Bel sekolah sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, siswa satu persatu meninggalkan sekolah. Kini Keana, Indy dan Nara masih berdebat di depan kelas mereka Keana ingin pulang sendiri tanpa harus di antar tapi kedua temannya ini bersikeras untuk mengantar Keana sampai rumah.
"Gue bawa motor, lo pada mau nganterin gimana?" tanya Keana.
"Ya kita tumpuk tiga apa susahnya," jawab Indy.
"Nah bener, Indy yang bawa motornya." ucap Nara, Indy melirik Nara dan menyipitkan matanya.
"Gue gak bisa bawa motor kalo lo lupa," ucap Nara.
"Oh iya lupa, yaudah kalo gitu gue yang bawa motor sini mana kuncinya," ujar Nara.
Keana menyembunyikan kunci nya di belakang punggung nya, "Ga, udah si kalian pulang aja gue udah sehat ko." ucap Keana, Nara menggerakan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri mengartitakan 'Tidak'.
"Gausah macem-macem, Na udah ah sini mana." ucap Nara yang mencoba mengambil kunci itu.
"Ra gausah gila deh, lo mau kita kaya jamet?."
"Biarin yang penting lo gak kenapa-kenapa, Ndy bantuin ambil kunci nya napa malah diem." ucap Nara Indy pun segera mengikuti perkataan Nara.
Keana berusaha keras menyembunyikan kunci itu dari Nara dan Indy, dia berlari kesana kemari demi kunci nya tidak di ambil.
Keana menjulurkan lidahnya karna kedua temannya itu tidak berhasil mengambil kunci, tapi tiba-tiba seseorang dengan mudah mengambil kunci Keana.
"Keana pulang sama gue, lo berdua duluan aja." ucap orang itu, Nara dan Indy saling tatap lalu pergi meninggalkan keduanya.
Otak Keana sedikit nge-bug saat orang ini datang tiba-tiba, "Bang Eca ada urusan, lo pulang sama gue." ucap orang itu Keana hanya mengangguk karna masih bingung.
Mereka sampai di parkiran yang sudah lumayan sepi, karna semua siswa sudah pulang dari tadi.
"Sebentar ky," ucap Keana, Ricky menengok ke arah Keana orang itu adalah Ricky dia di suruh Mahesa untuk mengantar Keana pulang karna dia sedang ada urusan.
"Kenapa?," jawab Ricky.
"Kenapa jadi lo yang nganter gue?,"
"Lo gak denger tadi gue bilang? bang Eca lagi ada urusan," ucap Ricky
"Oh bilang aja lo mau nya di anter bang eca yakan?," Lanjutnya yang membuat Keana kelagapan, bukan itu maksud Keana dia hanya malas di antar oleh Ricky padahal dia masih bisa membawa motor.
"Eh gak gitu maksudnya, gue bisa ko bawa motor sendiri." ujar Keana.
"Udah cepet naik ini perintah dari bos besar gak boleh di bantah, kalo lo ngebantah gue bawa kabur motor lo." titah Ricky, akhirnya mau tak mau Keana menurutinya.
Selama di perjalanan hanya ada keheningan, mereka sibuk dengan fikiran masing-masing Keana memperhatikan jalan dengan otak nya yang bertanya haruskah dia izin kerja hari ini? karna jujur saja tubuh Keana belum terlalu kuat untuk kerja, sedangkan Ricky dia tidak berani berbicara banyak sama Keana karna itu sama saja seperti suatu pengkhianatan fikirnya, padahal Mahesa saja tidak melarang hal itu Mahesa hanya melarang Ricky untuk jatuh hati kepada Keana.
Mereka sudah memasuki gang Keana, dari kejauhan bisa di lihat jelas ada mobil yang terparkir tepat di depan rumah nya dan mobil itu adalah mobil papa nya Keana sangat hafal.
"Ky, puter balik cepet!" pinta Keana.
"Hah? salah gang ya? tapi kata lo udah bener ini gang nya." ucap Ricky yang sedikit menurunkan gas motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traitor | ENHYPEN
Teen Fiction"Keana cewe gue, dia milik gue, dan akan selalu begitu." "Kalo lo sekali-sekali mau ngambil milik gue, gak akan gue biarin hidup lo tenang!." Tentang pengkhianatan yang terjadi di dalam persahabatan yang sudah lama terjalin, tentang cinta yang menja...