Five tidak menjawab melainkan ia menundukkan kepalanya di meja, mengambil lengan y/n dan mengeluarkan pisau lipat nya
“five jangan gila five” desis y/n, five hanya tersenyum melihat itu
Sst
satu sayatan berhasil mengeluarkan darah di lengan gadisnya
“aww” pekik y/n
“ five aku tak sanggup five ku mohon”“ck katanya siapa yang mati di tangan siapa begini saja kau tak kuat” ucap five yang masih fokus menggaris tipis di lengan y/n, ia melakukannya tepat seperti di kolong meja? Dengan posisi kepala menunduk mengenai meja itu
y/n sendiri berusaha menahan perih itu dengan mimik normal karena ia tak mau jika nyawanya akan lebih bahaya lagi kan, orang yang five suruh membeli makanannya pun datang dengan membawa dua mangkung berkuah panas
“i-ini k-kak maaf lama tadi pen—haaa!! “ ucap nya terhenti karena five langsung melempar kuah makanannya itu ke orang tersebut yang membuat baju seragamnya kotor dan basah
“five!” tegas y/n namun ia terlambat sudah untuk menyelamatkan bocah itu
“well itu balasan mu karena lama”
“t-tapi itu penuh, ah sial ini panas” ucapnya dengan mata yang berkaca kaca seperti akan menangis
“yah nikmatilah”Bocah itu langsung berlari dan mengeluarkan tangisannya
“ sama sama untuk itu” teriak five sambil tersenyum dan melambaikan tangannya
“makan” five menyodorkan 1 mangkuk yang tersisa milik y/n, sekali lagi y/n hanya diam ia marah atas perlakuan five yang senonoh“sekali lagi makan atau aku lakukan hal yang sama padamu, seperti yang aku lakukan pada bocah tadi”
Tak ambil pusing y/n merebut kasar mangkok yang five genggam lalu memakannya dengan wajah yang kesal
Five menidurkan kepalanya di atas meja menatap gadis itu makan, yang di tatap bukannya senang melainkan risih, ia baru menyadari kalau five lapar tapi tadi makanan miliknya sudah ia lempar pada bocah itu
“ah sudahlah lagian salah dia, suruh siapa malah di lempar begitu saja padahal perutnya lapar, aku tak peduli” gumam y/n
Namun berlainan dengan kepribadiannya, ia jadi tak tega melihat five yang sedang menatapi wajahnya dan hanya diam sedangkan perutnya kelaparan
“toh ia makan darah, oh ayolah y/n kau tidak peduli dengannya” gumam gadis itu sekali lagi, ia mengarahkan matanya menatap lelaki yang sedari tadi tak berkedip
“ah sial, five kau lapar nih makan punyaku”
“aku memintamu untuk makan kau malah seenaknya menyuruhku ““ tu kan aku yang gendok lupakan y/n aku tau aku tak peduli” gumamnya lagi
“ cepat habiskan jam istirahat sebentar lagi selesai”
“aaa” ucap y/n yang langsung mengarahkan sendok berisi makanan itu ke depan mulut five
Namun bukannya menuruti perintah y/n ia malah mentap gadisnya heran dan langsung pergi meninggalkan y/n di kantin“hei kau mau kemana?” Tanya y/n menatap punggung five yang semakin menjauh
Five benar benar tak menjawabnya¥¥
Hari ini ia berhasil lolos dari five karena akhirnya ia bisa pulang ke rumahnya sendiri namun lain dengan five yang memulai amarahnya dengan melampiaskannya pada orang orang di sekitar
“hallo”
“hallow jers?”
“hei aku sedang menuju rumahmu sekarang “
“ha?”
“kau lupa kita ada tugas kelompok”
“bagaimana kau tahu rumahku? Aku bahkan belum menyatakan persetujuannya?”
“ah soal itu aku minta maaf mendadak, diego yang memberi tahu rumahmu”
“o yasudah”
“okey”