•delapan

734 92 12
                                    

Bunyi riak air terdengar nyaring ketika beberapa ikan yang berada di kolam tersebut terlihat sedang berebut makanan yang baru saja dilempar oleh sang pemilik.

"Ayah,"

Azzam yang masih asik memberi makan ikan peliharaannya itu menoleh, ia melihat Azmi yang berjalan menghampirinya. Terlihat dari raut wajahnya, anak itu baru saja bangun. Azzam buru-buru menyimpan pakan ikan tersebut dan bergegas mencuci tangannya sebelum berjalan menghampiri Azmi yang kini terduduk di sofa ruang tengah rumah mereka.

"Anak Ayah udah bangun."

"Masih pagi udah ngurusin ikan aja," celetuk Azmi.

"Loh, Ayah yang melihara mereka, ya harus Ayah urus dong."

"Iya tapi anak sendiri dilupain." Azmi kembali merebahkan dirinya dan meringkuk di pojokan sofa.

"Siapa suruh jam segini baru bangun, lagian kamu aneh-aneh aja, masa cemburu sama ikan."

"Mumpung weekend, aku mau males-malesan."

Weekend memang selalu menjadi waktu favorit mereka berdua karena mereka biasa menghabiskan waktu di rumah atau jalan-jalan keluar.

"Yah?" panggil Azmi, anak itu bangkit dari tidurnya dan menatap sang Ayah dengan sedikit serius.

"Kenapa, Nak?"

"Cari istri gih, kasian banget weekend gini mainnya sama ikan."

"Astahgfirullah.."

"Serius, Yah. Aku gak apa-apa kalau Ayah nikah lagi,"

"Azmi, nikah itu gak gampang. Gak cuma masalah sah dan itu itu aja. Lagian Ayah cuma pengin fokus ngurusin kamu aja."

"Iya, tapi biar ada yang ngurusin Ayah juga, aku kasihan kalau lihat Ayah ngurusin aku sendirian. Aku tuh sering banget ngerepotin Ayah."

"Ayah gak pernah bilang kalau kamu itu ngerepotin, Nak."

"Tapi aku ngerasanya gitu, Yah."

"Itu cuma perasaan kamu aja, Nak. Kalau Ayah merasa keberatan, pasti dari dulu Ayah udah buang kamu."

"Jahat banget anak sendiri dibuang."

"Ya lagian, suudzon mulu sama Ayah."

Azmi mendengus pelan, "Ayah cinta banget ya, sama Ibu?"

Azzam menatap anak tunggalnya dengan heran, tumben sekali anak itu ingin tahu dengan hal-hal seperti ini. Azmi memandang sang Ayah dengan penuh harap, dan akhirnya Azzam menyamankan posisinya untuk bercerita.

"Belum ada yang bisa gantiin Ibu kamu di hati Ayah, Nak."

"Dari dulu, cuma Ibu yang Ayah cinta. Ayah gak pernah menjalin hubungan dengan wanita lain selain Ibu kamu, Ibu itu cinta pertama Ayah. Begitu juga dengan Ibu."

Azmi diam, membiarkan sang Ayah bercerita mengenai sang Ibu. Sejujurnya, Azmi ingin sekali mengetahui segalanya tentang Ibu, tapi ia sadar jika ia terlalu banyak menuntut cerita kepada Azzam, sang Ayah pasti akan merasa sedih, dan Azmi tidak mau itu terjadi.

"Kita itu pacaran lama banget, dari cinta monyet yang waktu itu cuma buat main-main aja, eh ternyata sampai nikah. Jodoh gak ada yang tau, ya."

"Tapi yang namanya hidup gak ada yang sempurna, mungkin karena kita udah kelamaan ngabisin waktu pas pacaran, jadi pas nikah kita cuma dikasih waktu satu tahun aja buat ngerasain yang namanya hidup berumah tangga."

"Gak lama setelah nikah, Ibu hamil kamu, Nak. Tapi sayangnya kondisi Ibu yang memang kurang sehat itu mempengaruhi janinnya, Ayah udah berusaha yakinin Ibu kalau Ayah ikhlas kalau emang harus ikhlasin kamu, tapi Ibu tetep kekeuh sama pendiriannya kalau dia bisa bertahan."

The Orion's || 00Line NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang