Seokjin menahan tawa gelinya demi mendengarkan Taehyung yang tak henti-hentinya mengomel dan terus menanyakan kemana mereka pergi ketika Seokjin mengajaknya menjauhi perkampungan penduduk dan mulai menyusuri pinggiran hutan Pyeonghwa.
"Kim Seokjin, berapa jauh lagi tujuan kita?" tanyanya sedikit tersengal, "Kamu tidak sedang mengerjaiku lagi, kan?"
Seokjin melirik Taehyung yang memandanginya curiga.
"Kali ini percayalah padaku, Kim Tae." Seokjin mengeluarkan senyum andalannya yang telah berhasil menaklukkan banyak hook-up dan FWB.
Pipi Taehyung sedikit memerah, Seokjin masih bisa melihatnya di bawah temaram bulan yang sedang purnama.
"Aku tak tahu Pyeonghwa masih punya hutan yang cukup lebat seperti ini." Taehyung menatap hutan yang meski tak berpohon rapat, tapi gelap, "Pantas saja udara di sini masih sejuk. Tapi, kita tak akan masuk ke dalam hutan, kan?"
"Tentu saja kita akan masuk." Seokjin tersenyum jahil, "Kamu pakai sepatu, kan? Bagus! Yuk!"
Seokjin meraih tangan Taehyung dan menariknya masuk memasuki hutan.
"Hei, Kim Seokjin! Kamu tak akan berbuat aneh-aneh padaku di dalam hutan, kan?" seru Taehyung panik, tapi tak melepaskan genggamannya, "Seokjin! Tunggu, jelaskan dulu kita mau kemana!"
Seokjin berhenti mendadak, "Ssst.. Di hutan ini ada Orang Tak Terlihat yang benci orang berisik."
"Apaa?!" bisik Taehyung ngeri, "Kamu mengajakku ke hutan yang ada hantunya?!"
"Bukan hantu, mereka penjaga hutan ini." Seokjin menggeleng tegas, "Kita sudah dekat, Kim Tae."
Angin dingin tiba-tiba berhembus membuat Taehyung terbelalak ngeri dan makin merapatkan tubuhnya ke Seokjin, yang tersenyum geli melihat tingkah cowok imut itu. Seokjin mengeratkan genggamannya dan menarik Taehyung agar mereka berjalan lebih cepat. Makin lama pepohonan makin jarang hingga mereka tiba di padang rumput yang terhampar luas.
"Whoooaaaah!" Taehyung terperangah memandang padang rumput yang pasti tak ada di Seoul.
Para tetua Pyeonghwa bilang, ada orang tak terlihat bernama Sub-nim dan pasukannya yaitu Orang-Orang Tak Terlihat yang tinggal di sini, dan dialah pelindung Pyeonghwa, sehingga tak boleh ada yang mengganggunya. Seokjin tersenyum mengingat cerita itu, tapi alasan logisnya, tentu karena area ini adalah tempat resapan air dan sumber oksigen untuk warga Pyeonghwa. Para tetua tak berbohong, kan?
"Cantik, kan?" bisik Seokjin pada Taehyung yang masih terpesona.
Taehyung mengangguk. Tangan mereka saling menggenggam, dan entah kenapa Seokjin enggan melepasnya.
"Ah, Hyung! Ada kunang-kunang!" Taehyung menyentak tangan mereka hingga terlepas dan berlari mengejar kunang-kunang dengan ekspresi yang akan bisa melumerkan segala kesedihan siapapun yang melihatnya.
Seokjin tak terkecuali. Melihat senyum Taehyung seperti terkena cahaya peri yang membuatmu bahagia seketika. Seokjin ikut Taehyung mengejar kunang-kunang, menangkapi makhluk-makhluk kecil itu dengan telapak tangan mereka. Saling pamer betapa cepat mereka bisa menangkapi mereka, dan segera melepaskan makhluk-makhluk itu ke udara.
"Aku dapat 100, Kim Tae!" kata Seokjin yang duduk di atas rumput tebal di bawah pohon rindang setelah kelelahan mengejar kunang-kunang.
"Aku dapat 101!" seru Taehyung ceria sambil ikut duduk di sebelah Seokjin, "Aku pemenangnya."
Taehyung tersenyum lebar. Seokjin terpana. Kalau harus mengakui, Taehyung adalah cowok paling tampan yang pernah Seokjin temui seumur hidupnya. Apalagi saat dia tertawa lepas, dia terlihat sangat polos dan senyumnya unik sekali membentuk kotak sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Pyeonghwa Island?
FanficKata orang, Pulau Pyeonghwa bisa memberikan penghuni dan siapapun yang mengunjunginya mendapatkan kedamaian. Seperti namanya. Kim Seokjin, yang menolak keras disebut playboy, datang ke Pyeonghwa untuk mencari ketenangan pikirannya. Kim Taehyung, yan...