Taehyung meregangkan tubuhnya dan menguap lebar-lebar. Memandangi jam dinding bertulisan Hobi Hope yang berdetak keras. Pukul 5.30. Taehyung bukanlah seorang early bird. Dulu, saat masih serumah, Yoongi selalu mengomel karena dia susah sekali dibangunkan padahal ada kelas pagi. Setelah serumah dengan Park Seojoon, pria itu tak mau ambil pusing, malah memeluk erat Taehyung ketika dia menggerutu tak mau ke kampus pagi-pagi. Seojoon yang selalu membuat Taehyung merasa 'I am his world.' tapi dia jugalah yang meninggalkan Taehyung ketika Taehyung sudah tak bisa melihat masa depan tanpa Seojoon di dalamnya. Taehyung mengusap mukanya kesal. Life is suck, isn't it?
Syuut!! Door!
Desisan melengking dan letupan menggetarkan kaca jendela Taehyung membuat cowok itu bangkit dan terduduk ngeri. Ada apa?
Letupan demi letupan terus terdengar, sebenarnya tak terlalu keras, tapi posisinya sepertinya dekat sekali dengan cottage Taehyung sehingga membuat suaranya sangat jelas. Beberapa kali desisan dan ledakan itu terdengar. Petasan? Pikir Taehyung penasaran, siapa yang menyalakan petasan pagi-pagi begini?
Taehyung penasaran dan membuka jendelanya lebar-lebar, menemukan Seokjin yang berjongkok hanya beberapa meter dari jendelanya, memegang tabung panjang yang meletupkan bungan api ke udara.
"Taehyung-ah!" panggilnya ceria, "Ayo turun! Kita main petasan!"
"Taehyung-ah?! Jangan sok akrab!" seru Taehyung ketus, "Kenapa kamu main petasan di sini? Jauh-jauh sana! Suaranya mengganggu, tahu! Hobi-hyung pasti akan memarahimu!"
Seokjin menggoyang-goyangkan jarinya dan tersenyum menyebalkan, "Dia tak akan tahu. Suara petasan ini di luar jangkauan pendengarannya. Dan petasan ini juga tak akan mengganggu tamu lain."
"Tapi petasan itu menggangguku!" sahut Taehyung makin geram.
"Memang itu tujuanku." Seokjin terbahak, "Ayo ikut main, Taehyung-ah. Aku masih punya banyak."
"Shiro! Dan jangan sok akrab!" teriaknya sambil membanting jendelanya keras-keras.
Taehyung menghentakkan kakinya sebal begitu mendengar lagi suara petasan Seokjin. Sepertinya sekarang dia berada tepat di bawah jendela Taehyung karena kikik tawanya makin terdengar jelas. Huh! Taehyung tak tahan lagi, dia segera mencari matras yoganya, dan ingin segera kabur. Matahari memang belum terbit, tapi Taehyung lebih memilih pergi ke pantai yang gelap daripada berada di sekitar Kim Seokjin yang menyebalkan itu. Taehyung sempat melirik Seokjin yang masih jongkok di bawah jendelanya, cowok itu nyengir dan melambaikan tangannya pada Taehyung. Taehyung makin cemberut dan mempercepat langkah meninggalkan Seokjin dengan tawanya yang aneh itu. Apakah tak ada lagi tempat untuk menenangkan diri untuknya?
-------
Taehyung kembali ke penginapan saat sarapan. Semua tamu sudah berkumpul di ruang makan, dan Taehyung langsung membuang muka begitu melihat Seokjin yang sedang membantu Hobi menata makanan. Seokjin terlihat begitu mencolok di tengah kerumunan para tamu yang sedang antri mengambil makan di buffet. Beberapa tamu jelas-jelas memandanginya penuh minat dan beberapa yang lain berusaha menarik perhatian cowok jangkung itu. Dan sepertinya, Seokjin menikmati semua perhatian itu.
"Kamu sebenarnya mau mengambil makan atau berdiri di situ terus sampai makan siang nanti?" tanya Seokjin mengagetkan Taehyung yang tak sadar antrian di depannya sudah habis.
Taehyung mendengus sebal, balik badan untuk mengambil makanan dari buffet yang paling jauh dari tempat Seokjin berdiri, kemudian duduk di meja yang tak bisa untuk melihat dan dilihat Seokjin.
Di antara menu andalan Hobi Hope Inn, Taehyung paling suka wafel dan pancake yang selalu ada di menu sarapan, ada sedikit rasa gurih butter yang membuatnya ketagihan, yang akan sempurna ketika Taehyung mengguyur topping stroberi di atasnya. Taehyung tersenyum cerah ketika mulai mengiris waffle yang lembut. Ouh! Pagi ini, wafel-nya jauh lebih mudah dipotong dari biasanya, dan begitu Taehyung memasukkan sepotong ke dalam mulutnya, lumer!
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happened in Pyeonghwa Island?
FanfictionKata orang, Pulau Pyeonghwa bisa memberikan penghuni dan siapapun yang mengunjunginya mendapatkan kedamaian. Seperti namanya. Kim Seokjin, yang menolak keras disebut playboy, datang ke Pyeonghwa untuk mencari ketenangan pikirannya. Kim Taehyung, yan...