•satu

3.6K 242 27
                                    

"Azmi, bangun. Udah adzan subuh."

Azzam, Ayah dari anak yang ia panggil Azmi itu mendudukan dirinya di tepi ranjang tempat tidur sang anak yang masih terlelap. Ia menyibak selimut yang menutupi hampir seluruh tubuh Azmi.

"Hm, bentar, Yah. Lima menit lagi," gumam Azmi, ia kembali menarik selimut yang sempat Azzam buka sebelumnya.

"Udah adzan, sholat gak boleh di tunda-tunda. Ayo bangun, mau jamaah bareng Ayah gak?"

"Iya, Yah."

Azzam menggeleng heran melihat kelakuan sang anak, jawaban yang dilontarkan oleh Azmi itu berbanding terbalik dengan tindakannya yang masih saja memejamkan matanya.

"Azmi, malu sama ayam yang udah berkokok daritadi."

Mata Azmi seketika terbuka ketika mendengar nada tegas yang Ayah lontarkan. Ia langsung mendudukan dirinya, menatap Azzam yang tengah menatapnya juga.

"Iya, Yah. Tunggu bentar, Azmi wudhu dulu."

Azzam tersenyum melihat Azmi yang buru-buru turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu.

"Gitu dong, baru anak Ayah."

Setelah menunaikan sholat berjama'ah, pasangan Ayah dan anak itu lantas tak melanjutkan tidurnya, melainkan bersama-sama berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Seperti yang terlihat, saat ini Azmi sedang sibuk menyiapkan piring untuk mereka berdua, sedangkan sang Ayah sedang fokus dengan wajan dan spatulanya, jangan lupakan apron yang terlihat menempel di tubuhnya.

Setelah selesai menata piring, Azmi berjalan mendekati sang Ayah, "Udah mateng, Yah?"

"Belum, sebentar lagi. Kamu mandi aja dulu, nanti langsung turun lagi."

Azmi hanya mengangguk dan berjalan kembali ke kamarnya yang berada di lantai atas.

"Hari ini kamu ada latihan?"

Azmi yang sedang menikmati nasi goreng buatan Azzam lantas menoleh, dan mengangguk sebagai jawaban. "Ada, Yah. Tapi kayanya gak lama sih."

"Jangan sampai malam, ya. Sekarang udah musim hujan, jangan lupa bawa jas hujannya."

Mendekati akhir tahun, musim hujan memang sudah di mulai, namun turunnya hujan pun tidak pasti. Kadang pagi hingga siang atau sebaliknya.

"Iya, Yah. Jas hujannya selalu ada di jok motor, kok."

"Jangan capek-capek, Ayah gak mau kamu sakit lagi."

"Siap kapten!"

Azmi mengangkat tangan kanannya dan menepelkannya tepat di depan alis, memperagakan gerakan hormat kepada sang Ayah.

"Ayah hari ini gak ke kantor?"

"Ayah berangkat agak siang, tapi kayanya pulangnya juga agak malem. Nanti kalau kamu udah ngantuk, tidur duluan aja, gak usah nungguin Ayah. Pintunya juga kunci aja, Ayah bawa kunci cadangan."

"Ya udah, Azmi berangkat duluan ya, Yah."

Azmi meraih tangan sang Ayah dan menciumnya, "Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumsalam. Jangan ngebut, ya!"

Azmi yang sudah berada di luar hanya mengacungkan jempolnya kepada Azzam.

•••

Azmi berjalan di koridor sekolah dengan santai, kedua tangannya ia masukan ke dalam saku celananya yang sukses menambah kesan cool, sesekali ia tersenyum tipis kepada beberapa murid perempuan yang memandangnya dengan kagum.

The Orion's || 00Line NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang