5 🐯🐻

351 22 12
                                    

Matahari baru saja terbit di Pulau Pyeonghwa yang cantik. Suasana masih remang-remang dan kebanyakan penduduknya masih tertidur lelap. Hanya burung-burung yang sudah mulai ramai berkicau dan berterbangan mencari makan.

Kim Taehyung yang tampan sudah telentang di pantai timur Pyeonghwa yang lebih sepi dibanding sisi pulau yang lain. Sebagian tubuhnya tergeletak di pasir yang lembut, sementara kakinya digelitiki ombak yang bergantian menyapu kakinya yang jenjang. Langit indigo yang dipandanginya, perlahan makin cerah bersemburat sinar keemasan dari matahari yang semakin lama semakin naik.

Ada perasaan janggal di dalam hatinya sekarang. Dia terus teringat obrolannya dengan Kim Seokjin semalam. Tentang tak ada orang jahat dan orang bodoh. Yang ada, hanyalah kesalahan persepsi. Taehyung menarik nafas dalam-dalam, Seokjin yang selama ini memilih untuk hidup tanpa ikatan dan tertawa tanpa beban ternyata memiliki alasan sedalam itu. We never know people, don't we? Taehyung duduk, memandangi riak gelombang dan matahari yang mulai menyinari wajahnya. Dada Taehyung berdesir aneh teringat sorot mata sedih Seokjin ketika membicarakan Eomma dan Appa-nya. Taehyung menggigit bibir, haruskah dia bertanya pada Hobi tentang mereka? Tapi teringat ekspresi kaget Seokjin, sepertinya dia kelepasan bicara dan tak banyak orang yang tahu tentang ini semua.

Angin laut menyibakkan rambut karamel Taehyung yang lembut membuat Taehyung tersenyum teringat rambut lembut Seokjin yang dibelainya semalam, aromanya yang menyenangkan, tubuhnya yang hangat, dan bibirnya yang lembut. Ugh! Taehyung menyembunyikan wajahnya yang kini merah padam. Dammit! Kim Seokjin tampan sekali, dan tak ada celah untuk Taehyung mengingkarinya. Sebenarnya, Seokjin tak pernah jelek juga, tapi ada sesuatu yang sangat berbeda saat mereka hanya berdua kemarin malam. Yang bersamanya kemarin bukanlah Playboy Seokjin, atau Prince Charming Seokjin, tapi Kim Seokjin dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Taehyung melirik bayangan bukit yang disebut Seokjin sebagai Sub-nim. Tempat itu sepertinya memang punya daya magis untuk membuat seseorang untuk jujur dan menjadi diri mereka sendiri. Taehyung mengedikkan bahu, mungkin dia nanti harus bertanya pada Hobi atau Namjoon.

-------

"Hyung, ceritakan padaku soal Sub-nim."

Hobi yang sedang mengawasi para pekerja membetulkan pipa yang bocor menoleh dramatis, kemudian terkikik geli.

"Aaaaah.... Kamu kemarin diajak Jin-hyung kesana, ya?" Hobi menangkupkan tangannya ke pipi Taehyung, "Ceritakan padaku apa yang terjadi."

Taehyung gelagapan salah tingkah, "Ah Hyung. Uhm, kami.. kami tidak.. Hanya.."

"Hanya ciuman?! Serius?!" tanya Hobi heran, "Apa yang Jin-hyung pikirkan?! Padahal dia bersamamu, Tae! Dan kalian benar-benar tidak ngapa-ngapain? Padahal kulihat di leher Jin-hyung ada lebam sebesar.."

"Hyung!! Ssttt!!!!"

Taehyung membekap mulut Hobi dan menyeret cowok itu ke gazebo yang agak jauh dari pegawainya yang sudah memperhatikan obrolan mereka dengan penuh minat.

"Hobi-hyung mau semua orang di Hobi Hope mendengar apa yang kami lakukan semalam?!" bisik Taehyung geram, "Pelan sedikit, Hyung!"

"Uhk! Iya.. iya.. Tae.. Maaf, akan kupelankan suaraku.."

Hobi setengah terkikik setengah kehabisan nafas karena cekikan lengan Taehyung di lehernya.

Taehyung melepaskan cengkeramannya, cemberut memandang Hobi yang berusaha mengembalikan nafasnya.

"Kalian benar-benar tidak melakukan apa-apa?" tanya Hobi begitu nafasnya sudah normal.

Taehyung menggeleng pelan, cemberut memandang jari-jarinya yang cantik.

What Happened in Pyeonghwa Island?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang