sudah masuk waktu Dzuhur, Izza dan keluarga pun pergi untuk sholat sedangkan Zidan sudah kembali sejak tadii.
selesai sholat Izza dan ibu nya di ajak oleh Herman karna akan menemui teman ayah nya, " sebenernya kita mau ke mana yah " Izza bertanya karna sedari tadii ayah nya tak henti' nya tersenyum, Izza jadii kebingungan melihat ayah nya saat ini
Izza dan keluarga nya sekarang sedang bertemu dengan pak kyai dan Bu nyai, Herman langsung bersalaman dengan hangat oleh pak kyai yang ternyata teman ayah nya dlu dan merapatkan ke dua tangan nya kepada Bu nyai begitupun sebaliknya Anisa yang merapatkan tangan kepada pak kyai, dan Izza yang juga menyalami tangan nya dengan hormat.
" Assalamualaikum " suara Herman begitu bahagia bertemu lagi dengan sahabat lama nya " Waalaikumsalam Herman, sudah lama saya gak lihat kamu " mereka pun sama-sama tersenyum dan masuk ke dalam untuk berbicara lebih banyak lagi
saat semua sedang berbincang di dalam datang seorang laki-laki tampan bulu mata lentik dan mata hitam pekat seperti milik Izza, dia Gus Haidar anak laki-laki pertama dari pak kyai dan Bu nyai
" Assalamualaikum " suara laki-laki itu terdengar, Izza langsung menundukan pandangan nya dan semua menjawab salam " Waalaikumsalam " pak kyai tersenyum melihat putra pertama nya itu, Gus Haidar menyalami semua nya dan merapatkan tangan kepada Izza begitupun sebalik nya
Gus Haidar terdiam, melihat wanita se umuran nya nampak malu-malu duduk di dekat umi nya, dia tersenyum simpul melihat itu " siapa dia, kenapa aku justru penasaran dengan dia " sebatas gumam an kecil dari Gus Haidar
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dia Dan Gus Ku
Short Storyaku lebih menghargai sebuah kejujuran yang akhirnya menyakitkan di banding dengan kebohongan yang nanti nya juga akan lebih menyakitkan