esok hari nya selepas sholat subuh Izza duduk di tepi ranjang perasaan nya kali ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya walaupun masii begitu terasa sakitt di hati Izza.
ketukan pintu kembali terdengar " zaa, kmu sudah bangun nak? " Itu suara Herman ayah nya, Izza buru-buru menghapus air mata nya dan bangkit untuk membuka pintu, saat pintu terbuka Izza tersenyum kepada kedua orang tua nya itu
" Udah yah Bu " Anisa saling melirik dengan suami nya melihat jelas mata indah itu sekarang nampak redup tak seperti biasa nya, Anisa merasakan sesak yang luar biasa ketika melihat itu
" Ayah sama ibu mau bicara boleh zaa? " Herman bertanya dengan penuh ke hati' an, Izza pun mengangguk.
Herman dan Anisa masuk ke dalam kamar Izza dan duduk di tepi ranjang dan Izza pun ikut duduk di depan mereka
" Zaa, ibu sama ayah minta maaf untuk kesalahan kita berdua yang baru memberitahu tentang ayah kandung kamu zaa " Anisa berucap dengan susah payah menahan tangis nya " Izza ngerti, ayah ibu pasti melakukan ini karna ada suatu sebab kan " Izza nampak tersenyum tapi tidak dengan mata nya yang sudah nampak basah " bagaimana pun kamu tetap putri ayah satu' nya za " Herman mendekat dan mengusap rambut putri nya dengan sayang.
Izza tersenyum pada ke dua nya, sebutir air mata pun lolos dari mata indah tersebut " maafin Izza yah Bu, buat sikap Izza kemarin " Anisa tak kuasa lagi menahan air mata nya, dia mendekap Izza dengan kuat dan menumpahkan semua air mata nya.
Assalamualaikum semua nya
terimakasih sudah mampir di cerita ini, mohong dukungan dari kalian semua yaa terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku Dia Dan Gus Ku
Cerita Pendekaku lebih menghargai sebuah kejujuran yang akhirnya menyakitkan di banding dengan kebohongan yang nanti nya juga akan lebih menyakitkan