•tujuh

889 126 20
                                    

Sepertinya musim hujan benar-benar sudah datang, hampir setiap sore langit di atas sana menunjukan rupanya yang berwarna gelap bersamaan dengan tetes-tetes air hujan yang turun secara perlahan. Seperti hari ini, waktu masih menunjukan pukul tiga sore, namun langit sudah gelap seperti datangnya waktu maghrib. Entah kemana perginya sang matahari yang seharusnya masih menjalankan tugas untuk menerangi bumi.

Hujan memang menenangkan, tapi tak jarang pula sedikit menganggu aktivitas sebagian orang yang masih bekerja di bawah langit sore. Begitu pula dengan anak-anak sekolah yang baru saja keluar dari kelas dan berniat untuk pulang. Niat mereka terhenti akibat hujan yang turun dengan derasnya. Ada yang nekat menerobos hujan, ada pula yang memilih berteduh di bawah halte yang terletak di depan bangunan sekolah mereka.

Berbeda dengan The Orions, pada dasarnya karena mereka anak Band, sudah pasti mereka memilih nongkrong di studio musik sembari menunggu hujan reda.

Jefran melangkahkan kakinya menuju studio musik yang berada di ujung koridor. Tangan kanannya terlihat menenteng sebuah gitar kebanggaannya. Walaupun festival band dari sekolah sebelah telah dilaksanakan beberapa hari yang lalu, namun anak-anak The Orion's memutuskan untuk berkumpul di studio hanya untuk bermain-main dengan alat musik mereka, hitung-hitung latihan untuk festival mendatang.

"Loh, Mi. Kok sendirian, Raffa sama Naufal kemana?"

Jefran mengedarkan pandangannya ke seluruh studio, yang ia tahu ketiga temannya sudah berkumpul terlebih dahulu, namun sekarang yang ia lihat hanya ada Azmi yang sedang duduk sembari membaca buku.

"Lagi ke kantin bawah sebentar,"

"Ya elah, perut mulu yang diurusin."

Azmi diam tak menanggapi celetukan Jefran, anak itu kembali mengambil gitar dan memetiknya asal. Jujur saja, Azmi merasa sedikit canggung dengan Jefran semenjak kejadian absennya ia beberapa minggu yang lalu. Ia tahu, Jefran adalah orang yang paling sensitif mengenai kondisinya.

"Jef?" panggilnya pelan.

Jefran menoleh, "hm?"

"Gue minta maaf,"

Dengan cepat Jefran menghentikan petikan gitarnya dan memandang heran ke arah Azmi, "Minta maaf buat apa, Mi?"

"Buat yang waktu itu, gue gak maksud buat gak ngabarin kalian. Tapi gue-

"Gak papa, Mi. Gue cuma terlalu khawatir aja sama kondisi lo, lain kali kalau emang sakit bilang aja, jangan sungkan-sungkan sama kita, Mi. Kita berempat temenan udah lama, bukan baru kemarin."

Jefran tidak marah perihal absennya Azmi, ia hanya terlalu khawatir dengan kondisi Azmi. Ia selalu merasa bersalah jika melihat Azmi yang tiba-tiba drop dan ia sama sekali tidak mengetahui tentang hal tersebut.. Ia hanya merasa tidak berguna sebagai seorang teman yang selalu bersama dengan Azmi.

"Gue cuma gak mau ngerepotin kalian,"

"Justru kita sebagai teman ngerasa gak berguna, Mi, kalau tiba-tiba dapet kabar lo collapse kaya waktu itu."

"Tapi lo beneran udah gak papa, 'kan?" sambungnya.

"Gak papa, waktu itu emang udah jadwalnya gue buat transfusi aja."

Semua berawal dari kejadian dua tahun yang lalu saat mereka masih duduk di bangku kelas sepuluh semester akhir. The Orion's mendapat giliran untuk mengisi acara pensi yang rutin di adakan sekolah mereka setiap akhir semester. Mereka bertiga tidak ada yang tahu perihal sakit yang Azmi derita, yang mereka tahu hanya sebatas Azmi yang mempunyai darah rendah biasa dan daya tahan tubuh yang sedikit lebih lemah dibandingkan dengan yang lain.

The Orion's || 00Line NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang