Selama satu minggu terakhir Azmi merasa kondisinya baik-baik saja kendati dirinya latihan terus-menerus bersama The Orion's, selama itu pula ia merasa aman ketika harus menyembunyikan fakta bahwa ia kembali aktif dengan kegiatan band-nya dari sang Ayah. Azmi terpaksa berbohong Azzam karena jika sang Ayah tahu, sudah pasti Azzam akan melarangnya.
Namun, entah mendapat karma karena telah berbohong dari Azzam atau memang dewi fortuna sedang tidak berpihak kepada dirinya, hari ini Azmi merasa begitu lelah, kepalanya terasa berdenyut sejak pelajaran pertama dimulai hingga sekarang, bahkan napasnya terasa sesak ketika ia merasa irama jantungnya berdetak dengan cepat. Selama pelajaran berlangsung, terlihat Azmi beberapa kali menumpukan kepalanya di atas meja, ia mengerjap pelan ketika papan tulis di depan sana terlihat berbayang dan bergoyang.
"Mi, lo gak apa-apa?"
Raffa yang menjadi teman sebangku Azmi berbisik pelan, sejujurnya ia khawatir dengan kondisi Azmi yang terlihat kurang baik sejak pagi tadi. Apalagi sekarang keringat dingin mulai mengalir di pelipis sang sahabat.
Azmi menoleh, "gak apa-apa."
"Gila, lo pucet banget! Kita izin ke UKS aja, yuk?" pekik Raffa tertahan, untung saja bangku mereka berada di tengah barisan sehingga aksinya tidak terlihat oleh Pak Danu yang sedang menulis di depan sana.
Azmi kembali menggeleng, "gak usah, sebentar lagi juga bel."
Benar saja, hanya beberapa menit setelah itu bel istirahat kedua berbunyi, setelah Pak Danu meninggalkan kelas, Azmi langsung menumpukan kepalanya di atas meja, tangannya tak henti memijit kepalanya sendiri, bahkan terkesan menjambak rambutnya sendiri, berharap denyut menyakitkan itu bisa hilang seketika.
"Azmi, lo kenapa? Hey, kita ke UKS aja, yuk?"
Jefran dan juga Naufal yang duduk di belakang mereka sudah curiga sejak melihat Azmi beberapa kali menundukan kepalanya.
Azmi diam saja tak memperdulikan ajakan ketiga sahabatnya, kini suara mereka hanya terdengar dengungan yang memekakan telinga. Azmi mengadahkan kepalanya ke atas ketika merasakan cairan berbau amis mengalir dari lubang hidungnya. Sontak hal itu membuat ketiganya memekik.
"Eh, Azmi mimisan! Tissue dong tissue, duh siapa yang punya tissue bagi dong!" Naufal berkoar panik, ia menghampiri anak perempuan di kelasnya yang sedang berkumpul di pojok kelas.
"Ini nih, pakai aja punya gue."
"Thanks, La."
Naufal yang menerima sekotak tissue pemberian dari Lala itu langsung berlari menghampiri Azmi, ternyata mimisan Azmi lumayan banyak sampai mengenai seragam sekolahnya.
"Biarin biar keluar aja, Mi. Jangan dongak!"
Dengan telaten Raffa megelap darah Azmi yang masih saja mengalir, "Jef, bantu gue bawa Azmi ke UKS,"
Jefran mengangguk dan segera membantu memapah Azmi dari sebelah kanan, namun belum sempurna langkah mereka tiba-tiba saja tubuh Azmi luruh, matanya terpejam dengan erat.
"Azmi!!"
"Azmi bangun! Duh, panggilin guru aja tolong, woy siapapun itu!"
Alan- sang ketua kelas yang baru saja kembali dari luar itu segera melesat ke ruang guru untuk meminta pertolongan.
Azmi langsung dibawa menuju UKS, sesampainya di sana ia langsung ditangani oleh petugas yang berjaga, namun petugas di sana menyarankan untuk membawa Azmi ke rumah sakit karena mereka merasa Azmi perlu penanganan lebih lanjut, mengingat anak itu juga tak kunjung sadar dari pingsannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Orion's || 00Line NCT Dream
Roman pour AdolescentsFamily & Friendship Hanya sepenggal kisah perjuangan empat orang remaja yang bernaung di bawah band bernama 'The Orion's'. Mereka hanya ingin menunjukan eksistensi mereka di dunia musik lewat acara festival sekolah yang diadakan secara rutin setiap...