Suara motor kini memenuhi jalan sepi di tengah malam, keramaian motor yang di kendarai oleh cowo dengan berbalut pakian serba hitam.
Malam ini geng motor yang terkenal dan sangat di sayangi masyarakat yaitu Leonidas kembali bergerak karna salah satu anggota mereka yang di begal dan di pukuli habis-habisan oleh gangster Black Moon, musuh terbesar Leonidas.
Gerombolan geng motor yang di pimpin oleh Mahesa Aksa Putra, kini telah sampai di depan markas besar Black Moon, tanpa basa basi mereka mendobrak pintu markas dan segera mencari ketua Black Moon.
Brugh... Dengan seketika semua orang yang ada di dalam markas terkejut dengan kedatangan Leonidas.
"Bilang boss, Leonidas dateng," bisik salah satu orang yang berada di barisan belakang Black Moon, Mereka berjalan dengan penuh emosi.
"Ngapain lo ke sini?," tanya Damar, bisa di bilang tangan kanan ketua Black moon.
Reyhan mengepal tangan nya dan meninju wajah damar tanpa aba aba, dengan cepat Reyhan menahan kerah baju damar dan berteriak seperti harimau kelaparan.
"Dimana bos lo anjing?!,"
Mahesa menarik Reyhan untuk menjauh dari damar, Mahesa memberi kode untuk bersabar sampai ketua Black Moon datang, Damar membenarkan kerah baju nya yang sempat berantakan.
Dari kejauhan terlihat seseorang dengan badan yang lumayan tegap berjalan ke arah kerumunan yang ada di depan markas, Reyhan menatap orang itu dengan emosi, dan sekali lagi Mahesa masih tetap menahan Reyhan.
"Gausah di tahan lagi, hajar langsung," ucap Satya kepada Mahesa, Mahesa menatap Satya dengan mata elang nya, dengan seketika Satya diam.
"Tahan emosi lo, inget rencana kita," Mendengar perkataan Mahesa Reyhan mengangguk dan menjadi lebih santai, Mahesa membenarkan jaket nya agar lebih rapih.
Mahesa berjalan santai menghadapi Vino ketua Black Moon, dengan senyum miring nya Mahesa bertanya dimana anggota mereka yang kemarin menjadi korban, karna sampai saat ini Sean belum ada kabar.
Sean termaksud ke dalam inti Leonidas, bersama ke enam anggota inti lain nya yaitu.
Mahesa sebagai ketua, Reyhan sebagai panglima, Azka dan Juan informan, Satya, Ricky, dan, Sean di bagian strategi.
Di antara ke tujuh inti Leonidas, Sean memang selalu menjadi incaran gangster lainnya termaksud Black Moon, karna Sean memiliki otak cerdas dan licik, Sean juga selalu bisa mengotak-ngatik strategi setiap kali ingin bertempur melawan gangster yang meresahkan masyarakat. Dan, strategi Sean selalu berhasil menipu lawan dan Leonidas berhasil mengusir gangster pembuat onar.
"Ngapain nanyain dia?, bentar lagi juga mati," jawab Vino dengan enteng, Sungguh saat ini Reyhan tengah mati-matian menahan emosi dan amarah nya.
"Gue tau Sean bisa bertahan lebih lama dari yang lo kira," ucap mahesa, Vino tertawa renyah dan memberi kode kepada anak buah nya untuk membawa Sean keluar.
Dengan mata terbelalak semua anggota Leonidas terkejut dengan kondisi Sean sekarang, banyak luka pukulan dan juga goresan pisau atau silet yang lumayan besar di tangan kanan nya.
"BANGSAT, LO APAIN SEAN?," Teriak Ricky yang sedari tadi diam, Mahesa berjalan mundur dan berbisik kepada Reyhan.
"Ambil rencana B," Reyhan mengangguk dan mengajak anggota lain nya keluar dari markas.
Hanya tersisa Mahesa yang berada di dalam markas, Mahesa tidak berani melirik ke arah Sean karna takut diri nya terbawa emosi dan menghancurkan renacan yang telah di buat.
Vino berjalan mendekati mahesa, "bentar lagi anggota kesayangan lo pergi untuk selamanya," ucap Vino.
"Gak segampang itu," Mahesa mundur, dan berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor | ENHYPEN
Teen Fiction"Keana cewe gue, dia milik gue, dan akan selalu begitu." "Kalo lo sekali-sekali mau ngambil milik gue, gak akan gue biarin hidup lo tenang!." Tentang pengkhianatan yang terjadi di dalam persahabatan yang sudah lama terjalin, tentang cinta yang menja...