Malam ini cuaca nya sangat bagus untuk menikmati suasana malam yang tenang dan sunyi, melihat bintang yang terang mengkhayal akan adanya kebahagian untuk hari esok.
Dan malam ini menjadi malam special yang sebenarnya untuk Keana tidak ada tangisan dan hanya ada canda tawa bersama kedua temannya.
"Tadi lo kenapa kasar begitu si Na sama ka Mahesa?," tanya Nara dengan tangannya yang memegangi sosis yang tengah di bakar.
"Gue cuma pengen dia gak ganggu gue lagi." jawab Keana dengan posisi yang sama dengan Nara, mereka bertiga mengobrol tetapi pandangannya fokus ke arah bakaran.
"Kalo kaya gitu yang ada dia ilfil sama lo Na," ucap Indy.
"Itu tujuan gue,"
"Kenapa lo gak buka hati aja?," tanya Nara, kini Nara menatap ke arah Keana.
"Belum siap," jawab Keana, lalu suasana kembali sunyi hanya ada suara kayu yang terbakar dan suara jangkring yang saling sahut-sahutan.
Keana berdiri dan mengambil dua botol soju yang di sembunyikan Nara tadi, dengan tiga gelas yang sudah mereka sediakan.
"Kita beresin bakaran nya dulu ya baru minum soju ini," ucap Keana kedua temannya setuju.
Mereka membereskan bakaran yang sudah tidak ada apinya, makanan yang tadi di bakar tidak habis tetapi Indy simpan di dalam kulkas supaya besok bisa di panaskan.
Semua sudah beres, mereka menggelar karpet yang lumayan tebal di atas rumput dekat saung dan memulai acara minum mereka.
Sebenarnya hal ini tidak boleh di lakukan oleh remaja yang di bawah umur, tapi mereka tetap melakukannya karna untuk bersenang-senang.
Jam sudah menunjukan pukul 00.32, Nara dan Indy sudah tepar, hanya Keana yang masih sadar karna dia minum hanya 3 gelas saja, melihat kedua temannya yang sudah tepar dan kemungkinan tidak bisa di pindahkan ke kamar jadi Keana berinisiatif mengambil bantal dan selimut untuk mereka tidur.
Keana memakaikan selimut untuk Nara dan Indy, lalu dia terkekeh.
"Gue yang cape, mereka yang tepar."
Keana ikut berbaring di samping Indy dan menatap langit malam yang indah, dia mengeluarkan handphone nya dan mengambil gambar langit malam ini.
Keana menyetel lagu Diri-Tulus, lagu itu sangat pas untuk di dengar dengan suasana seperti ini, Keana kembali menatap langit dan tersenyum sekilas saat melihat indah nya langit, ini benar-benar healing yang terbaik.
Lalu dia teringat ke Mahesa, apa benar tadi dia sekasar itu? tapi itu hanya untuk Mahesa menjauh dia tidak mau buka hati sampai hidup nya bisa benar-benar membaik.
Mahesa memang sangat keliatan tulus tapi susah jika dari diri Keana belum mau buka hati.
Setelah melihat jam yang sudah lumayan larut Keana langsung bergegas tidur karna besok siang dia harus kembali bekerja.
06.00
Pagi ini ternyata tidak secerah cuaca tadi malam, tanah kembali basah karna hujan, ketiga cewe yang tengah tidur itu segera bangun dan membereskan tempat tidur mereka sebelum hujan semakin deras.
Indy dan Nara keliatan segar karna semalam mereka tidur duluan, sedangkan Keana kini melanjutkan tidur di sofa ruang tamu.
Indy membuat sarapan untuk kedua temannya itu, beberapa roti panggang, dan susu putih menjadi menu utama sarapan pagi ini.
"Na bangun sarapan dulu," ucap Nara yang sedikit menggoyangkan tubuh Keana, dengan mata yang masih sedikit tertutup Keana bangun untuk sarapan nyawanya belum terkumpul semua tapi dia sempatkan untuk sarapan, kalau tidak nanti kedua temannya ini pasti akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor | ENHYPEN
Teen Fiction"Keana cewe gue, dia milik gue, dan akan selalu begitu." "Kalo lo sekali-sekali mau ngambil milik gue, gak akan gue biarin hidup lo tenang!." Tentang pengkhianatan yang terjadi di dalam persahabatan yang sudah lama terjalin, tentang cinta yang menja...