Traitor 05

7 2 0
                                    

Mahesa kini tengah duduk di ruang keluarga dengan senyum nya yang tak berhenti hilang sedari tadi.

Hari ini tuhan sangat baik kepadanya, tidak ada masalah apapun pada siang hari, dan malam hari nya dia di pertemukan dengan Keana.

Tidak hanya di pertemukan, dia bahkan mengantar sampai kedepan rumah nya, jangan lupa tadi dia juga bersalaman dengan mama Keana sungguh hari yang indah.

"Bujang mama kenapa mesem-mesem gini?." Ucap Mama nya yang membawa secangkir teh hangat untuk putra satu-satunya ini.

"Mama tau gak?." Tanya Mahesa kepada mama nya yang kini sudah duduk di sampingnya, Mama nya hanya menggeleng.

"Tadi Mahesa nganterin pulang cewe inceran Mahesa di sekolah." Ucap Mahesa, mama nya ikut tersenyum sumringah.

"Serius? terus-terus gimana?." Tanya mama nya dengan excited.

"Mahesa anterin sampe rumah, terus salaman sama mama nya".

"wuih udah salaman aja nih sama mama nya, terus kamu kapan ajak dia kesini?, biar gak cuma kamu yang kenal mama nya, tapi dia juga harus kenal sama mama kamu." Kata mama nya.

"Sabar dong ma, kan Mahesa sama dia aja belum jadian." ucap Mahesa sembari mengambil cangkir yang berisi teh.

"Yaudah kamu cepetan tembak dia, kan gak mungkin juga dia nolak anak ganteng kaya kamu." Seketika Mahesa tersedak saat mama nya berbicara seperti itu, ya memang sesimple itu tapi Keana bukan seperti mantan-mantannya yang nerima dengan mudah cinta Mahesa.

"Eh kamu pelan-pelan dong minum nya jangan buru-buru." Mama nya mengelus punggung anaknya itu.

Mahesa menaruh cangkir nya kembali "Ma, Keana gak segampang itu buat di taklukin, kaya nya buat dapetin dia harus bener-bener berjuang."

"Maksudnya gimana?," tanya mama nya yang masih kurang paham.

"Mahesa cerita lain kali aja ya ma?, mau ke kamar dulu ngantuk. Mama jangan begadang ya?, good night." kata Mahesa sebelum pergi ke kamar nya dia terlebih dahulu mencium kening mama nya.

Mahesa menutup pintu kamar nya dan segera menidurkan tubuh nya di kasur, tapi tak lama dia bangkit kembali karna harus mengganti baju nya dan membilas kepalanya karna kehujanan tadi. Mahesa punya kamar mandi sendiri di kamar nya, jadi dia tidak perlu keluar lagi untuk bersih-bersih.

Kamar Mahesa sangat minimalis tapi terkesan mewah, di kamar nya ada salah satu lemari yang berisi banyak boneka dan mainan perempuan, bukan tanpa alasan dia mengoleksi barang itu semua.

Ketika dia masih kelas 10 SMA sekitar dua tahun yang lalu, mama nya di nyatakan positive hamil, ketika sudah 7 bulan usia kandungan mama nya ternyata bayi yang ada di dalam kandungan mama nya adalah perempuan, karna Mahesa sangat menginginkan adik perempuan maka dari itu dia sangat senang.

Lalu dia mulai mengumpulkan uang untuk membeli boneka dan mainan perempuan lainnya, biar nanti jika sudah besar papa mama nya tidak perlu membelinya lagi.

Tapi saat kandungan mama nya berjalan 8 bulan, bayi yang ada di kandungan mama nya tidak bisa di selamatkan karena ada infeksi dalam kehamilan, saat itu Mahesa tidak bisa berkata-kata dia sangat sedih dan kecewa, tapi dia bisa apa?.

Dulu teman-teman nya sempat meledeki Mahesa saat melihat lemari yang berisi mainan itu, tapi setelah tau apa yang sebenarnya terjadi mereka berhenti meledeki. Mama nya sudah sering menyuruh Mahesa untuk membuang itu semua tapi Mahesa tidak mau, itu semua masih bisa di beri ke anak-anak lainnya.

Setelah selesai bebersih Mahesa kembali ke ranjang nya, suasana malam ini sangat dingin di tambah AC yang menyala, tapi aneh nya Mahesa tidur tidak mengenakan baju, membuat jantung tidak aman untuk kaum hawa yang melihat nya, tapi untung saja di rumah ini cuma ada dia dan mama nya.

Traitor | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang