keraguan

9 1 0
                                    

Hari ini tepat nya di rumah Izza, Anisa Putri nya itu sedang sibuk' nya memasak untuk pertemuan dua keluarga itu

Izza melamun dia tidak sadar dengan yang nya yang hampir teriris, Anisa yang melihat itu pun dengan cepat menarik tangan Izza " Astaghfirullah, Izza kamu knp ngapain kmu nak sampai ngga sadar tangan mu hampir ke iris " Anisa nampak khawatir menatap anak nya itu, yang di tatap hanya bisa menunduk lesu.

" Maaf Bu, Izza gppa tadii kurang hati' aja " Izza menjawab dengan lemah

Anisa yang paham anak nya tidak baik' saja segera menarik tangn putrinya menuju ruang tamu, ibu dan anak itu kini sudah berhadapan

" Bilang zaa sama ibu, kamu knp jngn seperti ini " Anisa mengusap lembut punggung tangan anak nya, Izza mengangkat kepala nya dan menatap mata ibu nya lekat " apa ayah kandung Izza nanti juga hadir bu " suara yang begitu terdengar lirih menyayat hati Anisa

Anisa mengangguk mengiyakan mata nya pun terlihat begitu redup sekarang " dengerin ibu zaa " Anisa tampak menghela nafas sebelum melanjutkan kata' nya " ini awall yang baik, gimana pun ayah mu berhak tau tentang ini " Izza yang mendengar pun menunduk dan setetes air mata nya jatuh

" Izza belum sanggup buat berhadapan langsung bu, zaa mau liat ayah secara langsung lebih dekat lagii tapii hati za ... " dia menjeda ucapan nya karna suara nya yang tercekat " hati zaa sakitt Bu setiap liat ayah " runtuh sudah pertahanan Izza, menangis dia sejadi jadinya dalam dekapan Anisa

Anisa mendekap anak perempuan nya erat, dia usap bahu Izza lembut " ibu yakin anak ibu nanti nya bisa berdamai sama semua ini, ngga ada sesuatu yang instan zaa semua nya butuh proses butuh waktu ibu yakin kamu bisa yaa zaa " kecupan hangat pun mendarat di pucuk kepala Izza

Antara Aku Dia Dan Gus Ku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang