Sang Raja lapangan, Kageyama Tobio memiliki saudara kembar perempuan, Kageyama Y/N. Tidak seperti saudara kembar umumnya, mereka seperti orang asing saat disekolah maupun dirumah. Semuanya diawali oleh ketidakadilan dan rasa cemburu yang dimiliki Y/N. Saat mereka masih kelas satu, nilainya ujiannya 98 dan ujian milik Tobio memiliki nilai 70. Saat mereka memberikan hasil ujian itu kepada Ibunya
Ibu Kageyama: Wah Tobio dapat 70 ya? Tidak apa-apa kok, kalo Tobio semangat belajar pasti mendapatkan nilai yang bagus!
Kageyama: Iya! Tobio akan semangat belajar lagi!
Sebuah kata semangat yang dia katakan pada sang anak lelakinya
Ibu Kageyama: Y/N apa-apa an nilai 98. Seharusnya kamu itu dapat nilai yang lebih rendah dari Tobio! Dasar anak kurang hajar!
Sebuah cacian maki yang dia katakan pada sang anak perempuannya.
Terlihat berbeda sekali dan itu membuat Y/N merasa iri dan membenci pada kakak kembarnya itu.
Saat SMA
Pagi-pagi jam 5, Kageyama didepan kamar sang adik dan mengetuk pintunya
Kageyama: Y/N, ayo bangun. Sudah pagi loh
Y/N: Iya2, berisik banget sih
Kageyama: Ya maaf. Sarapan yuk
Y/N: Buat apa? Palingan Ibu membuat satu porsi sarapan buat kamu.
Kageyama: Kita bagi dua
Y/N: Kamu mau aku ditampar ibu lagi?
Kageyama: Tidak..
Y/N: Sudahlah, aku mau berangkat dulu.
Kageyama mengangguk dan melihat punggung milik adik kembarnya pergi dari rumah.
Ibu Kageyama: Tobio, ibu masakin sarapan enak nih. Ayo makan dulu..
Kageyama: Kenapa Ibu selalu terlihat tidak menyukai Y/N? Padahal dia anak baik-baik dan dia juga lebih pintar dariku..
Ibu Kageyama: Ibu gak suka anak perempuan kayak dia bisa-bisanya melebihimu tau..
Kageyama: Bukankah itu bagus?
Ibu Kageyama: Bagi ibu tidak. Kamu itu pewaris keluarga dan itulah alasan kenapa ibu lebih sayang padamu, Tobio.. . Sekarang makan sarapanmu lalu ke sekolah ya..
Kageyama mengganguk dan melaksanakan perintah ibunya.
Sementara Y/N
Y/N: Enak ya jadi Tobio. Dah bodoh, hidup enak, dapet kasih sayang dari Ibu lagi. Pantes aja Kak Miwa pergi ke luar kota..
Saat dikelas, Y/N dihadang oleh tukang garam di karasuno, Tsukishima Kei dan sahabatnya, Yamaguchi Tadashi.
Y/N: Kalian kenapa?
Tsukishima: Ke kantin sekarang..
Y/N: Buat apa?
Yamaguchi: Kageyama, kamu itu belum sarapan. Kau pikir kita tidak tau?
Y/N tersenyum kecut dan mengikuti mereka kekantin dan Tsukishima membelikan roti isi daging dan sebotol air putih.
Y/N: Ter..Terima kasih, Tsukishima..
Tsuki: Habisin loh. Kamu itu gak sayang sama tubuhmu kah? Sudah kayak batang lidi gitu.
Y/N: Bagaimana bisa keurus? Di rumah aja aku selalu gak dianggap keluarga.
Yamaguchi: Setidaknya kamu punya kami yang menyayangimu kan? Terutama Tsuki!
Tsukishima dan Y/N yang mendengar perkataan itu dan muka mereka tiba-tiba jadi merah.
