seketika merasa tersesat dalam topik.
"Oke, kalo gitu, boleh aku minta nomer Kak Nata?"
Sungguh, ingin rasanya Nata berteriak dalam kesengsaran karena masih tak paham arah pembicaraan mereka sekarang. Tapi ia tetap ambil ponsel Bian dan ketikkan nomornya di sana.
"Makasih, Kak! Aku balik ke kamar sekarang, besok aku jemput di depan sini sekitar jam sepuluhan. Pake baju yang bagus ya! Selamat istirahat, Kak Nata!"
Bian lambaikan tangan riang dan segera berlari naiki tangga menuju lantai tempat kamarnya berada, tinggalkan Nata yang masih mematung di tempat —berpikir keras akan apa yang baru saja terjadi. Butuh waktu hampir sepuluh menit lamanya sebelum sebuah jawaban muncul di kepala dan buat pemuda itu langsung memaki dalam hati.
'Sialan, Fabiano Kalandra!!!'
◇◇◇
![](https://img.wattpad.com/cover/294203748-288-k867597.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Comethru || Taegyu✔️
Fanfiction"Apa aku cuma dibolehin masuk aja, atau aku dikasih tempat spesial dan Kakak bakal nutup pintu lagi sepenuhnya biar cuma aku yang ada di dalem sana?" ----- Nata, mahasiswa tingkat dua jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, menganggap hidupnya dipenuhi k...